DESKJABAR – Jalan-jalan di kawasan Braga, salahsatu jalan utama di Kota Bandung, terasa ada nuansa lain. Kita, seolah masuk ke jaman Braga tempo dulu.
Keaslian dan keasrian gedung-gedung di Jalan Braga --peninggalan Pemerintahan Hindia Belanda-- sebagian besar masih dipertahankan, sebagai salahsatu maskot dan daya tarik wisata Kota Bandung.
Sekarang, Jalan Braga yang tidak terlalu panjang itu, masih menjadi magnet bagi warga Bandung dan para wisatawan.
Baca Juga: Ternyata Nama Dago Itu Berasal dari Bahasa Sunda, Tempat ‘Silih Dagoan’
Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Pangan Masyarakat Baduy Tercukupi, Ini Alasannya
Hampir setiap hari, terutama di akhir pekan, Jalan Braga selalu dijejali orang-orang, dari yang hanya sekedar rendezvous hingga jalan-jalan menikmati Bandung tempo dulu.
Saking melegendanya, Jalan Braga sampai diabadikan dalam sebuah lagu yang dinyanyikan penyanyi terkenal Hetty Koes Endang. Berikut sepenggal lirik lagunya; Jalan Braga tempat shoping jalma gede, soal harga itu mah soal sepele, tongtonan nu gratis pamer mode nu gareulis, dulak dilak ucad aced nu nenjokeun panas tiris.
Namun, tahukah Anda asal usulnya Jalan Braga? Menurut sejarah, jaman dulu, Jalan Braga ini hanya sebuah jalan kecil dan sepi serta cukup rawan kejahatan, sehingga pada jaman itu, Jalan Braga terkenal dengan sebutan jalan Culik (Penculik –red).
Baca Juga: Sungai Cikapundung, Dulunya Tempat Ngabuburit Favorit Warga Bandung
Baca Juga: Kerabat Gubernur Jabar Ridwan Kamil Tersandung Kasus Korupsi Suap Pengaturan Proyek di Indramayu?