DESKJABAR - Masyarakat di wilayah Jawa Barat harus lebih waspada terhadap kemungkinan terjadi bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor dan tidak menutup kemungkinan, terjadi juga angin kencang atau angin puting beliung, hujan es akibat La Nina.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan dampak La Nina di Jawa Barat akan mulai dirasakan pada bulan November dan puncaknya akan terjadi pada periode Desember 2021 hingga Maret 2022.
Berdasarkan data empiris yang dimiliki oleh BMKG sejauh ini, La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20% hingga 70%.
Kondisi sifat hujan akan memicu peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Barat dan juga Bandung Raya.
Adapun wilayah yang terdampak La Nina adalah seluruh wilayah di Jawa Barat dengan tingkat korelasi sebesar 0,7.
Dengan demikian seluruh wilayah Jawa Barat dan juga khususnya wilayah Bandung Raya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kejadian La Nina.
Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir atau banjir bandang, berlaku tanggal 11 November 2021, tidak ada potensi dampak dengan status SIAGA.
Sedangkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir atau banjir bandang, berlaku tanggal 11 November 2021, terdapat potensi dampak dengan status WASPADA untuk wilayah Jawa Barat:
Baca Juga: TERKINI! Jawa Barat di Guncang Gempa Bumi Tektonik 4,9 Magnitudo, Ini Imbauan BMKG untuk Masyarakat
1. Subang: Serangpanjang, Dawuan, Sagalaherang, Jalancagak, Ciater.
2. Purwakarta: Kiarapedes.
3. Sumedang: Darmaraja, Jatigede.
4. Ciamis : Lakbok, Purwadadi, Pamarican, Cidolog, Cimaragas, Banjaranyar, Sindangkasih, Cikoneng, Ciamis, Sadananya, Baregbeg, Sukadana, Cijeungjing, Cisaga, Tambaksari.
5. Kota Banjar : Langensari, Pataruman, Banjar, Purwaharja.
6. Tasikmalaya : Karangjaya, Salopa, Cineam, Gunungtanjung, Manonjaya, Jatiwaras, Cikalong, Pancatengah.
7. Pangandaran : Langkaplancar, Parigi, Cigugur, Cijulang, Sidamulih, Cimerak.
8. Kota Tasikmalaya : Tamansari, Kawalu, Indihiang, Cipedes, Bungursari, Cihideung, Mangkubumi, Tawang, Purbaratu, Cibeureum.
Himbaun BMKG
BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi mulai bulan September (Musim Peralihan) hingga masuk pada puncak hujan pada bulan Januari.
Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan, sekitar DAS Citarum, dan bahkan perkotaan diharap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian banjir, tanah longsor, hujan es, dan angin kencang atau angin puting beliung.
Selain itu masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga kesehatan agar tingkat imunitas tetap terjaga di masa pandemi Covid-19. Masyarakat juga dihimbau untuk tidak memaksakan berkendara, apabila sedang terjadi hujan lebat disertai angin kencang untuk meminimalisir resiko kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, memasuki musim hujan tahun ini diharapkan dapat melakukan manajemen air dengan baik, seperti dengan menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk atau danau dan badan air lainya yang berguna untuk periode musim kemarau tahun depan.
Bagi masyarakat yang tinggal ataupun berkepentingan mengunjungi kawasan pesisir selatan Jawa Barat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena potensi gelombang tinggi masih mungkin terjadi hingga akhir bulan ini.
Selain itu, perlu diwaspadai juga kejadian seperti abrasi dan kerusakan infrastruktur pantai lainnya yang disebabkan oleh gelombang tinggi dan angin kencang.***