Ridwan Kamil : Covid-19 di Jawa Barat Kembali Menurun

- 18 Januari 2021, 21:35 WIB
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar meninjau RS Darurat Covid-19 Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa 12 Januari, 2021.
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar meninjau RS Darurat Covid-19 Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa 12 Januari, 2021. /Dok Humas Pemprov Jabar/

DESKJABAR - Gubernur Jawa Barat  M Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar mengatakan 4.070 tenaga kesehatan sudah divaksin di provinsi itu.

Total tersebut didapat dari pelaksanaan vaksinasi selama tiga hari di tujuh kabupaten/kota pada 14 hingga 16 Januari 2021, katanya di Bandung, Senin.

Menurut Ridwan Kamil, di Bandung, Senin, 18 Januari 2021, rincian tujuh daerah dan jumlah nakes yang sudah divaksin tersebut yaitu Kota Bandung (1.783 nakes), Kabupaten Bandung (42 nakes), Kota Bekasi (694 nakes), Kota Bogor (568 nakes), Kabupaten Bandung Barat (442 nakes), Kota Cimahi (420 nakes), dan Kota Depok (121 nakes).

Baca Juga: Soal Pemukiman Ilegal Israel, PM Palestina Berharap Banyak Kepada Joe Biden


Selain itu, terdapat 69 pejabat publik, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat, dari tujuh daerah itu yang sudah divaksin pada pencanangan vaksinasi COVID-19 perdana di hari Kamis, 14 Januari 2021. Di antaranya Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan musisi asal Kota Bandung, Ariel Noah.

"Vaksinasi berlangsung lancar di tujuh wilayah Jabar. Ada 4.070 (nakes) yang sudah divaksin dalam tiga hari (pada 14-16 Januari 2021)," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil seusai memimpin Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin.

Selain itu, pada agenda pencanangan vaksinasi, Kang Emil berujar bahwa terdapat sejumlah tokoh yang ditunda untuk divaksin karena tensi tubuh yang tinggi atau di atas 140/90 sehingga tidak lolos penapisan atau skrining awal.

"Dari 90 (tokoh) yang ditargetkan untuk divaksin, pada hari-H tidak semua bisa disuntik karena tekanan darahnya tinggi. Ada 21 orang yang ditunda, menunggu tensi turun minimal di 140," kata Ridwan Kamil.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 : 1.500 Nama dari 17 Federasi Olahraga Prioritas Penerima Vaksin, Ini Syaratnya

Terkait program vaksinasi oleh pemerintah pusat ini, Kang Emil berujar, tidak ada penolakan di Jabar karena edukasi yang relatif baik. Meski begitu, ia berharap agar manajemen data penerima atau sasaran bisa disesuaikan kepada kesiapan masing-masing daerah.

"Yang datang untuk divaksin tidak 100 persen seperti yang ditargetkan (pemerintah pusat) via SMS. Ini yang akan kita sinkronisasi dengan pemerintah pusat agar Pemerintah Daerah Provinsi Jabar diberi kewenangan lebih besar untuk mengelola siapa-siapa yang divaksin atau tidak, supaya kami mudah melacak," tutur Ridwan Kamil, dikutip DeskJabar dari Antara.

"Karena datanya ada di pemerintah pusat, (siapa) yang tidak datang, kami tidak tahu. Karena kami tidak tahu, kami tidak bisa memberikan pertolongan apakah (mereka) tidak ada transportasi atau tidak diberi tahu. Ini yang akan dibenahi sebelum manajemen vaksinasi kepada masyarakat umum di tahap selanjutnya," tambahnya.

Baca Juga: Keluarga Pramugari Oke Dhurratul Jannah Menerima Santunan Jasa Raharja

Menurut dia, vaksinasi merupakan opsi paling memungkinkan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity demi menghentikan pandemi global Covid-19 di Tanah Air.

"Untuk mencapai kekebalan masyarakat ada tiga pintu. Pertama, vaksinasi sehingga bisa imun. Kedua, mohon maaf yang terpapar, setelahnya kebal (menjadi imun). Ketiga, diam di rumah, tidak ke mana-mana, sampai kekebalan masyarakat hadir. Pilihan ketiga repot secara sosial, maka pilih pintu pertama divaksin agar bisa berkegiatan seperti biasa," ujarnya.

Perkembangan

Selain membahas vaksinasi, Ridwan Kamil juga menjelaskan terkait perkembangan Covid-19 di Jabar. Ia melaporkan, per 17 Januari 2021, tingkat keterisian tempat tidur atau ruang isolasi (Bed Occupancy Rate/BOR) dari 308 rumah sakit rujukan Covid-19 se-Jabar mengalami penurunan.

Baca Juga: Kementerian Ketenakerjaan Mendesain Sistem Jaminan Kehilangan Pekerjaan, Ini Penjelasan Menaker

"Tingkat keterisian ruang isolasi kita bisa turun 5 persen (dari minggu lalu). Tadinya (per 10 Januari 2021) adalah 77,87 persen sekarang (per 17 Januari 2021) di angka 72,45 persen. Mudah-mudahan seterusnya bisa berkurang," kata Kang Emil.

Rinciannya, per 17 Januari 2021, Ruang Isolasi Hijau terisi 65,51 persen, Ruang Isolasi Kuning terisi 83,07 persen, Ruang Isolasi Merah terisi 74,65 persen, IGD terisi 43,28 persen, dan ICU terisi 68,67 persen.Isolasi

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x