Ridwan Kamil : 4.070 Tenaga Kesehatan di Jawa Barat Sudah Divaksin, Ini Rinciannya

- 18 Januari 2021, 21:53 WIB
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar meninjau RS Darurat Covid-19 Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa 12 Januari, 2021.
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar meninjau RS Darurat Covid-19 Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa 12 Januari, 2021. /Dok Humas Pemprov Jabar/

 

DESKJABAR -  Sebanyak 4.070 tenaga kesehatan (nakes) di Jawa Barat sudah divaksin. Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat  M Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar.

"Vaksinasi berlangsung lancar di tujuh kabupaten dan kota wilayah Jabar. Ada 4.070 (nakes) yang sudah divaksin dalam tiga hari (pada 14-16 Januari 2021)," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil seusai memimpin Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin 18 Januari 2021.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 : 1.500 Nama dari 17 Federasi Olahraga Prioritas Penerima Vaksin, Ini Syaratnya

Rincian tujuh daerah dan jumlah 4.070 tenaga kesehatan yang sudah divaksin tersebut yaitu Kota Bandung (1.783 nakes), Kabupaten Bandung (42 nakes), Kota Bekasi (694 nakes). Kemudian Kota Bogor (568 nakes), Kabupaten Bandung Barat (442 nakes), Kota Cimahi (420 nakes), dan Kota Depok (121 nakes).

Selain itu, terdapat 69 pejabat publik, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat, dari tujuh daerah itu yang sudah divaksin pada pencanangan vaksinasi Covid-19 perdana di hari Kamis, 14 Januari 2021. Di antaranya Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan musisi asal Kota Bandung, Ariel NOAH.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 : PSSI Mengajukan 178 Nama untuk Penerima Vaksin, Ini Rinciannya

Selain itu, pada agenda pencanangan vaksinasi, Kang Emil berujar bahwa terdapat sejumlah tokoh yang ditunda untuk divaksin karena tensi tubuh yang tinggi atau di atas 140/90 sehingga tidak lolos penapisan atau skrining awal.

"Dari 90 (tokoh) yang ditargetkan untuk divaksin, pada hari-H tidak semua bisa disuntik karena tekanan darahnya tinggi. Ada 21 orang yang ditunda, menunggu tensi turun minimal di 140," kata Kang Emil.

Tidak ada penolakan

Terkait program vaksinasi oleh pemerintah pusat ini, Kang Emil berujar, tidak ada penolakan di Jabar karena edukasi yang relatif baik. Meski begitu, ia berharap agar manajemen data penerima atau sasaran bisa disesuaikan kepada kesiapan masing-masing daerah.

Baca Juga: Ridwan Kamil : Covid-19 di Jawa Barat Kembali Menurun

"Yang datang untuk divaksin tidak 100 persen seperti yang ditargetkan (pemerintah pusat) via SMS. Ini yang akan kita sinkronisasi dengan pemerintah pusat agar Pemerintah Daerah Provinsi Jabar diberi kewenangan lebih besar untuk mengelola siapa-siapa yang divaksin atau tidak, supaya kami mudah melacak," tutur Kang Emil.

"Karena datanya ada di pemerintah pusat, (siapa) yang tidak datang, kami tidak tahu. Karena kami tidak tahu, kami tidak bisa memberikan pertolongan apakah (mereka) tidak ada transportasi atau tidak diberi tahu. Ini yang akan dibenahi sebelum manajemen vaksinasi kepada masyarakat umum di tahap selanjutnya," katanya.

Kang Emil pun menegaskan, vaksinasi merupakan opsi paling memungkinkan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity demi menghentikan pandemi global Covid-19 di Tanah Air.

Halaman:

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x