Ia juga mempertanyakan apakah langkah seperti itu tidak berbahaya. Soalnya, orang akan dengan mudah melakukan spekulasi-spekulasi dengan gambar sketsa yang tidak jelas tersebut.
Agustinus Pohan juga memperkirakan kemungkinan polisi menghadapi kendala dalam pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini.
Sebab, sampai hari ini polisi belum menemukan titik terang sehingga melakukan berbagai cara, termasuk menyebar sketsa terduga pembunuh kasus Subang ke masyarakat.
Menurut dia, upaya yang dilakukan oleh polisi untuk meminta bantuan masyarakat dengan menyebarkan sketsa yang tidak jelas, akan menimbulkan banyaknya gesekan di masyarakat yang bisa mengganggu proses penyelidikan.
"Bukan tidak mungkin orang yang tidak suka pada orang tertentu mengatakan, itu kaya 'si ini' ya. Sehingga bisa menimbulkan spekulasi. Dan spekulasi itu bisa menimbulkan gesekan di tengah masyarakat," tutur Agustinus Pohan.
Dugaan rute kabur pelaku
Seperti diketahui, warga sekitar mengetahui adanya dua jasad tanpa busana di bagasi Mobil Alphard hitam yang terparkir di TKP rumah Ciseuti.
Suami dan sekaligus ayah korban yakni Yosef, merupakan orang yang datang pertama ke TKP kemudian melihat kondisi rumah yang acak-acakkan.
Dengan dugaan telah terjadi perampokan, Yosef kemudian melapor ke Polsek Jalancagak dan terlebih dahulu mampir di rumah kakak almarhum Tuti untuk melaporkan soal kondisi di TKP.
Saat Yosef ke kantor Polsek Jalancagak itulah banyak warga yang sudah berkerumun dan menyaksikan ada jasad Tuti dan Amel ditumpuk di bagasi mobil.