Program Interfast FK Unisba & Diferensia Foundation, Dorong Pola Makan Masyarakat agar Sesuai Syariat Islam

- 13 Oktober 2021, 13:40 WIB
FK Unisba dan Diferensia Foundation mengenalkan Program Interfast kepada warga RW 09 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
FK Unisba dan Diferensia Foundation mengenalkan Program Interfast kepada warga RW 09 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. /Dok. Diferensia Foundation/

DESKJABAR - Pada dasarnya, mengatur jadwal makan telah ditentukan oleh syariat Islam dan tenaga kesehatan agar apa yang dicerna dalam tubuh sesuai dengan standar pola makan untuk tubuh yang sehat.

Dalam upaya menjaga pola asupan makan supaya bisa terhindar dari pelemahan imun tubuh hingga mengalami obesitas akibat asupan pola makan yang tidak teratur, FK Unisba berkolaborasi dengan Diferensia Foundation dalam Program Interfast. Demikian siaran pers yang diterima DeskJabar, Rabu 13 Oktober 2021.

Program Interfast merupakan singkatan dari Islamic Eating Pattern for A better Metabolic State, yaitu program yang dikhususkan dalam penerapan pola makan yang sesuai dengan syariat Islam sehingga asupan yang kita makan sesuai dengan porsi yang dibutuhkan dalam tubuh.

Baca Juga: Pemkot Bandung Waspadai Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19, Dukung Reaktivasi Eks RS Sukapura

Salah satu leader dari Program Interfast dr. Hilmi Sulaiman Rathomi menjelaskan, aktivitas Program Interfast berupa pemeriksaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan gula darah puasa, tekanan darah, lingkar pinggang, indeks massa tubuh, dan komposisi tubuh yang mencakup kadar lemak, otot, dan usia biologis tubuh.

Kegiatan Program Interfast dilaksanakan di wilayah RW 09 Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung, yang diikuti warga setempat, Rabu 6 Oktober 2021.

Menurut dr. Hilmi Sulaiman Rathomi, Program Interfast berangkat dari masalah makin tingginya problem kesehatan metabolik dan penyakit tidak menular (PTM) di masyarakat, terutama di masa pandemi Covid-19.

"Pasien yang biasanya dimonitor melalui posyandu lansia setiap bulan, selama pandemi menjadi kurang diperhatikan karena kegiatan posyandu lansia yang berhenti," tuturnya.

Baca Juga: Kode Redeem FF Spesial Rabu Siang 13 Oktober 2021, 19.999 Diamond Siap Kamu Klaim di Misi Callback FF

Pasien juga cenderung tidak berobat selama pandemi Covid-19 karena khawatir untuk datang ke fasilitas kesehatan. Padahal, kondisi metabolik yang buruk dan obesitas (kelebihan berat badan), memberikan beban kesehatan yang amat besar, dan berperan dalam lebih dari 80% kematian di seluruh dunia.

Pandemi Covid-19 juga menunjukkan bahwa obesitas juga berdampak signifikan dalam meningkatkan keparahan pada penyakit infeksi. Direktur Jenderal WHO bahkan telah menyatakan bahwa agenda mengatasi obesitas harus menjadi prioritas kebijakan kesehatan pasca pandemi.

"Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini amat relevan dan diharapkan berdampak langsung, minimal pada masyarakat di wilayah keluruhan Sukaraja," ujar dr. Hilmi Sulaiman Rathomi. 

Menurut dia, evaluasi secara rinci dari program ini direncanakan akan dipublikasikan dalam konferensi internasional dan jurnal ilmiah dalam beberapa bulan ke depan.

Baca Juga: Banjir Hadiah Keren dari Kode Redeem FF 13 Oktober 2021, Klaim Venom Deadbox, Toa Emas, Venom Bundle, Dll

Upaya intervensi

Pada kesempatan itu, Dian Chairani selaku Direktur Program Diferensia Foundation menyatakan bahwa bahwa di wilayah Sukaraja, mayoritas lansia memiliki penyakit metabolik seperti hipertensi, diabetes, dan kelainan kadar kolesterol.

Ia mengungkapkan hasil diskusi antara tim FK Unisba dan Diferensia mengarah pada perlunya upaya intervensi yang disesuaikan dengan budaya masyarakat yang cukup religius, yakni melalui pendekatan agama.

"Fokus perubahan yang diharapkan adalah adanya adopsi prinsip pola makan tidak berlebihan sesuai Al-Qur'an (laa tusrif) dengan pendekatan intermittent fasting yang telah terbukti efektif secara ilmiah," ujarnya.***

Editor: Samuel Lantu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah