Network
DESKJABAR – Sejumlah jajanan jadul yang telah lama ada dijual di warung-warung, masih bertahan sampai kini.
Ada jualan lotre kecil-kecilan yang masih ada sejak tahun 1980-an, dimana dalam bentuk nomor berhadiah. Orang populer menyebutnya sebagai lotre endog cakcak, yang merupakan salah satu "jajanan jadul" yang masih ada sampai kini.
Hadiahnya macam-macam, seperti yang dipajang pada rantuyan tersebut di warung-warung kampung.
Lotre-lotre tersebut, untuk orang dewasa dahulu ada yang berhadiah piring, gelas, rokok, dll. Namun untuk anak-anak, biasanya ada rantuyan khusus yang hadiahnya berupa mainan.
Baca Juga: Anthony Hopkins Catat Sejarah di Ajang Piala Oscar Ke-93
Sepertinya, lotre jenis seperti ini, kini ada dua jenis. Ada yang memang asli bersifat lotre, dimana tak semua yang membeli gulungan tersebut dapat hadiah.
Namun ada juga yang tampaknya bukan lagi lotre murni, karena seluruh pembelinya mendapat hadiah.
Soal apakah lotre termasuk judi atau bukan, halal atau haramnya dari aspek agama Islam, tentunya kalangan umat Islam sudah mengetahuinya.
Ada kebiasaan konsumen yang membeli lotre endog cakcak tersebut, biasanya jika hadiah utamanya sudah ada yang membeli, rantuyan lotre endog cakcak tersebut kurang lagi diburu.
Baca Juga: Nomadland Berjaya di Piala Oscar ke-93, McDormand pun Melolong Bak Srigala
Kadang diborong
Biasanya pula, ada juga orang yang kemudian menjadi frustrasi dengan lotre ini. Sebab, sudah membeli bergulung-gulung nomor, tapi tak kunjung mendapat hadiah.
Karena menjadi sangat penasaran, orang bersangkutan kemudian membeli langsung memborong satu set ke penjualnya di pasar.
Kemudian, satu per satu seluruh gulungan lotre tersebut dibuka sendiri, lalu menang lah ia dengan dibuka sendiri seluruh nomor dan hadiahnya !
Salah seorang penjualnya di salah satu pasar tradisional di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 26 April 2021, mengatakan, satu set rantuyan lotre tersebut Rp 35.000.
Baca Juga: Rumah dan Motor Sebagai Bentuk Penghargaan bagi Pahlawan Covid 19 di Jabar
Setelah kemudian diecer di warung hasil jual seluruh nomor dan hadiahnya adalah Rp 40.000. Jadi, si pemilik warung pengecer untungnya Rp 5.000 dari satu rantuyan lotre tersebut.
Pada bulan-bulan normal, biasanya nomor-nomor lotre endog cakcak tersebut dijual dengan endog cakcak, sekitar 2-5 butir. Si pembuat lotre tersebut berdalih menjual endog cakcak, tapi ada hadiahnya.
Namun saat bulan Ramadhan, si pembuat jualan lotre endog cakcak tersebut tak mengisi nomor-nomor tersebut dengan endog cakcak, dengan dalih sedang berpuasa.
Maka jadilah, lotre endog cak-cak menjadi benar-benar hanya menjual nomor undian, yang justru dijual saat bulan Ramadhan. Persoalannya, apakah semua pembeli dipastikan mendapat pilihan hadiah, atau tetap saja berupa lotre yang dijual. ***
