Kerap Jadi Korban Perundungan, Perkumpulan Wanita Lindung Indonesia akan Latih Perempuan Mahir Bela Diri

25 Juni 2022, 16:41 WIB
Ketua Perkumpulan Wanita Lindung Indonesia, Windy Eka Prasetyowati, SH. saat berfoto bersama dengan Bupati Kabupaten Bandung Barat Hengky Kurniawan /Yedi Supriadi/DeskJabar

DESKJABAR- Seringnya terjadi perundungan terhadap kaum perempuan salah satunya terhadap perempuan dibawah umur menjadi perhatian serius dari aktivis perempuan yang tergabung dalam Perkumpulan Wanita Lindung Indonesia (PWLI).

Bahkan dalam kasus di Kabupaten Bandung Barat, PWLI turun tangan langsung terhadap korban kekerasan seksual oleh empat pria bejat di wilayah KBB.

Ketua Umum Perkumpulan Wanita Lindung Indonesia Windy Eka Prasetyowati SH pun sangat serius menanggapi fenomena ini bahkan lembaganya telah merancang untuk melakukan pelatihan bela diri terhadap para wanita agar bisa melawan predator seksual.

Baca Juga: Save Aja Dulu! Sebentar Lagi Idul Adha, Berikut Resep Membuat Bakso yang Kenyal dan Anti Gagal, Dijamin Enak

Menurut Windy, awal perkumpulan itu dibentuk karena kepedulian perempuan yang geram terhadap kasus Herry Wirawan yang beberapa waktu lalu terjadi di Kota Bandung.

Merasa sebagai wanita yang sebenarnya harus dilindungi hak hak dan keamanannya maka Windy dan kawan kawan membentuk Perkumpulan Wanita Lindung Indonesia.

"Memperhatikan beberapa kejadian yang selalu jadi isu dan masalahnya tidak lepas dari perempuan. Seringkali perempuan jadi korban keganasan predator makanya kami merasa terpanggil untuk melindungi kaum perempuan," kata Windy kepada wartawan Sabtu 25 Juni 2022.

"Saya melihat ada perkara waktu Herry Wirawan, saya memperhatikan ada banyak korban ank perempuan. Disitu berkenaan dengan pendidikannya dengan masa depannya seperti apa," ujarnya.

Kemudian menurut Windy justru perempuan itu merupakan negara itu dibangun berawal dari perempuan karena perempuan yang melahirkan dan perempuan menjadi guru pertama untuk anaknya.

Sementara psikis dari perempuan yang jadi korban pelaku, itu penting karena ketika mereka harus karena jadi korban rasa percaya dirinya turun, merasa tidak diterima oleh lingkungannya sehingga masa depannya menjadi suram.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Perempat Final Sampai FINAL Piala Presiden 2022, Target, Calon Kuat Lawan Persib Bandung

Dan sekarang memang banyak yang mendampingi tapi lebih pada mengedepankan perlindungan hukum, seringkali lupa pasca kejadian traumanya seperti apa, korban dan pelaku terhadap perempuan.

"Justru yang terpenting ini perawatan pasca trauma dan dari Wanita Lindung ini kita memiliki tiga elemen penting," katanya.

Pertama perlindungan hukumnya, kita sediakan pengacara dan praktisi hukum.

Kedua kita aping dengan psikolognya ada beberapa pemeriksaan dari psikolog.

Ada beberapa treatment ada beberapa korban dikhususnya untuk menerima treatment dari kami.

Ketiga kemudian mengusung ke pengembangan perempuannya, pengembangan perempuan terdiri dari perempuan memiliki usaha, memiliki usaha skil dan berkarir bidang lainnya.

Menurut Windy semua ini menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya sesuai visi misi kita tadi.

"Adanya kami untuk pengembangan perempuannya, ada asuhan kami untuk di ambil lagi keahliannya berpotensi dimana keahlian jadi perempuan mandiri jadi punya usaha," katanya.

"Perkumpulan Wanita Lindung ini sudah ada sekitar 26 orang, tenaga psikolog kita punya Hana, anak anak yang ada masih melanjutkan pendidikannya lagi," katanya.

Baca Juga: Pecahkan Rekor MURI, Kapolri Lepas Peserta Gowes 508 Km

Dalam penanganan kasus predator seks anak, Windy mengaku telah melakukan trauma healing bekerjasama dengan Dinas PPA Kabupaten Bandung Barat.

"Alhamdulillah si anak ini makin ke sini makin dekat sam akita melalui proses pemeriksaan psikolog. Karena yang saat ini diperlukan adalah pendampingan dari psikolog," ucap Windy.

Menurut Windi, awal awal di kamar terus. Memang sama orang tuanya engak boleh ketemua siapa siapa.

Karena orang orang disana juga sudah tahu. Malahan rumahnya juga kan dikelilingi sama rumah para pelaku. Dia takut karena suka dapat ancaman dari anak salah satu pelaku.

"Karena dia menerima ancaman dari salah satu anak pelaku. kadan gdia juga mengutarakan ke kita jadi takut sebagai besar malu," katanya.

Seringnya menangani perkara seperti itu, Windy pun akan terus memperjuangkan kaum perempuan salah satunya pada 24 Juli 2022 akan mengadakan hari anak nasional, loba lukis dan menanam dalma pot.

Dan yang paling penting adalah akan dilakukan pengenalan bela diri. "Bela diri karena banya kekerasan terjadi di lingkungan keluarga orang tidak dikenal untuk memberantas saja kita juga harus punya power, salah satunya dibekali dengan bela diri sejak dini," katanya.***

 
Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler