DESKJABAR - Sepanjang bulan Maret 2022, Jawa Barat dan sekitarnya telah diguncang gempa bumi 95 kali.
Berdasaran data yang diterima dari BMKG Stasiun Geofisika Bandung, 69 kejadian gempa bumi terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa.
"Dari peta distribusi episenter gempa bumi periode bulan Maret 2022, terlihat 69 kejadian gempa bumi terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa, sebagai akibat dari subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia," kata Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, dalam siaran persnya, Senin, 4 April 2022.
Sedangkan 19 gempa bumi lainnya terjadi di darat dengan kedalaman dangkal sebagai aktivitas sesar lokal.
Tujuh gempa bumi lainnya juga terjadi di darat, namun akibat adanya subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.
Kedalaman gempa bumi pun bervariasi.
"Ada pada rentang 1 hingga 370 km. Sedangkan untuk magnitudo gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 5,5 dan Magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1,8," ujar Teguh.
Dari semua gempa bumi tersebut hanya sebagian yang dirasakan masyarakat.
"Sepanjang Maret 2022 terdapat 14 kali kejadian gempa bumi dirasakan. Salah satunya gempa bumi dirasakan dengan magnitudo terbesar terjadi pada tanggal 16 Maret 2022 di wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat," katanya lagi.
Baca Juga: KRONOLOGI KASUS SUBANG, Awal Terlihat Kaki Korban pada Mobil Alphard, Misteri Pembunuhan Jalancagak
Gempa bumi di Sukabumi tersebut terjadi pada pukul 10.00 WIB dan berpusat pada 7,94 Lintang Selatan dan 106,94 Bujur Timur pada kedalaman 10 Km. Gempa berkekuatan sebesar M 5.5.
Gempa tersebut terasa di daerah Palabuhanratu dan Cianjur, dengan skala intensitas IV MMI, dan di daerah Garut, Pandeglang, Bayah dan Panimbang dengan skala intensitas III MMI.
Sementara di daerah Lebak Selatan, Cilegon dan Sukabumi dengan skala intensitas II-III MMI, serta di daerah Jakarta, Banjar, Bandung Barat, Purwakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Bekasi, Depok dan Serang dengan skala intensitas II MMI.
Baca Juga: MENGUNGKAP KASUS SUBANG, Netizen : Sesulit Apa ? Lama Sekali Terungkap Pembunuhan di Jalancagak
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Teguh Rahayu, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," paparnya.
BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Masyarakat hendaknya, menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa," katanya mengingatkan.***