Sementara itu mantan bendahara sekolah di bawah naungan Yayasan Bina Prestasi Nasional, curiga bahwa motif dibalik kasus Subang terkait yayasan.
Namun, saksi ini tidak mengemukakan alasan kecurigaan tersebut.
“Saya mengetahui dari YouTube ada yang menyebut kasus Subang ini terkait yayasan dan dana BOS,” tuturnya.
“Curiga sih,” ujarnya.
Namun saat ditanya siapa orang yang paling terancam di yayasan dengan keberadaan almarhum Amel sebagai sekretaris yayasan dan pengendali uang di yayasan?
Saksi ini menyatakan tidak tahu, karena tidak setiap hari dia datang ke sekolah. Sebab ketika Amel dan ibu Tuti masih hidup, saksi ini masih bertugas sebagai perekrut siswa yang akan masuk ke SMP dan SMK di bawah naungan Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Dalam keterangan sebelumnya, saksi ini mengatakan bahwa dia diangkat jadi bendahara di sekolah di bawah yayasan pada September 2021 dan SK pengangkatan baru keluar pada Oktober 2021.
Saksi ini kemudian memaparkan, saat dia menjabat sebagai bendahara, jumlah siswa di SMP dan SMK di bawah naungan yayasan sudah berkurang sekitar 150 siswa pasca terjadinya kasus Subang. Dari sebelumnya jumlah siswa di SMP dan SMK berjumlah total sekitar 400-an, berkurang menjadi di SMP ada 146 siswa dan di SMK ada 153 siswa.
Namun menurutnya, sebagian yang berkurang itu karena mereka kelas 3 dan sudah lulus baik dari SMP maupun dari SMK.