Kembali ke kesaksian di persidangan. Saepudin mengungkapkan saat kecelakaan terjadi, dia melihat kondisi Handi memang tak sadarkan diri. Akan tetapi, dia meyakini bila Handi masih bernyawa.
"Iya sempat (diraba denyut nadinya). Saya sempat ngangkat juga (Handi). Kondisi hidup tapi keadaan pingsan," tutur dia.
Sedangkan Salsa, kata Handi, dia melihat posisi Salsa ada tepat di kolong mobil berwarna hitam doff itu. Dia menyebut kondisi Salsa sudah tak bernyawa.
"Sama sekali nggak bergerak di bawah mobil. Pernah diraba pas sudah di bawa keluar, ke pinggir jalan. Kakinya juga patah yang perempuan, ini-nya (menunjuk kepala) bolong sebelah kiri," ujar dia.
Kasus ini berawal saat Kolonel Priyanto dan dua anak buahnya menabrak Handi dan Salsa di Nagreg.
Kolonel Priyanto dkk tak menolong Handi-Salsa, tapi membawa mereka hingga keluar dari Jabar dan membuang tubuh kedua korban ke anak Sungai Serayu.
Salsa dibuang ke sungai dalam kondisi meninggal dunia. Sedangkan Handi dibuang ke sungai dalam kondisi masih hidup.
Jasad kedua korban ditemukan di Sungai Serayu. Dari ketiga tersangka, diketahui Kolonel Priyanto-lah yang menolak membawa Handi-Salsa ke rumah sakit setelah kecelakaan akibat tabrakan dengan mobilnya. Dia juga yang memiliki ide keji membuang tubuh Handi-Salsa ke sungai.***