Penampakan Di Pasar Tradisional Palasari Bandung, Ada Anak Sanggar Yang Sedang Belajar Gambar

26 Januari 2022, 18:17 WIB
Pasar buku Palasari lebih dikenal masyarakat Bandung dibanding pasar tradisionalnya.. /Drs Rizal Sapari/DeskJabar

DESKJABAR- Pasar tradisional Palasari Bandung adalah pasar tradisi yang terlupakan oleh masyarakat Bandung.

Pasar tradisional Palasari ini berlokasi didaerah Jalan Palasari ( jalan Lodaya) Kota Bandung belakang pasar buku palasari di Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.

Pasar buku Palasari lebih dikenal masyarakat Bandung dibanding pasar tradisionalnya.

Baca Juga: MONUMEN BANDUNG LAUTAN API, Di Taman Tegallega Bandung Tempat Wisata Baru Warga Bandung.

Aktivitas pasar tradisional ini masih ramai aktif dengan kios-kiosnya yang menjual kebutuhan sembako, alat rumah tangga, sampai pakaian dan lainnya.

Meskipun pada siang itu waktu menunjukan pukul 13.00 WIB, kegiatan pasar tradisional tersebut masih ramai lalulalang para pembelinya.

Ada hal yang menarik perhatian , terlihat di pojokan pasar tersebut,  salah satu kios tembakau ada sekelompok anak kecil sedang belajar visual.

Baca Juga: Suara 7 Jenis Hewan Ini Pertanda Sedang Ada Makhluk Halus Saat Malam Hari, Juga Terjadi di Bandung

Kios tembakau tersebut lokasinya tepat bersebelahan dengan Masjid Al-Ishlah dekat pemukiman warga yang padat penghuninya.

Dari rasa ketertarikan tersebut, mulailah penulis mengajak berbincang dengan pemilik kios tersebut dengan penuh kepenasaran.

“Pada bulan Oktober 2021 setelah masa pandemi Covid-19 mulai berakhir, Nurdwi Subagyo Katong seorang alumni Seni Rupa dan Desain ITB angkatan '86 bertemu dengan Bakrie Baharuddin seorang arsitek teman semasa kuliah dulu di Desain Interior.” ujar Dwi kepada DeskJabar.

Baca Juga: Pasca Mengantar Orderan Gaib ke Kuburan Cikadut, Bandung, Supir Taksi Kapok Keluar Malam

Disebutkan, Bakrie memiliki 5 kios tersebut warisan dari orang tuanya yang keduanya sudah almarhum. Kios-kios tersebut sudah lama kosong dan tidak dimanfaatkan,” ucapnya.

Disebutkan, pasar tradisional Palasari menjual berbagai macam produk kebutuhan pokok dan sembako seperti beras, terigu, gula, garam, sayur mayur, bawang, cabe, ikan, ayam, daging sapi dan lainnya.

Kelebihan pasar jenis tradisional ini adalah produk-produk yang dijual dengan harga rakyat. Sehingga harganya murah bagi masyarakat, sebagaimana fungsi pasar pada umumnya.

Baca Juga: Demi Anak, Indra Lesmana Ikutan MasterChef Indonesia 9, Momen Inilah yang Membulatkan Tekadnya

“Pasar Palasari yang terkenal sebagai pasar buku juga makin kondang setelah sinetron ‘Preman Pensiun’ yang dibintangi Didi Petet (Almarhum), Epy Kusnansar (Kang Mus), Mat Drajat (Kang Komar, Ica Naga, Tya Arifin, Soraya Rasyid, dll banyak mengambil shooting di pasar tersebut.” tambahnya.

Karena banyaknya pembeli datang ke Pasar Palasari itu menggunakan mobil-mobil bagus yang di parkir di pelataran kosong cukup luas di depan pasar, maka ada juga sebutan sebagai Pasar Juragan.

“Pada tahun 1992 pernah terjadi kebakaran yang menghabiskan pasar tersebut. Sejak saat itu sering diadakan ronda,” ucapnya.

Baca Juga: TEKA-TEKI KASUS SUBANG, Cara Gaib Menyelidiki Apakah Pembunuhan Ada Kaitan Yayasan atau Tidak

Menurut Dwi, karena saya sudah menjadi bagian dari warga pasar maka dapat jadwal ronda setiap malam Kamis, menjaga keamanan pasar bersama warga sekitar.” Ucapnya

“Saat ronda bersama satu kelompok diantaranya Asep Setia Herdaya, Sriwiyadi dan Rico Antony tercetus ide untuk membuat sanggar kreatif,” ucapnya.

Disebutkan, banyak anak-anak pedagang dan warga sekitar yang kurang produktif, tergila-gila bermain game di HP android, sehingga habis waktunya hanya untuk bermain hp.

Baca Juga: Di Benda Inilah Sekarang Setan Banyak Berkumpul, Bukan di Pohon atau Patung, Simak Penjelasan Syekh Ali Jaber

Dikatakan, sanggar ini dibentuk untuk kegiatan kreatif anak-anak juga didukung oleh Yayasan Walagri, IA ITB, IASR ITB tujuannya agar anak-anak kreatif dan produktif.

Saat ini sanggar baru dimulai untuk kegiatan menggambar dan melukis, di kemudian hari juga akan diadakan kegiatan seni yang lain juga kegiatan literasi.

“Sanggar Pasar Palasari bisa jadi adalah sanggar yang unik karena letaknya ada di tengah-tengah pasar dan yang mengajar anak-anak tersebut juga sambil membuka toko dan berjualan disana, Nurdwi yang dikenal sebagai Om Bako jualan Tembakau dan Kopi, Asep jualan Sembako, Sriwiyadi jualan Perabotan, Rico berurusan dengan Delivery Gojek,” ungkapnya.

Baca Juga: MasterChef Indonesia Season 9, Walau Lolos Sendirian, Cheryl Bertekad Membawa Harum Candy di MCI9

Keunikan lainnya Sanggar tersebut cat dindingnya berwarna hitam tidak seperti umumnya sanggar anak-anak yang biasanya dindingnya berwarna cerah.

Menurut Dwi, anak-anak  dan masyarakat di sini dengan kehadiran sanggar ini tampak gembira.

“Bisa jadi sanggar ini terlihat mungkin bertema 'Gothic' mungkin ini sanggar  yang pertama kali  dibuat di dalam pasar dan satu-satunya.”Katanya.Katanya.

Sanggar ini dikemudian hari juga akan dikembangkan untuk yang lebih dewasa ke arah Bimbingan Belajar untuk masuk ke Perguruan Tinggi Seni Rupa dan Desain, juga untuk Dewasa yang hobi seni rupa dan desain, konsep gembira.

Baca Juga: Lontong Cap Go Meh, Satu Lagi Makanan Khas Imlek, Perpaduan Dua Tradisi

“Buat apa susah, buat apa susah, susah itu tak ada gunanya!”Katanya.

“Keesokan harinya Asep menghubungi saudaranya yaitu Ibu Dewi yang memiliki 2 kios yang kebetulan kosong di depan kios Om Bako, dan mengajak kerjasama untuk membuat sanggar, ” katanya.

Disebutkan, sambutan dari masyarakat dan warga pedagang sangat positif dengan memberikan fasilitas dan bahan-bahan untuk kegiatan tersebut diantaranya Ibu Alex penjual telur, Pak Ayi penjual kue kering dan Pak Entis penjual Plastik.

“Jadi dari bulan Oktober 2021 sampai dengan Januari 2022 Sanggar Pasar Palasari terdiri dari 6 Kios dan 1 Kios untuk gudang,” ujarnya.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler