Wisata Sukabumi, Dermaga Tua Palabuhanratu, Tempat Sejarah Perang Dunia II yang Terlupakan Zaman

12 Juni 2022, 08:02 WIB
Bekas dermaga tua di Pantai Palabuhanratu, Sukabumi, menyimpan sejarah Perang Dunia II. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR – Di Pantai Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, ada sebuah bekas dermaga tua yang semakin terlupakan zaman, dan orang sekitar umumnya menganggap pemandangan biasa.

Padahal, bekas dermaga tua di Pantai Palabuhanratu, Sukabumi, dimana orang menyebut sebagai “gadobangkong”, sebenarnya menyimpan sejarah Perang Dunia II tahun 1942.

Namun sekarang, sejarah Perang Dunia II di dermaga tua Pantai Palabuhanratu itu sudah terlupakan zaman, tenggelam dengan kesibukan keseharian orang-orang masa kini mencari nafkah.

Baca Juga: Pemandangan Indah Jalan Tol Cisumdawu, Jatinangor, Sumedang, Dahulu Banyak Kuburan Dipindahkan

Bekas dermaga tua di Pantai Palabuhanratu itu sudah semakin terkikis air laut dan tinggal tersisa tonggak-tonggaknya saja. Apalagi, di Pantai Palabuhanratu kini sudah ada dermaga baru.

Beberapa warga setempat terlihat suka memancing ikan di tempat kawasan bekas dermaga tua itu, setelah dapat lalu pulang lagi untuk disantap.

Ketika DeskJabar.com mengobrol dengan warga sekitar bekas dermaga tua Palabuhanratu itu, dan menceritakan peristiwa di zaman Perang Dunia II di tempat itu, wajah mereka tampak renyah tidak mempercayai apa yang diceritakan.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Asia 2023, Tim Kuwait, Rekor Skor Dunia dan Kenangan Tampil di Piala Dunia 1982

Apalagi generasi mudanya, mereka tampak alias matanya hanya mengernyit, entah kurang perduli atau tidak percaya dengan sejarah di daerahnya sendiri, termasuk Perang Dunia II.

Catatan peristiwa di dermaga tua Palabuhanratu selama Perang Dunia II itu, terjadi pada 6 Maret 1942, dengan ditulis JC Bijkerk pada buku memoarnya, “Vaarewel, Tot Betere Tijden”.

JC Bijkerk mengingat, pada masa itu, ratusan orang Eropa sipil termasuk asal Bandung, dan tentara KNIL Belanda, mengantri naik perahu naik ke kapal MS Poelau Bras, untuk mengungsi ke Colombo, Srilanka.

Baca Juga: INFO GEMPA di Banten dan Sukabumi, Bagaimana Nasib Nyi Roro Kidul di Dasar Laut Kidul ?

JC Bijkerk pun mengingat, jalanan dekat dermaga Pantai Palabuhanratu itu dipenuhi mobil-mobil Eropa. Orang-orangnya sudah panik mengungsi menghindari kejaran pasukan Jepang.

Ratusan mobil bekas orang Eropa dan militer KNIL Belanda itu, kemudian tergeletak begitu saja setelah ditinggalkan para penggunanya, yang kemudian naik ke kapal MS Poelau Bras.

Oleh penulis, sejarah di Palabuhanratu, termasuk semasa zaman perang, dibuat pada YouTube Kodar Solihat, “Sejarah Pelabuhan Ratu (Palabuhanratu), Sukabumi Tempo Dulu,” diunggah 8 Februari 2020.

Baca Juga: Majalengka, Ada Mayat Mendadak Hilang Ketika akan Dikuburkan di Lemahsugih, Masih Misteri

Kini pada tahun 2022, atau 80 tahun berselang, sejak peristiwa Perang Dunia II di bekas dermaga tua Palabuhanratu itu, tampak keseharian suasana sepi.

Di bagian depan pelatarannya, ada kantor dari Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sukabumi, dimana dahulunya pada posisi sama adalah kantor perusahaan pelayaran Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM).

Dari pelataran bekas dermaga tua Palabuhanratu itu, kita bisa menikmati pemandangan perahu-perahu nelayan yang melaut.

Baca Juga: Liburan Dekat Bandung, Wisata Asyik pada Empat Waduk di Cianjur, Purwakarta, Sumedang, Purwakarta, dan KBB

Sejauh ini, sosok pantai Palabuhanratu lebih dikenal sebagai kawasan wisata pantai, yang masih kental mitos soal Nyi Roro Kidul.

Di kawasan Pantai Palabuhanratu kini juga masih eksis unit perkebunan milik negara, yaitu Perkebunan Pasirbadak bagian Tenjoresmi, yang dikelola PTPN VIII. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler