Pelajar dari 20 Provinsi di SMK Bakti Karya Parigi Belajar Bikin Kain Shibori dari Mahasiswi Unisnu Jepara

- 5 Februari 2021, 17:52 WIB
Nikmatul Hanik, mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah mengajarkan cara membuat kain shibori dari bahan alam yang ramah lingkungan kepada pelajar SMK Bakti Karya Kelas Multikultural Parigi, Kabupaten Pangandaran.
Nikmatul Hanik, mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah mengajarkan cara membuat kain shibori dari bahan alam yang ramah lingkungan kepada pelajar SMK Bakti Karya Kelas Multikultural Parigi, Kabupaten Pangandaran. /DeskJabar/Istimewa/

DESKJABAR - Mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah, Nikmatul Hanik (23), berbagi ilmu dengan sejumlah pelajar dari 20 provinsi di Indonesia, yang sedang menuntut ilmu di SMK Bakti Karya Kelas Multikultural Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Jumat 5 Februari 2021.

Mahasiswi jurusan Management Marketing, Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu datang ke SMK Bakti Karya dengan sukarela untuk mengembangkan ilmu ketrampilan yang dikuasainya yaitu mengajarkan cara membuat kain shibori dari bahan alam yang ramah lingkungan.

"Sasaran saya untuk berbagi ilmu ketrampilan ya sekolahan ini SMK Bakti Karya Parigi," ungkapnya.

Ia berharap, ilmu yang ditularkannya bisa bermanfaat dan menjadi keahlian bagi yang telah mengikuti pelatihan. Misi utama yang dibawanya adalah mengkampanyekan pemanfaatan sumber daya alam agar ramah lingkungan.

Baca Juga: Pangandaran: Pencuri Burung Muray Seharga Ratusan Juta Terekam CCTV

Baca Juga: Pangandaran: BI dan Pemkab Kerjasama Pulihkan Ekonomi, Permudah Pinjaman Modal

"Disini saya memberikan pelatihan cara pembuatan kain shibori,dari bahan sumber daya alam yang ada," tuturnya.

Pembuatan kain shibori, kata dia, memerlukan waktu sekitar dua hari dari mulai pengerjaan hingga menjadi sebuah kain yang layak untuk digunakan. Tahapan pembuatan warna untuk kain shibori berasal dari bahan kulit kayu mahoni dan daun ketapang yang diekstrasi dengan cara direbus.

"Bahannya saja tidak sulit karena banyak di sini,seperti kayu mahoni dan daun ketapang," lanjutnya.

Dari ekstrasi itu menghasilkan zat asam dan penguncian warna menggunakan zat basah yang diperoleh dari tawas atau tunjung dan kapur sirih.

"Modal untuk satu kain shibori berukuran 200 centimeter ke 50 centimeter sebesar Rp 80 ribu," katanya.

Kain shibori ini sangat ramah lingkungan karena limbah sisa produksi tidak merusak tanah, berbeda dengan kain yang diproduksi menggunakan bahan sintesis,

Agendanya dalam melakukan pelatihan secara gratis itu dari mulai Rabu, 10 Januari 2021 lalu sampai bulan depan.

"Target saya bukan finansial, tetapi memberikan pemahaman dan kesadaran kepada peserta untuk memanfaatkan potensi alam terlebih mereka kedepan menjadikan lahan ekonomi merupakan hal yang wajar," tambahnya.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x