PEMBUNUH DI SUBANG Siksa Amel, Analisa Anjas: Kesannya Pelaku Menikmati Sekali Melihat Amel Kesakitan

- 2 Desember 2021, 11:38 WIB
Rumah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang.
Rumah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR - Pembunuh ibu dan anak di Subang alias orang yang berperan sebagai eksekutor, diduga menyiksa salah seorang korbannya, Amalia Mustika Ratu alias Amel sebelum membunuhnya.

Peristiwa yang terjadi pada 18 Agustus 2021 tersebut tidak hanya merenggut nyawa Amel, tetapi juga ibunya, yakni Tuti Suhartini.  

Anjas di Thailand dalam segmen analisanya menyoroti pemberitaan mengenai hasil autopsi yang mengungkapkan adanya perbedaan saat pembunuh mengeksekusi Tuti Suhartini dan anaknya, Amalia Mustika Ratu alias Amel.

Baca Juga: TERSANGKA Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Terungkap, Analisa Anjas: Eksekutor Bukan Orang Dekat

Anjas mengungkapkan hal itu di video yang berjudul SAKS1 INI LIHAT 3 TAMU DEKAT YG DATANG MALAM ITU ?? yang tayang, Rabu, 1 Desember 2021.

Anjas menyebutkan bahwa pada tubuh Tuti Suhartini tidak banyak luka selain pada bagian wajahnya yang hancur karena dipukul benda tumpul dan langsung meninggal.

"Linear dengan hasil autopsi pertama bahwa ibu Tuti dieksekusi dalam keadaan tidur. Jadi tidak ada luka-luka (lain)," ucap Anjas.

Menurut Anjas, hal itu bertolak belakang dengan kondisi jenazah Amel yang terlihat seperti mendapatkan siksaan karena kemungkinan melakukan perlawanan.

"Karena ada luka di mata, di sikut, di kuping. Autopsi bukan jatah aku, tetapi aku hanya melihat sebagai orang awam," ucapnya.

Anjas menilai, proses penyiksaan itu tampaknya menyakitkan jika melihat berdasarkan luka-luka di tubuh Amel.

"Tapi sama di hasil autopsi pertama dan kedua tidak dibantah, tidak ada yang di-cross check bahwa penyebab kematian keduanya sama-sama karena benda tumpul. Tapi kenapa gitu, kok luka-lukanya lebih parah di Amel?" tutur Anjas.

"Kesannya pelaku menikmati sekali melihat Amel kesakitan," kata Anjas  lagi melontarkan dugaan.

Berdasarkan luka-luka tersebut, Anjas pun menduga kecil kemungkinan pelakunya adalah orang yang mengenal Amel dengan sangat baik.

Baca Juga: FAKTA MENGHARUKAN Kasus Pembunuhan Subang, Begini Pesan Terakhir Amel kepada Yosef, Bapaknya

"Kalau aku melihat dari keadaan tubuh kedua korban, terutama dari Amel, kayaknya agak sedikit tidak percaya kalau orang-orang yang menjadi eksekutor pelakunya adalah orang-orang yang mengenal secara dekat," tutur Anjas.

Ia memperkirakan, pelaku kemungkinan besar hanya tahu saja korbannya. Alasannya, sang eksekutor itu bisa melakukan eksekusi yang begitu menyakitkan.

Mengenai temuan di lokasi kejadian tidak ada kerusakan pintu dan ada tiga saksi yang melihat ada lima sosok pada sekitar jam 12.00 malam tanggal 17 Agustus 2021, Anjas kembali menyatakan bahwa kemungkinan besar tersangkanya ada bagian pelaku eksekutor, orang yang membantu, dan dalang atau otak.

"Orang yang membantu bisa saja membuka akses pintunya pada malam hari, memberi tahu ini itu. Itu adalah porsi dari peran pembantu serta dalang. Bisa saja dalang dan pembantu menjadi sama," kata Anjas.

Ia juga menyebutkan bahwa bisa saja dalang sebagai juga pelaku. Akan tetapi, dengan melihat hasil autopsi Amel, ia berkesimpulan secara psikologi bahwa kemungkinan besar pelaku bukan orang yang terlalu dekat dengan korban, meskipun secara fakta, ia pun masih menantikan hasilnya.

Anjas pun sependapat dengan Kadiv Humas Polda Jawa Barat yang dengan tegas menyatakan, pelaku tidak paham dengan dunia forensik. Itu karena banyak temuan jejak yang bisa dilacak penyidik.

Baca Juga: Update Keterangan Saksi Kasus Pembunuhan Subang, Mimin, Istri Muda Yosef Belum Tenang, Ini Alasannya

Jejak berupa DNA dan sidik jari

Seperti diberitakan DeskJabar.com, setelah terjadi pembunuhan ibu dan anak di Subang pada 18 Agustus 2021, polisi yang masuk TKP mendapati lantai rumah dalam keadaan basah.

Pelaku diduga berusaha membersihkan sidik jari termasuk di tubuh korban Tuti Suhartini dan Amel sebelum ditumpuk di bagasi mobil Alpard.

Pelaku juga diduga membersihkan bodi mobil Alphard untuk menghilangkan jejak sidik jari.

Meskipun mobil sudah dibersihkan, menurut pakar forensik Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti, karena dibersihkan secara terburu-buru sehingga di beberapa bagian mobil masih ditemukan sidik jari.

Sumy Hastry menilai pelaku kejahatan semakin pintar dalam menghilangkan jejak-jejak karena semua orang mudah mengakses forensik di internet, untuk mempelajari cara menghilangkan alat bukti.

Pada kesempatan lain, Sumy Hastry menjelaskan bahwa proses identifikasi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang butuh waktu lama meskipun penyidik sudah mendapatkan puluhan DNA di TKP.

"Kita sudah dapatkan puluhan DNA yang ada di sekitar lokasi, kita petakan. Matching nggak dengan DNA yang kita dapat di properti atau barang bukti di lokasi itu. Makanya butuh waktu lama," tutur dr Sumy Hastry.

Ia menjelaskan, pemeriksaan darah cepat, yaitu tiga hari selesai. Akan tetapi, untuk memeriksa sidik jari di rokok, atau di kursi, pintu, atau mobil, prosesnya lama.

Baca Juga: UPDATE 100 Hari Kasus Pembunuhan di Subang, Yosef Diperiksa Hampir 12 Jam, Terungkap Soal Nasi Goreng

"Tambah lama lagi karena pemeriksaan berulang dan diambil beberapa kali. Apalagi TKP Subang kacau sudah terkontaminasi karena ada banyak orang yang masuk," ujar Sumy Hastry.

Meski demikian, dr Sumy Hastry yakin kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang bakal terungkap. Alasannya, tes DNA tidak bisa dibohongi dan tidak ada kejahatan yang sempurna.

Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang sudah memasuki  bulan keempat, Desember 2021. Banyak yang berharap, kasus ini segera terungkap sebelum tahun 2021 berakhir.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x