Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual
Gempa bumi tersebut disebabkan karena wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.
Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.
Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga hal tersebut membuat wilayah tersebut rawan gempa bumi.
Baca Juga: Dua Pesawat Adu Bagong di Udara, Terbakar dan Jatuh di Depan Mata Ribuan Penonton: 6 TEWAS
Baca Juga: Resep Sambal Oncom Pedas Khas Sunda, Seuhahnya Nampol, Pas Jadi Cocolan Uli Ketan, Dijamin Ketagihan
Selain itu, wilayah tersebut memiliki morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan yang juga berpotensi terjadi gerakan tanah, hal ini dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Adapun menurut informasi dari harian Pikiran Rakyat, kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan kerusakan rumah penduduk di Desa Jatisari, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut.
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah.
Baca Juga: Tempat Nongkrong dan Ngopi yang Hits, Suasana Istimewa di Bandung, Udara Sejuk Wajib Dikunjungi