2 ALAT BUKTI Ini di Kasus Subang Belum Ditemukan dan Dugaan Konspirasi di Konflik Yosep, Yoris, dan Danu

23 April 2022, 07:10 WIB
Saat petugas mengevakuasi jasad korban kasus Subang (kiri) dan salah satu korban Amel (kanan). Kasus Subang lama terungap karena 2 alat bukti ini belum ditemukan dan ada dugaan konspirasi /kolase YouYube Heri Susanto dan Instagram @amaliamustika__/

DESKJABAR – Sekitar 10 hari jelang berakhirnya Ramadhan 2022, kasus pembunuh ibu dan anak di Subang belum juga terungkap.

Salah seorang pengamat hukum menduga lamanya terungkap kasus Subang karena ada 2 alat bukti penting yang belum ditemukan tim penyidik.

Bahkan, berkembang dugaan selain belum ditemukan 2 alat bukti penting, kasus Subang belum juga terungkap karena ada konspirasi yang dilakukan pelaku, dengan memanfaatkan konflik di antara Yosep, Yoris, dan Danu.

Baca Juga: SAKSI KRUSIAL Kasus Subang Bertambah, Dia Melihat Sesuatu dan Ada Keramaian Sebelum Tuti dan Amel Tewas

Adanya dugaan konspirasi memanfaatkan konflik di antara keluarga besar korban, khususnya Yosep, Yoris, dan Danu, sudah berkembang sejak lama.

Menjelang berakhirnya Ramadhan 2022, publik kembali banyak membahas soal kelanjutan kasus pembunuhan Jalancagak Subang yang menewaskan Tuti dan Amel.

Sebab, pada pernyataan terakhirnya sekitar Januari 2022, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana menyatakan bahwa penyidikan kasus Subang sudah mengarah kepada tersangkanya.

Kapolda Jabar menyatakan ketika itu musah-mudahan kasus Subang bisa segera terungkap sebelum atau di awal Ramadhan, sebagai kaso bulan puasa.

Namun, Ramadhan 2022 hanya tinggal hitungan hari akan segera berakhir dan belum ada tanda-tanda Polda Jabar akan segera mengumumkan siapa tersangka kasus Subang.

Baca Juga: CHICKEN KATSU Menu Buka Puasa dan Sahur Ramadhan Keluarga Anda, Mudah, Enak dan Murah

2 alat bukti

Menyoroti lamanya pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Hukum Galunggung, Dr HN Suryana SH MH  mengatakan, berdasarkan analisanya, pihak kepolisian menghadapi kesulitan mengungkap pelaku kasus pembunuhan Subang tersebut.

Menurut Suryana, dalam kasus hukum seperti pembunuhan, biasanya ada dua hal yang bisa mengungkap siapa pelakunya.

Dua hal tersebut adalah alat bukti sidik jari pelaku di lokasi kejadian tewasnya Tuti dan Amel, serta alat bukti saksi yang melihat peristiwa kasus pembunuhan di Subang tersebut.

Sebelumnya saat merilis sketsa terduga pelaku kasus Subang, Polda Jabar mengakui tim penyidik menghadapi kendala karena minimnya alat bukti yang bisa mengarah kepada tersangka.

Sementara, menurut Suryana, dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini, polisi sepertinya sangat kesulitan menemukan sidik jari dari para pelaku yang dianggap pintar dalam menghilangkan jejak sidik jari.

"Polisi juga kesulitan menemukan saksi, karena dalam kacamata hukum yang disebut saksi itu seseorang yang melihat, mendengar, dan menyaksikan peristiwa hukum. Di kasus Subang tidak ada saksi," kata HN Suryana, Selasa 25 Januari 2022.

Baca Juga: INGIN REZEKI MELIMPAH dan Malaikat Singgah ke Rumah? Perdengarkan Rutin Suara Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Dugaan konspirasi

Pembahasan netizen soal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang adalah mengenai ada dugaan konpirasi yang pada akhirnya mengaburkan penyidikan oleh tim penyidik.

Dugaan konspirasi di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut terkait konflik keluarga dari korban almarhum Tuti Suhartini dan Amel, yang menjadikan penyelidikan oleh kepolisian menjadi lebih sulit.

Apakah lamanya pengungkapan kasus Subang tersebut, sebagai akibat pemberitaan konflik di antara keluarga inti korban, yang pada akhirnya disadari telah membuat penyelidikan oleh pihak kepolisian menjadi lebih sulit.

Konflik ini membuat pelaku sebenarnya dari kasus Subang ini, memiliki kesempatan untuk membersihkan jejak-jejak yang mengarah kepadanya, akibat fokus publik dan media hanya kepada konflik yang terjadi di keluarga inti korban.

Seperti diketahui, di awal-awal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021, pemberitaan ramai tentang drama-drama tentang masalah atau konflik di antara keluarga korban.

“Siapa sih yang pertama kali di 6 bulan ini yang mengungkapkan konflik di keluarga ke media massa?,” tutur pemerhati kasus Subang, Anjas.

“Tapi itu juga bukan berarti secara umum dia yang pertama kali menceritakan masalah itu. Bisa saja cerita-cerita itu sudah ada di tenatngga sekitar korban,” tuturnya menambahkan.

Analisa Anjas tersebut ditayangkan di kanal YouTube Anjas di Thailand dengan judul  “PALING MEMBERATKAN & TERBANTAHKAN ??” yang tayang pada Jumat 28 Januari 2022.

Baca Juga: Malam 1000 Bulan, Malaikat pun Turun ke Bumi, Keutamaan dan Tanda Lailatul Qadr Menurut Adi Hidayat

Menurut Anjas, jejak digital di akhir Agutsus yang pertama kali mengemukakan konflik di keluarga adalah dalam wawancaradi sebuah stasiun televisi, soal muncul keterangan tentang  permasalahan yang dihadapi almahum ibu Tuti.

Almarhum punya masalah dan pernah diteror oleh ibu Mimin, istri muda Yosef, yang juga suami korban.

Dari sinilah kemudian muncul pengembangan-pengembangan lagi dan saling menyerang satu sama lain.

“Setelah itu, dimunculkan Yoris juga Danu, ibu Mimin dan Yosef, mengeluarkan bantahan dan serangan masing-masing,” ujar Anjas.

Pada akhirnya pada 24  Desember 2021, Yoris akhirnya menggabung ke Yosef, saat itu dengan alsan kepindahan tersebut karena sebelumnya terjadi mis komunikasi di antara bapak dan anak tersebut.

Anjas memaparkan, kalau konflik keluarga terus dimunculkan akan mempersulit penyidikan kasus Subang tersebut.

Baca Juga: Mudik Lebaran 2022 Sebentar Lagi, Inilah 4 Tips Jaga Kondisi Tubuh agar Tetap Sehat dan Bugar di Perjalanan

Buktinya, saat Polda Jabar merilis sketsa terduga kasus Subang pada 29 Desember 2021, disitu diakui bahwa mereka menghadapi kesulitan untuk menemukan 2 alat bukti yang bisa mengarah kepada tersangka kasus Subang tersebut.

Itu artinya, sebelum-sebelumnya soal konflik di keluarga inti korban ternyata tidak mendapatkan petunjuk yang mengarah kepada tersangka.

Akhir tahun lalu, Polda Jabar sebut belum ada bukti kuat, ada masalah-masalah yang dimiliki korban bisa jadi petunjuk, tapi malah jadi mengaburkan.  Apalagi bukti-buktinya yangg tidak mengarah,” papar Anjas.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler