Penanaman kopi di lokasi Cipongkor, diharapkan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Data Produksi Perkebunan di Jawa Barat Lebih Akurat Melalui Pedasibun
Strategi dilakukan, adalah mengembangkan implementasi pembangunan rendah karbon. Hal ini berkaitan upaya penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan, pertanian, energi, transportasi, pengelolaan limbah domestik serta kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Kepala Seksi Pengendalian Perkebunan Mochamad Sopian Ansori, yang langsung berada di lokasi penanaman di Cipongkor itu, mengatakan dengan semakin banyaknya perkebunan rakyat, termasuk tanaman kopi pada tahun 2023 dapat terjadi penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 5,22%, dengan capaian tahun 2020 sebesar 3,87% (target 3,82%).
Soal karakter tanaman kopi arabia varietas Lini S795, Mochamad Sopian Ansori menyebutkan, sebagaimana instruksi pada Pergub Jabar nomor 56 tahun 2012 tentang rencana aksi daerah penurunan emisi gas rumah kaca, pada sektor pertanian dengan penerapan sistem pemupukan dengan pupuk organik.
Baca Juga: Teh Celup Diprediksi Mengalami Lonjakan Pasar, Sebagai Obat Stress Menghadapi Pandemi Covid-19
“Penggunaan varietas kopi Lini S-795 dengan kelebihan ketahanan terhadap penyakit karat daun : Tahan (untuk ketinggian > 1000 m dpl) dan agak tahan (untuk ketinggian < 900 m dpl). Inilah karakter tanaman kopi yang cocok di Cipongkor, baik untuk pemulihan lingkungan hidup dan bisnis masyarakat dari berkebun kopi,” ujar Mochamad Sopian Ansori.
Kelebihan lainnya dari tanaman kopi varietas Lini S795, adalah ketahanan terhadap nematoda parasit : (nematoda R. Similis : agak rentan). Ketahanan terhadap kondisi lahan marginal : tahan.