DESA Cemarajaya Karawang, Destinasi Wisata Pantai Favorit yang Tinggal Kenangan, Tenggelam Digerus Air Laut

22 Januari 2023, 06:15 WIB
Lahan pemakaman tergenang air laut. Desa Cemarajaya nyaris tenggelam akibat abrasi laut sebagai dampak terjadinya perubahan iklim /Instagram @greenpeaceid/

DESKJABAR – Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang adalah salah satu desa yang menjadi contoh keberagaman dan kerukunan antar umat beragama.

Tidak itu saja, Desa Cemarajaya memiliki Pantai Pisangan yang menjadi destinasi wisata pantai yang cukup favorit di wilayah Karawang di era tahun 1990-an.

Sayangnya akibat perubahan iklim, desa yang berada di pesisir Karawang tersebut harus menanggung derita hebat. Desa ini terancam tenggelam akibat abrasi atau gerusan air laut karena permukaannya terus meninggi.

Baca Juga: INILAH Daftar Desa di Tasikmalaya yang Dilintasi Tol Getaci serta Pintu Tol yang akan Dibangun dan Tujuannya

Desa yang pernah jaya dengan pendapatan Rp 80 juta per bulan dari sektor pariwisata pantai, kini hanya tinggal kenangan.

Desa Cemarajaya sekarang seperti sekarat. Banyak bangunan yang runtuh dan ditinggalkan penghuninya karena gerusan air laut yang terus menusuk ke daratan desa. Lahan kuburan pun tergenang, memporakporandakan kawasan tersebut.

<H2>Kenangan Manis Desa Cemarajaya</H2>

Dikutip dari Instagram @desa_cemarajaya, meski desa ini cukup terpencil, namun ada fakta menarik dari desa di pesisir Karawang tersebut.

Desa ini dikenal sebagai tempat pendederan ikan bandeng terbesar di Jawa Barat, dan memiliki Pantai Pisangan yang menjadi destinasi wisata pantai favorit di era tahun 90-an.

Desa Cemarajaya juga dikenal sebagai cerminan kerukunan antar umat beragama, dimana di desa ini berdiri 4 tempat ibadah secara berdampingan yakni masjid, gereja, vihara, dan tempat ibadah Khonghucu.

Selain tempat ibadah, tempat pemakaman ke-4 agama ini juga dibuat di lahan yang satu sama lain berdampingan.

Baca Juga: JUNCTION Gedebage Titik Awal Tol Getaci, akan Menghubungkan 3 Ruas Tol, Rumit Serumit Interchange Pasirkoja

Organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia dalam postingan di Instagramnya memaparkan bahwa pendapatan besar dari objek pariwisata Pantai Pisangan mampu memberi pemasukan buat desa Rp 80 juta per bulan selama tahun 90-an.

<H2>Cemarajaya Tenggelam Akibat Abrasi Sejak 2005</H2>

Potensi wisata pantai yang telah memberikan pemasukan cukup besar bagi PAD desa kini hanya cerita. Pantai tidak lagi menjadi destinasi wisata indah mempesona, melainkan seperti menjadi kuburan tenggelamnya Desa Cemarajaya.

Dalam postingan terbarunya, Greenpeace Indonesia mengatakan bahwa Desa Cemarajaya di pesisir pantai Karawang, tenggelam akibat perubahan iklim global.

Naiknya permukaan laut berpadu dengan pasang surut air laut menyebabkan kerusakan ekologis dan material. Perlahan namun pasti mengikis garis pantai sepanjang 6 km dari perbatasan desa, sejak dua dekade lalu.

Baca Juga: Cianjur dan Sukabumi, 19 Kecamatan di Selatan Waspada Longsor dan Banjir

Warga yang tak lagi bisa mengandalkan bisnis pariwisata beralih profesi menjadi pedagang nelayan atau membuka warung makan kecil-kecilan. Desa Cemarajaya telah kehilangan lahan seluas 500 hingga 800 meter dari garis pantai saat ini.

Rudi Candia, Kepala Desa Cemarajaya masih ingat dengan jelas kolam ikan, kompleks perumahan, dan lapangan sepak bola kecil telah hilang karena naiknya permukaan laut.

Sejak dua dekade lalu, warga mulai membangun tanggul dan meninggikan rumahnya untuk mencegah banjir. Pemerintah juga juga telah menempatkan pemecah gelombang panjang dan karung pasir di sepanjang garis pantai.

“Tetapi pertarungan melawan kenaikan permukaan laut akibat krisis iklim, tampaknya tidak mungkin lagi mereka menangkan,” demikian tulis Greenpeace Indonesia. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber greenpeace indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler