KASUS SUBANG Hampir 1 Tahun, Anjas Menduga Pelakunya 6 Orang, Motif Ada Pelaku Kesal Kepada Korban Ini

12 Juli 2022, 19:54 WIB
Mobil Alphard warna hitam tempat ditemukan jasad korban di kasus Subang dan foto Amel. /Dok . DeskJabar/

DESKJABAR – Kasus Subang pada bulan Agustus 2022 akan genap berusia 1 tahun, namun hingga saat ini belum terungkap para pelaku yang telah menewaskan Tuti dan Amel.

Pemerhati kasus Subang, Anjas menduga pelakunya berjumlah 6 orang dan jejak pelaku diduga termasuk DNA yang tertinggal di TKP yang belum teridentifikasi tim penyidik.

Yang mengejutkan di kasus Subang yang hampir berusia 1 tahun, diduga motif pelaku adanya rasa kesal mendalam pelaku terhadap salah satu korban.

Baca Juga: ASUS SUBANG MENGEJUTKAN, Mr X Tiba-tiba Muncul, Apakah Untuk Menciptakan Alibi Baru Terhadap Danu?

Hal itu dikemukakan Anjas di kanal YouTube Anjas di Thailand dengan judul “STICK GOLF ALAT YG DIPAKAI ?? ORANG YG SANGAT KECEW4 DG BU TUTI DI SUBANG !! Ep. 258” yang tayang pada 12 Juli 2022.

Menurut Anjas, dari foto kondisi jasad Tuti dan Amel yang menjadi korban di kasus Subang, kondisi luka-luka yang ada di jasad Amel terlihat paling parah dibanding ibu Tuti.

Melihat kondisi luka yang dialami almarhumah Amel, Anjas menduga motif pelaku di kasus Subang lebih mengarah terkait dengan Amel.

Apalagi dalam perkembangan hampir 11 bulan kasus Subang sejak terjadi pada 18 Agustus 2021, sempat muncul dugaan motif asmara.

Apalagi almarhumah Amel adalah perempuan cantik, sudah bekerja, belum menikah, dan punya mobil. Sehingga tentu banyak pria yang tertarik kepadanya.

Belum lagi posisi Amel di Yayasan Bina Prestasi Nasional menduduki posisi penting yakni sekretaris yayasan. Meski posisi bendahara dipegang ibunya, Almarhumah Ibu Tuti, namun semua operasional keuangan dikendalikan oleh Amel.

Namun yang mengejutkan Anjas, dalam perbincangan dengan pakar forensik dari Mabes Polri dr Sumy Hastry, dia menyebut justru kondisi yang paling parah dialami almarhumah ibu Tuti.

Dr Hastry menilai dari hasil otopsi yang dilakukan terhadap kedua jasad Tuti dan Amel, luka-luka yang dialami almarhumah Tuti lebih parah.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Singapore Open 2022 Rabu 13 Juli Besok, Hasil Drawing, Lawan Indonesia, Tayang Dimana? TV Apa?

Dr Hastry menduga pelaku yang menghabisi ibu Tuti mempunyai kekesalan mendalam terhadap almarhumah.

Kalaupun luka-luka yang dialami almarhumah Amel lebih banyak karena saat terjadi eksekusi Amel memberikan perlawanan.

Menurut Anjas, kalau motifnya ada rasa kesal mendalam pelaku kepada almarhumah Tuti di kasus Subang, bebarti pelaku kenal dengan korban.

Hal ini sinergi dengan keterangan Kapolres Subang di awal kasus, yakni tidak ditemuka adanya kerusakan di pintu dan jendela di TKP kasus Subang di Ciseuti.

Apalagi ada saksi yang menyaksikan bahwa pada malam hari tanggal 17 Agustus 2021 sebelum terjadi pembunuhan di kasus Subang, melihat ada 5 orang di halaman rumah di TKP yakni 3 wanita dan 2 laki-kali, dimana 2 wanita diantaranya adalah almarhumah Tuti dan Amel.

Pelaku 6 orang

Banyak pakar kriminolog yang menilai janggal di kasus Subang, karena para pelaku menghabiskan waktu 7 sampai 8 jam di TKP.

Sebab, biasanya pelaku akan cepat-cepat meninggalkan TKP begitu aksinya sudah dilakukan.

Baca Juga: Takut Hipertensi Karena Makan Daging kurban? Ini Resep Ramuan Herbal Penurun Darah Tinggi, Cuma Butuh 5 Bahan

Sementara di kasus Subang, baik hasil otopsi pertama maupun kedua, ada jarak waktu 4 sampai 5 jam antara eksekusi kepada almarhumah Tuti dengan eksekusi kepada almarhumah Amel.

“Belum lagi mereka bersih-bersih jejak sidik sidik jari baik di TKP, di kedua jasad korban, dan di mobil Alphard,” tutur Anjas.

Anjas menduga pelakunya minimal 6 orang yakni yang berperan sebagai otak atau dalang, eksekutor, dan orang yang membantunya.

Alasannya, karena kasus Subang bisa berjalan mulus hingga 11 bulan ini belum juga terungkap, termasuk tidak adanya bukti CCTV.

“Bagaimana mereka tahu mana CCTV yang jalan dan titik-titik CCTV mana yang mati. Jadi kemungkinan orang yang tahu ini adalah orang yang mengetahui kondisi TKP, orang yang dekat dengan korban. Dekat dalam artian secara fisik, secara emosional, atau secara bathin,” papar Anjas.

Anjas juga menilai para pelaku yang membersihkan jasad korban dan TKP, adalah orang yang mengerti tentang forensik yang mengetahui bagaimana cara menghilangkan jejak, baik di jasad korban, di TKP, maupun di mobil Alphard.

Baca Juga: Bhadara E Gagalkan Aksi Pelecehan Brigadir J di Rumah Kadiv Propam Fredy Sambo, Lemkapi Minta Polri Transparan

Seperti yang dikemukakan Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto bahwa salah satu kendala dalam pengungkapan kasus Subang karena ada beberapa DNA yang belum teridentifikasi, maka Anjas menduga DNA yang belum terindentifikasi itu salah satunya milik pelaku di kasus Subang.

Menurut Anjas, hal itu bisa ditelusuri dengan cara pohon DNA, artinya menelusuri bank DNA mana DNA yang hampir mendekati dengan DNA yang belum terindentifikasi tersebut. Kemudian bisa ditelusuri itu milik saksi yang mana di ksus Subang. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler