Ada dua perhatian utama Fredy Sudaryanto, yaitu soal keseharian yayasan dimana kedua korban juga adalah pengurusnya, dan keluarga Yosep pula selaku pendiri Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Baca Juga: KKN di Desa Penari, Sosok Mirip Badarawuhi Siluman Ular Pernah Nyasar ke Amerika
Pertama, yaitu sosok rumah keluarga korban atau keluarga Yosep di Ciseuti, yang menurut Fredy Sudaryanto, sebenarnya biasa-biasa saja, walau tanahnya luas.
Kedua, adalah kondisi keuangan di yayasan berikut jumlah jumlah murid yang diurus.
“Informasi diperoleh dari beberapa sumber, yayasan itu tidak terlalu maju. Kabarnya, jumlah peserta didik pun juga tidak terlalu banyak,” tanya Fredy Sudaryanto.
Baca Juga: Pemerhati KASUS SUBANG : Jin Khodam pada Film KKN di DESA PENARI, Begini Sebenarnya Makhluk Itu
Diketahui, kata Fredy Sudaryanto, pada yayasan sekolah yang diperoleh biasanya diperoleh bantuan pemerintah. Misalnya, biaya bantuan operasional sekolah (BOS) ratusan juta rupiah namun utamanya dialokasinya dengan operasional sekolah.
Lalu, Fredy Sudaryanto juga berpikir harta mana lagi yang dimiliki kedua almarhumah ?
“Nah jika ada orang disebut dalang itu ingin menguasai harta, lalu harta yang mana ? Ini mesti dicari tahu,” kata Fredy Sudaryanto.