KASUS SUBANG SEGERA BERAKHIR, Sumy Hastry Tegaskan Tidak Ada Kejahatan yang Sempurna, Ini Alasannya

7 Mei 2022, 14:05 WIB
TKP kasus pembunuhan subang, sudah 9 bulan dikosongkan. dr Sumy Hastry Purwanti menegaskan tidak akan ada kejahatan yang sempurna termasuk dalam kasus pembunuhan Suban yang Menewaskan Tui dan Amel /DeskJabar

DESKJABAR - Setelah memasuki bulan ke sembilan, kasus Subang akan segera berakhir ketika ahli forensik yang juga Polwan berpangkat Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti menegaskan tidak akan ada kejahatan yang sempurna.

Sumy Hastry berkeyakinan tidak ada kejahatan yang sempurna termasuk kasus pembunuhan Subang yang menewaskan ibu dan anak yaitu Tuti dan Amel karena tes DNA tidak mungkin bisa dibohongi.

dr Sumy Hastry menyebutkan jika pelaku begitu sadis dan memang menginginkan jika korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel harus mati.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERUNGKAP, Ternyata Ini Kebiasaan Amel dan Tuti Pada Malam Hari Jika Yosef Tidak Ada di Rumah

kasusBaca Juga: MEMBONGKAR KASUS SUBANG, dr Sumy Hastry Sebut Pelaku Memang Ingin Korban Tuti dan Amel Mati, Ini Faktanya

Selama terlibat dalam penanganan kasus Subang yang mengautopsi jasad Tuti dan Amel, Sumy Hastry menyebutjan jika tim penyidik Inafis Polri berhasil mengumpulkan sidik jari dari tempat kejadian perkara dan menemukan puluhan DNA di sekitar lokasi kasus Subang.

Sumy Hastry menyebutkan bahwa terduga pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini luar biasa rapi termasuk dalam perencanaannya.

Hal tersebut disampaikan Sumy kepada YouTuber Denny Darko yang tayang di kanal YouTube Denny Darko bertajuk 'Akhirnya Bertatap Muka Langsung Dengan dr. Hastry Forensik Bahas Kasus Subang', Sabtu 20 November 2021.

Baca Juga: Jadwal Timnas U-23 Indonesia SEA Games 2022, Hadapi Timor Leste Selasa 10 Mei, Shin Tae-yong Yakin Bangkit

"Saya kan mengumpulkan ilmiahnya aja. Buktinya akan muncul dari forensik, jejak di tempat kejadian perkara (TKP) tidak akan bohong dan ini tidak bisa dipalsukan," kata dr Sumy Hastry.

Ia pun menganalogikan soal seseorang yang kecipratan air minum bekas seseorang lalu diminum lagi oleh seseorang. Jejak itu bisa terdeteksi secara tes DNA bahwa ada dua orang yang minum di gelas tersebut.

"Tidak mungkin bisa dibohongi karena ini sudah dibuktikan secara ilmiah, jadi kesimpulannya tidak akan ada kejahatan yang sempurna," ujar Sumy Hastry menegaskan.

Baca Juga: Filipina Memimpin Klasemen Grup A SEA Games 2022 Kalah dari Vietnam Pelatih Indonesia Shin Tae-young Sebut Ini

Dengan kondisi tersebut, Sumy berkeyakinan jika kasus Subang ini akan terungkap pelakunya.

Pelaku sadis

Usai melakukan autopsi korban kasus Subang, ahli forensik dr Sumy Hastry menyebutkan jika pelaku begitu sadis dan memang menginginkan jika korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel harus mati.

Hal itu disampaikan Sumy Hastry setelah melihat luka yang ada di tubuh Tuti dan Amel setelah mendapat perlakuan kejam dari pelaku kasus pembunuhan Subang.

Baca Juga: 5 Cara Tangkal Ilmu Hitam, Sihir dan Santet, Mudah Dilakukan dan Terbukti Ampuh

Sumy Hastry turut terlibat dalam kasus Subang pada saat melakukan autopsi kedua terhadap jenazah korban yaitu Tuti dan Amel.

Sumy melakukan autopsi kedua terhadap Tuti dan Amel pada 2 Oktober 2021 atau berjarak 1 bulan 15 hari sejak kejadian pada tanggal 18 Agustus 2021.

"Oh luka ini sangat mematikan. Sekali tebas, sekali ayun. Berarti dia sadis," kata Sumy Hastry.

Baca Juga: Beruntung, 3 Weton Pria Ini Bawa Hoki Bagi Keluarga dan Pasangan, Bisa Dapat Rezeki Tak Terduga

Sumy Hastry menjelaskan, jika ada luka di kepala atau wajah korban, berarti pelaku benci sekali terhadap korban.

"Tidak ada tedeng aling-aling atau keraguan. Sudah ter-mind set di kepala pelaku, ini korban harus mati. Itu dari luka-luka," tutur Sumy Hastry.

Dengan kondisi tersebut dibutuhkan pula psikiater forensik untuk memprofil pelaku dari luka-luka korban.

Pernyataan dr Sumy Hastry tersebut muncul dalam acara Forensic Talk ke-13 yang dipandu Prof Drs Adrianus Meliala, MSi, MSc, PhD, yang diunggah di akun resmi Pusat Forensik Terintegrasi UI, @pusatforensikui, pada Minggu, 7 November 2021.***

 

Editor: Ferry Indra Permana

Tags

Terkini

Terpopuler