Asal tahu saja, terowongan ini sebenarnya dibangun pada lahan yang rawan longsor. Sebab itu digunakan teknologi New Austrian Tunnelimg Method (NATM), yang memungkinkan deformasi masa batuan sebelum menstabilkan terowongan sehingga mengurangi jumlah bahan pendukung tambahan.
Beberapa alternatif dilakukan penggalian tanah atau regrading, penguatan lereng, sumuran dengan sistem pompa, serta penambahan lahan agar lereng menjadi lebih landai.
6. Didanai pinjaman Cina dan BUJT
Pendanaan Tol Cisumdawu menggunakan beberapa sumber seperti dari pemerintahan Tiongkok yang merupakan bagian dari viability gap fund (VGF) dan juga investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Citra Karya Jabar Tol.
Dana APBN dan pinjaman dari pemerintahan Cina, digunakan untuk pembangunan seksi I dan seksi II dengan total Rp 6,6 triliun. Sedangkan seksi III hingga VI dibiayai oleh BUJT dengan investasi Rp 8,1 triliun.***