Potensi Gempa Bumi, Akibat Patahan Sesar Lembang: Luhut Binsar Panjaitan Ingatkan Warga Kota Bandung Cimahi

- 5 Maret 2021, 06:07 WIB
Ilustrasi Gempa bumi.
Ilustrasi Gempa bumi. /BMKG

 

DESKJABAR- Gempa bumi wilayah Kota Bandung, Bandung Barat dan Cimahi akibat patahan sesar Lembang kembali diingatkan pejabat pemerintah yang berkompeten. Potensi gempa bumi yang perlu diwaspadai pada tahun 2021 yakni gempa bumi yang diakibatkan oleh patahan sesar Lembang.

Hanya saja memang waktunya kita tidak bisa menyebutkan kapan gempa bumi itu akan terjadi akibat patahan sesar Lembang. Namun informasi ini sengaja diberikan agar masyarakat menjadi waspada dan mengantisipasi segala kemungkinan.

"Ini kapan terjadi? Kita tidak tahu, tapi akan terjadi. Bisa saja 10, 20, 30 atau 50 tahun lagi akan terjadi tapi kapan saja itu bisa terjadi. Misal lempengan Lembang itu, itu sudah banyak yang cerita kepada kita, memberikan briefing betapa itu juga bisa bahaya karena pergeseran itu. Padahal itu melewati kota Bandung," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan seperti dikutif DeskJabar dari ANTARA.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV 5 Maret 2021: Bioskop Trans TV Charlies Angels: Full Throttle dan Handsome Siblings

Memang untuk potensi gempa bumi akibat patahan sesar Lembang sudah diingatkan sebelumnya oleh BMKG, mereka pun sudah mengingatkan warga setempat yakni disekitar Bandung Barat, Cimahi dan Kota Bandung untuk mengantisipasi potensi terjadinya gempa bumi akibat patahan sesar lembang.

Dan saat ini juga kembali diungkapkan Luhut Binsar Panjaitan menyatakan di Indonesia, potensi gempa bumi selain akibat patahan sesar lembang juga ada delapan potensi gempa lainnya yang harus diwaspadai pada tahun 2021.

Dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) 2021 di Jakarta, selain gempa bumi akibat patahan sesar lembang di Bandung Raya juga potensi gempa bumi Mentawai, Bengkulu-Lampung, Selat Sunda-Banten, Selatan Bali, Sulawesi Utara-Laut Maluku, Aceh, Sorong, Matano dan Lembang.

Baca Juga: WADUH! Perempuan dan Anak di Bawah Umur Gabung Komplotan Begal Motor

"Ini harus kita waspadai semua," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Luhut Binsar Panjaitan mengemukakan bahwa analisa mengenai sembilan wilayah tersebut dilakukan berdasarkan data potensi zona aktif, seismic gap dan hubungan frekuensi gempa dan magnitudonya.

Ia juga mengingatkan kewaspadaan terhadap gempa bumi dan tsunami perlu ditingkatkan. Pasalnya gempa bumi dapat terjadi kapan pun tanpa bisa diprediksi.

"Kita sudah mengalami berkali-kali, yang besar itu di Aceh, Banten, Palu. Sudah banyak yang kita lihat. Kalau kita tidak belajar dari situ lagi, saya ndak ngerti lagi," katanya.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans 7 Jumat 5 Maret 2021: On The Spot, Opera Van Java dan INDONESIA GIVEAWAY

Pemerintah sendiri telah membuat sistem mitigasi gempa bumi dan tsunami sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami (InaTEWS).

"Saya mohon teman-teman pimpinan daerah, gubernur, bupati, wali kota, sampai kepada yang terbawah, tolong dilihat ini isi Perpres ini," katanya..

Luhut juga menekankan perlunya sinergi yang lebih intensif antara pemerintah pusat, baik kementerian/lembaga dengan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan Perpres tersebut.

Baca Juga: Jadwal Acara MNCTV 5 Maret 2021: Upin Ipin, Serial Utama dan Blockbuster

"Presiden juga sudah memberikan arahan untuk mewujudkan sinergi yang lebih intensif pemerintah pusat dengan seluruh kementerian lembaga. Ini yang penting karena pengalaman saya kelemahan kita di republik ini adalah koordinasi atau sinergi dalam bekerja," ujar Luhut Binsar Panjaitan.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x