KA Lokal Bandung Raya, Kenangan Asyiknya Naik Gerbong Kereta Api Mirip Angkot

- 7 Maret 2021, 20:08 WIB
Kenangan gerbong saling berhadapan di KA Lokal Bandung Raya tahun 2015
Kenangan gerbong saling berhadapan di KA Lokal Bandung Raya tahun 2015 /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Rangkaian kereta api lokalan kelas ekonomi, seakan menjadi “sahabat” masyarakat, termasuk di kawasan Bandung Raya.

Dengan suasana kebersahajaan dan merakyat namun nyaman, tertib, dan aman, kereta api KA Lokal Bandung Raya kini banyak diminati masyarakat. Apalagi, untuk tujuan-tujuanya, menjadi lebih efisien menggunakan kereta api lokal dibandingkan jenis angkutan lainnya.

Ada ciri khas rangkaian kereta api lokalan, yaitu dari dahulu sering mendapat jatah gerbong tua. Namun itulah, ciri khas di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, yang suasananya justru terasa mengasyikan.

Dahulu, naik kereta api kelas ekonomi, bagi sebagian orang terasa horror, karena banyaknya gangguan pengamen, copet, dan lalu-lalangnya para pedagang asongan.

Baca Juga: Pengprov ISSI Jabar Gelar Latihan Bersama, Yudi : Ini Kado Pertama Buat Pengcab dan Para Atlet

Rangkaian gerbong duduk berhadapan mirip angkotsudah diistirahatkan di Stasiun Cimahi, tahun 2018.
Rangkaian gerbong duduk berhadapan mirip angkotsudah diistirahatkan di Stasiun Cimahi, tahun 2018. KodarSolihat/DeskJabar

Rangkaian KA lOKAL Bandung Raya sampai kini secara umum menggunakan gerbong bekas buatan Eropa Timur produksi tahun 1965-1966. Namun ada sebagian yang relatif “baru”, walau tampaknya hasil renovasi dari gerbong lama.

Namun diantara gerbong-gerbong KA Lokal Bandung Raya tersebut, dahulu ada rangkaian khusus yang gerbong duduknya berhadapan mirip angkot. Gerbong-gerbongnya produksi tahun 1976-1979, namun kini sudah tak ada lagi. 

Berkesan

Terakhir, gerbomg-gerbong yang duduknya saling berhadapan mirip angkot itu masih dioperasikan tahun 2018. Namun bagi mereka yang pernah mengalaminya, menjadi kenangan tersendiri.

Gerbong-gerbong kereta api yang duduknya saling berhadapan  itu produksinya sekitar tahun 1976-1979 dan penggunaannya dihentikan tahun 2018-2019. 

Baca Juga: Melancong ke China, Harus Siap Jalani Tes Usap Anal

Suasana tahun 2015
Suasana tahun 2015 Kodar Solihat/DeskJabar

Saat masih ada dahulu,gerbong berhadapan mirip angkot di KA Lokal Bandung Raya paling disukai masyarakat dari pinggiran, seperti Cicalengka atau Rancaekek, yang akan berjualan atau berbelanja ke Pasar Ciroyom Bandung. Bagi penumpang umum, gerbong-gerbong ini pun sangat berkesan karena suasananya, yaitu terasa asyiknya rame-rame, serta karena tak ada fasilitas WC dalam gerbong.

Dalam catatan DeskJabar, yang pernah mengalami naik gerbong KA Lokal Bandung Raya untuk gerbong saling berhadapan, sampai sekitar tahun 2009, suasana dalam gerbong memang masih tergolong “balangsek”.

Saat perjalanan malam hari, lampu dalam gerbong nyalanya temaram, kursinya dan dindingnya pun dekil. Setiap 5 menit sekali, selalu ada orang berpura2 membersihkan menyapu lantai, dengan mengharap-harap pemberian penumpang.

Baca Juga: Tips Aman Bermedia Sosial dari Gangguan Akun Tak Jelas, Ini Caranya

Begitu pula, pedagang asongan, karena sangat banyak, membuat para penumpang menjadi ingin jajan. Jika dahulu harga tiket Rp 1.500, namun karena jajanan banyak, maka yang habisnya bisa di atas Rp 10.000.

Namun sejak tahun 2018, rangkaian khusus gerbong KA Lokal Bandung Raya yang duduknya saling berhadapan itu pun berakhir. Sampai tahun 2019, masih ada diselipkan satu gerbong pada jadwal pukul 20.30 WIB.

Namun itulah kenangan lama gerbong kereta api lokalan Bandung Raya. (Kodar Solihat/DeskJabar) ***

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x