DESKJABAR – Tinggal dekat kuburan, beraneka anggapan dan suasana dialami orang, ada yang merasa takut namun ada juga yang biasa-biasa saja.
Di Majalengka, ada janda kembang yang sengaja memilih tinggal sendiri di samping kuburan, padahal penghasilan besar per bulan.
Adalah petualang asal Cikijing, Majalengka, Kang Hakim, yang kembali berkelana ke kuburan berikut hal-hal unik ditemuinya.
Kali ini, di Desa Cimanggu Hilir, Kecamatan Bantarujeg, Kang Hakim bertemu seorang janda kembang, bernama Hikmayati (43 tahun) sengaja tinggal di samping tempat kuburan umum yang luas, berikut latar belakangnya.
Nah, Hikmayati mengaku berpenghasilan rata-rata Rp 16-25 juta per bulan, dari usahanya sebagai pengusaha batu alam.
Melihat penghasilan per bulan, banyak orang meyakini bahwa Hikmayati sebenarnya mampu membeli tanah atau membangun rumah di kawasan pemukiman.
Baca Juga: Sirkuit Mandalika, Kecelakaan Marc Marquez Lokasi Dahulunya Adalah Kuburan ? MotoGP 2022
Namun ternyata, Hikmayati lebih memilih tinggal pada lokasi di samping kuburan. Ada pun anaknya ada dua, yang seorang kuliah di Mesir, dan seorang lagi di pondok pesantren di Kecamatan Rajagaluh.
Hikmayati mengatakan, mengapa dirinya lebih memilih tinggal di samping kuburan, karena suasananya lebih nyaman karena hening dibandingkan di tengah pemukiman.
Ia mengakui, sampai kini kadang-kadang masih merasa takut kalau pulang ke rumah apalagi malam hari, harus melintasi kuburan. Namun kemudian menjadi terbiasa.
Baca Juga: Sensasi Malam Pengantin di Rumah Dikelilingi Kuburan, Bagaimana Rasanya ? Majalengka
Gambaran itu muncul pada YouTube Rizquna Channel, “Janda Kembang Memilih Tinggal Sendirian Di Kuburan Padahal Berpenghasilan 25 Juta Perbulan”, diunggah 4 Februari 2022.
Namun menurut Hikmayati pada awal-awal tinggal dekat kuburan, pernah melihat sejumlah penampakan. Ini terjadi ketika dirinya masih membangun rumah yang kini ditinggalinya itu.
Disebutkan, pada waktu itu penampakan ada yang mirip orang tua pakai jubah, ada yang mirip mayat, dsb. Bahkan, dirinya sempat kesurupan selama dua hari.
Bahkan, kata Hikmayat, dirinya pernah tinggal setahun pada gubuk yang kini menjadi kandang kambing, samping kuburan itu. Namun saat itu dirinya ditemani tetangganya.
Pada perjalanannya, menurut dia, kini orang-orang yang bertamu malah menjadi betah berlama-lama di rumah ini, walau berada di samping kuburan.
Hanya saja, katanya, kalau malam Selasa dan malam Jumat, kadang-kadang merasa takut, karena kambing-kambingnya sering tiba-tiba berbunyi sendiri seolah melihat sesuatu.
Soal usaha bisnis batu alam yang ditekuninya, disebutkan Hikmayati, dilakukan secara tradisional saja di Gunung Buligir. Produk-produknya dikirim ke Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bandung. ***