AKHIR KASUS SUBANG: Terbongkar Pelaku Berlindung di Balik Isu Banpol, Yosef Pun Siap Laporkan Danu

- 12 Mei 2022, 06:05 WIB
Police line masih terpasang di rumah TKP kasus Subang. Hampir sembilan bulan tak berpenghuni, rumput ilalang dibiarkan tumbuh subur. Ada dugaan pelaku berlindung di balik isu Banpol dan Yosef siap laporkan Danu.
Police line masih terpasang di rumah TKP kasus Subang. Hampir sembilan bulan tak berpenghuni, rumput ilalang dibiarkan tumbuh subur. Ada dugaan pelaku berlindung di balik isu Banpol dan Yosef siap laporkan Danu. /Dok. DeskJabar.com/

  DESKJABAR  - Kasus Subang yang terjadi pada Rabu 18 Agustus 2021 masih menyisakan misteri. Pelaku dan dalangnya belum juga terungkap.

Hingga hari ini, kasus Subang atau kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel sudah berjalan sembilan bulan.

Selama itu, banyak drama dan intrik yang terjadi. Tak heran jika meski Kapolda Jabar sudah dua kali mengatakan akan segera mengumumkan kasus Subang tak juga terealisasi.

Bahkan saking tidak menentunya penyelesaian kasus Subang, belakangan ini muncul ke permukaan adanya konfrontasi di antara dua kubu saksi, yakni kubu Yosef Vs Kubu Danu.

Baca Juga: Ada Ular Gaib Panjang 4 Km, Buaya Putih dan Ikan Mas Sebesar Pintu: MISTERI MISTIS Waduk Jatigede Sumedang

Baca Juga: JADWAL BULUTANGKIS Hari Ini di MNCTV dan iNews, PEREMPAT FINAL INDONESIA VS CHINA Jam 09.00 WIB SEKARANG

“Ada beberapa hal yang kecenderungannya dalam sebulan terakhir ini yang sangat nyata dimana pak Yosef sepertinya menantang Danu,” ungkap Anjas Asmara dalam kanal Youtube miliknya Anjas di Thailand yang diunggah 11 Mei 2022.

Kenapa Danu selalu dibawa-bawa, bukankah Danu saat tampil wawancara di Youtube terlihat seperti sosok yang lugu, yang tidak dapat keuntungan apapun dari meninggalnya kedua korban kasus Subang?

Kemudian bukankah Danu juga tidak memiliki background atau latar belakang yang mengarah dia bisa tega untuk melakukan hal-hal seperti itu?

Menurut Anjas Asmara yang sejak kasus Subang muncul selalu konsisten mengawal kasus ini, sepertinya kubu Yosef dan Danu sama-sama seimbang.

“Ada yang percaya Yosef terlibat, ada juga yang percaya bahwa Danu yang terlibat”, kata Anjas Asmara.

Namun begitu jelas Anjas, semua penilaian itu adalah asumsi di masyarakat karena yang bethak memutuskan itu adalah penyidik, kemudian kejaksaan serta pengadilan.

Dalam videonya yang berjudul: ‘AKHIR PENETAPAN KA5US SUBANG !! YOSEP K0NFR0NTAS1 DANU LANGSUNG !!’,  Anjas mereview pernyataan Yosef yang dikutipnya dari Youtube Koin Seribu 77.

Baca Juga: UPDATE Medali SEA Games 2022, Rabu 11 Mei 2022  Pukul 18.00 WIB: INI POSISI INDONESIA

Yosef menegaskan bahwa Danu silahkan menantang dan dirinya sudah siap melaporkan Danu. Danu harus bertanggungjawab atas kebohongan-kebohongan yang telah dilakukannya.

Yosef juga menyoroti soal Danu yang ketawa dan membuatnya sangat sakit hati. Ditegaskan suami dari korban Tuti dan ayah dari Amel,  Danu itu banyak kebohongan.

“Tapi dia tidak tahu apa yang telah Bapak lakukan saat dikonfrontir di depan penyidik dan Kapolres Subang. Itu aja siapa takut?”, kata Yosef.

Menyimak pengakuan Yosef itu, menurut analisia Anjas Asmara, kemungkinan pihak penyidik di Jawa Barat cenderung mendukung Yosef.

Namun pada saat di depan Danu dan tim kuasa hukumnya, kata Anjas Asmara pihak penyidik juga  melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan kepada Yosef.

“Apakah ini strategi yang dipakai penyidik di Jawa Barat (Polda) untuk memberikan kesan pro di masing-masing saksi, padahal sedang mengolah data?. Menurut aku (jika benar) ini adalah strategi yang bagus”, ujar Anjas Asmara.

Namun Anjas Asmara mengingatkan bahwa kasus Subang ini sudah berjalan sembilan bulan lamanya. Kenapa belum juga membuahkan hasil?.

Berati strategi yang diterapkan penyidik yang seolah-olah pro kepada setiap saksi yang diperiksanya tidak berhasil?.

“Betul karena menurut aku nggak ada strategi yang sempurna. Kalau memang strategi A berhasil dipakai di kasus ini, belum tentu itu bisa berhasil untuk semua kasus”, ungkap Anjas.

Sebab itu saran Anjas Asmara, jika sudah sembilan bulan berjalan namun belum juga membuahkan hasil, strategi pendekatan kepada saksi yang dilakukan Polda Jabar itu harus segera dihentikan.

Baca Juga: Apakah NYI RORO KIDUL Itu Jin, Siapa Dia? Ustadz Syafiq Riza Basalamah Menjelaskan

Berlindung di balik isu Banpol

Menyinggung isu Banpol, Anjas punya kesimpulan sendiri. Diakuinya, Polda Jabar sudah membantah bahwa  Banpol itu tidak ada.

Namun Anjas mengungkapkan dirinya sudah menonton rekaman video Kepala Desa Jalancagak yang dikirimkan kepadanya (tidak diunggah di Youtube) yang mengatakan bahwa Banpol itu nyata adanya.

Bahkan kata Anjas Asmara, video itu juga sudah dikirimkan Kades Jalancagak ke Achmad Taufan pengacara Danu. Dan secara fisikal memang ada dua orang Banpol.

Yosef sendiri ujar Anjas, telah mengkui bahwa oknum Banpol yang ramai dibicarakan itu ada. Tapi apakah Banpol tersebut berhubungan dengan kasus pembunuhan Subang?  

Soal pengakuan Danu yang mengklaim dirinya disuruh oleh Banpol dimaksud untuk membersihkan kamar mandi sehari setelah kejadian atau Kamis 19 Agustus 2021,  menurut Anjas itu bisa saja karena kemalasan oknum Banpol itu.

Pasalnya pada waktu itu sedang PPKM dan baru saja memperingati HUT RI. Makanya si Banpol agak malas-malas dan mungkin karena jijik maka menyuruh Danu membersihkan kamar mandi yang banyak bercak darah.

Lalu soal Danu diminta masuk ke mobil Alphard tempat ditemukannya jasad Tuti dan Amel, kata Anjas itu juga alasannya sama karena kemalasan oknum Banpol.

Berdasarkan video kiriman Kades Jalancagak kepadanya, Anjas mengatakan bahwa malam hari di tanggal 18 Agustus 2021 setelah selesai identifikasi, oknum Banpol itu disuruh atasannya untuk membawa mobil Alphard dari rumah TKP ke Polsek Jalancagak.

Baca Juga: PANGANDARAN BERANTAKAN: Susi 'Murka' Sampah Berserakan, Tiket Masuk Dinaikkan?

Karena malam itu tidak ada orang dan si Banpol merasa takut sendirian, makanya mengajak seseorang yang ada di TKP yaitu Danu masuk ke mobil Alphard.

Jika hal itu benar, menurut Anjas, sepertinya ada ketakutan jika kasus tersebut terbongkar maka kelemahan-kelemahan penyidik Jawa Barat akan terbongkar pula.

“Misalnya mengenai SOP yang tidak dijalankan, kemudian juga mengenai kelemahan-kelemahan yang tidak begitu cakap dalam menyelesaikan kasusnya”, ujar Anjas.

Soal kesalahan, hemat Anjas itu hal yang wajar karena stiap manusia tidak ada yang sempurna. Setiap daerah punya level kemampuan masing-masing yang berbeda.

Yang penting tegas Anjas, jika memang ada yang salah dalam SOP seharusnya berjiwa besar saja diakui bahwa itu memang salah, daripada dibiarkan begitu saja.

Apalagi jika ternyata isu kelemahan tersebut yang tidak ada hubungannya dengan kejadiannya, dipakai oleh sebagian orang untuk melakukan framing-framing pelaku yang sebenarnya, ini justru mengorbankan kebenaran”, ujar Anjas.

Anjas berpendapat isu Banpol bukanlah sesuatu hal yang pundamental dia terlibat dalam kasus Subang ini karena berhubungan dengan identifikasi (bukan bagian dari pelaku).

Tapi, tegas Anjas Asmara, harus diakui oknum Banpol ini melakukan kesalahan yang tidak sesuai SOP karena kemalasannya tadi.

Yang bahaya kesalahan SOP oknum Banpol itu justru dipakai oleh orang-orang tertentu yang kemungkinan besar dia adalah bagian dari pelakunya untuk menyelamatkan diri.

“Dan ternyata strategi ini berhasil. Bbuktinya sampai sembilan bulan lebih kasus dari pembunuhan ini masih belum terungkap, karena mereka tahu banget kelemahan-kelemahan dari penyidik itu dipakai, di-blowup untuk menyelamatkan mereka,” ungkap Anjas Asmara.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x