Puing Stasiun Radio Malabar, Gunung Puntang Tujuan Wisata Sejarah Dunia

- 22 Desember 2020, 19:49 WIB
Puing Stasiun Radio Malabar di Gunung Puntang
Puing Stasiun Radio Malabar di Gunung Puntang /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kawasan wanawisata Gunung Puntang, Cimaung, Banjaran, Kabupaten Bandung menjadi salah satu tujuan wisata yang digandrungi banyak kalangan dari berbagai usia.

Pada setiap musim liburan, kawasan Gunung Puntang memang selalu banyak dikunjungi wisatawan. Selain menikmati keindahan alam, juga banyak melakukan kegiatan di lokasi tersebut.

Terletak di selatan Bandung arah persimpangan ke Cimaung-Banjaran dan Pangalengan, Gunung Puntang memiliki sejumlah pesona keindahan alam sekaligus menjadi salah satu tempat bersejarah dunia.

Namun di kalangan muda-mudi, kawasan Wanawisata Gunung Puntang lebih dikenal dengan keberadaan "kolam cinta". Yang dimaksud, adalah bekas kolam dari peninggalan Stasiun Radio Malabar yang kini tinggal puing-puingnya. 

 Baca Juga: Libur Akhir Tahun 2020, Wisatawan di Kawasan Puncak-Cianjur Wajib Membawa Hasil Rapid Test Antigen 

Karena itu, kawasan wanawisata Gunung Puntang sebenarnya memiliki beberapa aspek sekaligus yang memberi manfaat bagi masyarakat. Mulai keindahan alam, wisata sejarah, ekologi, bahkan ada juga hal-hal lain yang dapat dinikmati dari obyek wanawisata Gunung Puntang.

Dari aspek sejarah, kawasan wanawisata Gunung Puntang dikenal sebagai lokasi yang terdapat puing-puing bekas stasiun radio terbesar di dunia, yaitu Radio Malabar berikut puing-puing berbagai bekas perumahannya.

Informasi diperoleh DeskJabar dari Nationaal Archief Belanda, bahwa Stasiun Radio Malabar merupakan sarana komunikasi antara Hindia Belanda yang kini bernama Indonesia dengan negara Belanda pada tahun 1923 sampai tahun 1942.

Sedangkan akhir riwayat Stasiun Radio Malabar mulai terjadi pada Maret 1942 dan hancur total pada tahun 1946-1947.

Bekas-bekas kejayaan Stasiun Radio Malabar masih dapat dilihat pula, terdapat bekas-bekas lapangan tenis, kolam renang, bekas bioskop, bekas toko, dll.

Tentu saja, berbagai fasilitas lengkap tersebut, ditujukan agar para pegawai Stasiun Radio Malabar dahulu menjadi betah tinggal di daerah terpencil.

Baca Juga: Pangandaran: Pembukaan Aquarium Piamari Terbesar di Dunia Ditunda, Ini Alasannya  

Dari segi keindahan alam, kawasan wanawisata Gunung Puntang secara umum kini merupakan hutan pinus dan hutan campuran yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Selatan.

Namun kawasan Gunung Puntang memiliki keindahan alam berupa lembah gunung, yang menjadi daya pikat pemandangan. Keindahan tersebut, sebenarnya sudah menjadi daya tarik sejak zaman kolonial Belanda ketika Stasiun Radio Malabar tersebut mulai dibangun sekitar tahun 1917-1918 lalu, dengan dipimpin CJ de Groot.

Dalam catatan DeskJabar, sejak beberapa tahun terakhir, di kawasan hutan di Gunung Puntang juga menjadi tempat habitat hidup sejumlah satwa langka. Misalnya, surili, owa Jawa,burung elang, kijang, dll.

Jika dituju dari Bandung, perjalanan ke Gunung Puntang kini menjadi lebih cepat, sekitar 2 sampai 3 jam, karena adanya Jalan Tol Soroja sehingga dapat ditempuh melalui Soreang lalu melintasi Banjaran, berbelok ke kanan ke arah Pangalengan. Ada pun lokasi menuju Gunung Puntang, adalah melalui pertigaan ke arah Cimaung. *** 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x