DESKJABAR - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang memasuki bulan keempat. Banyak yang berharap kasusnya terkuak sebelum pergantian tahun, dan polisi dapat menetapkan tersangkanya.
Harapan tersebut tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga keluarga korban dan saksi dalam kasus tersebut, termasuk juga harapan dari istri muda Yosef, Mimin.
Dalam beberapa kesempatan wawancara yang ditayangkan di sejumlah media, Mimin berkata dengan suara serak.
Dalam wawancara dengan Mbak Suci di rumah Mimin yang videonya tayang di kanal YouTube Misteri Mbak Suci, Minggu 5 Desember 2021, terkuak alasan suara serak Mimin.
Hal itu bermula tatkala Mbak Suci hendak menanyakan beberapa pertanyaan kepada Mimin dalam obrolan santai.
"Eh tapi, ibu sehat nih. Selama ini kayaknya lagi serak?" tanya Mbak Suci dengan isyarat menunjuk ke lehernya.
"Sebetulnya sehat. Tapi dulu 2005 pernah dioperasi dua kali. Ada benjolan di leher. Satu tahun dua kali dioperasi," jawab Mimin.
"Amandel?" kata Mbak Suci kembali bertanya.
"Sejenis daging aja. Di sini, kiri, kanan," ucap Mimin menunjuk lehernya.
Terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dengan korban Tuti Suhartini dan anaknya, Amalia Mustika Ratu alias Amel, Mimin menjelaskan bahwa dia sudah 13 kali menjalani pemeriksaan sebagai saksi.
"Alhamdulillah kalau lingkungan di sini, mereka pada baik semua. Cuma kalau keluar selama pemeriksaan berjalan, nggak keluar rumah kecuali ada panggilan pemeriksaan," ucap Mimin.
Untuk keperluan sehari-hari, ia mendapat bantuan dari anak, saudara, dan tetangga. Ada yang memberikan makanan. Ada pula yang memberikan uang.
Ia justru menyayangkan pemberitaan sejumlah media yang dianggapnya sebagai ujian dan cobaan bagi keluarganya.
"Semoga cepat terungkap. Semoga pelakunya cepat ditangkap dan dalangnya," ujar Mimin.
Jabat bendahara sekolah bukan di yayasan
Pada kesempatan itu, Mimin mengonfirmasi pemberitaan di sejumlah media bahwa ia pernah menjabat sebagai bendahara di Yayasan Bina Prestasi Nasional, yang terakhir dipegang almarhumah Tuti Suhartini.
Menurut Mimin, dia pernah menjabat sebagai bendahara tetapi bukan di yayasan melainkan di sekolah yang ada di bawah naungan Yayasan Bina Prestasi Nasional.
"Itu pun kerjaan saya hanya menulis, karena yang pegang dan urusan uang itu kepala sekolah," kata Mimin.
Jabatan sebagai bendahara berlangsung 2009 hingga 2011. Setelah itu Mimin mengajukan pengunduran diri karena merasa tidak mampu.
"Jadi saya tidak pernah pegang posisi bendahara di yayasan, tetapi di sekolah. Itu beda. Selama nikah dengan Yosef sampai sekarang saya nggak pernah masuk di kepengurusan di yayasan," ucapnya.
Mimin juga menceritakan bahwa dirinya tidak ada keinginan gabung ke yayasan dengan alasan tidak punya kemampuan dan menyerahkan kepada ahlinya.
"Apalagi, sejak awal anak-anak meminta saya untuk tidak ikut-ikutan di sekolah dan di yayasan," kata Mimin.
Sebelumnya, Mimin pernah mengatakan, hidupnya belum tenang selama kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang belum terungkap. Ia pun berharap pelakunya dapat segera ditangkap.***