Tukang Mie Baso Tanggungan, Tinggal Segelintir Namun Masih Banyak Konsumen Fanatik, KENANGAN TAHUN 1980-AN

- 11 April 2021, 19:05 WIB
Penjual mie baso tanggungan yang biasa berkeliling di Jalan Jurang, Bandung
Penjual mie baso tanggungan yang biasa berkeliling di Jalan Jurang, Bandung /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Diantara masyarakat Indonesia, biasanya umum menggemari jajanan mie baso. Para penggemar mie baso, masa kini, umumnya mengenal mas-mas penjualnya menggunakan dorongan atau sudah pada kios menetap.

Namun, tak demikian halnya sampai tahun 1980 lalu.  Para penjual mie baso umumnya menjual dengan menggunakan tanggungan, termasuk pula di Kota Bandung, Jawa Barat.

Selewat tahun 1990, para penjual mie baso banyak yang berganti menggunakan dorongan. Bahkan selewat tahun 1998, para penjual mie baso menjadi banyak yang mangkal menyewa atau membeli tempat.

Baca Juga: Jelang Ramadhan 1442 H/2021, Minyak Atsiri Banyak Dibeli untuk Antisipasi Covid-19

Pada masa kini, para penjual mie baso yang menggunakan tanggungan masih ada, dan termasuk kenangan tahun 1980-an. Walau penjual mie baso yang menggunakan tanggungan,  jumlahnya tinggal segelintir, namun masih cukup banyak memiliki konsumen fanatik. 

Karena itu, melewatnya si mas baso dengan tanggungan, sering menjadi sesuatu yang menarik dibeli pada masa kini. Apalagi, ada kekhasan suasana membeli mie baso dari penjual menggunakan tanggungan.

Para penjual mie baso yang menggunakan tanggungan, tampak rata-rata yang usianya sudah berumur. Ada yang berjualan siang sampai sore, namun ada juga yang jualannya hanya malam hari.

Baca Juga: Kepala BNPB Tinjau Lokasi Gempa Malang M6,1

Baik antara mie baso buatan penjual dengan menggunakan tanggungan, dengan yang menggunakan dorongan, maupun yang sudah memiliki jongko, tentunya sama-sama enak.

Penjual mie baso tanggungan yang berkeling di Lembang, utara Bandung/Kodar Solihat/DeskJabar
Penjual mie baso tanggungan yang berkeling di Lembang, utara Bandung/Kodar Solihat/DeskJabar

Cita rasa dan nuansa

Namun bagi masyarakat yang pernah mengalami zaman umum para tukang mie baso menjual dengan tanggungan, biasanya mengenal ada kekhasan cita rasa ala tahun 1980-an.

Hanya saja, pada masa kini, kekhasan cita rasa mie baso tanggungan, kadang-kadang tak seperti zaman tahun 1980-an lagi.

Beberapa penjual mie baso yang masih menggunakan tanggungan di Bandung, Cimahi, dan Lembang, kepada DeskJabar, Minggu, 11 April 2021, senada mengatakan, mereka lebih kepada kebiasaan menjual dengan tanggungan. Walau sepintas terasa berat, namun menurut mereka memang sudah biasa dan tak terasa berat lagi.

Baca Juga: SEJARAH PERSIB, Ini yang Menjadi Penyebab Bojan Malisic Mengakhiri Kebersamaan dengan Persib

Salah seorang penjual mie baso menggunakan tanggungan, Samiun, mengatakan, yang masih menjual mie baso menggunakan tanggungan ada dua faktor. Pertama, lebih kepada cara agar lebih lincah bergerak berjualan memasuki jalur-jalur pemukiman sempit. Kedua, modalnya lebih kecil, antara Rp 200.000-300.000 sekali jualan.

Menurut dia, sudah berjualan sejak tahun 1988. Ketika banyak penjual mie baso lainnya pindah menggunakan dorongan, dirinya lebih suka menjual dengan tanggungan.

“Sebab, memang para penikmat mie baso yang dijual menggunakan tanggungan, memang masih banyak yang fanatik. Biasanya, yang manggil-manggil ramai-ramai jajan mie baso tanggungan pada sore hari, seperti zaman dahulu,” ujar Samiun. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah