BMKG Beberkan Penyebab Tiga Hari Terakhir di Bandung Raya Temperatur Terasa Panas 'Ngelekeb, Hareudang'

25 Januari 2022, 17:37 WIB
Ilustrasi terik matahari /pixabay.com/jplenio

DESKJABAR- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyampaikan beberapa kondisi cuaca yang akhir akhir ini terjadi di Bandung Raya.

BMKG menyebut tiga hari terakhir temperatur udara di Bandung Raya terasa panas atau dalam bahasa Sunda 'Hareudang, ngelekeb'.

Seperti diungkapkan oleh salah seorang warga Kopo Bandung yang mengaku merasa gerah dan panas cuaca dalam tiga hari terakhir ini, dari pagi pukul 09.00 WIB saja sudah seperti pukul 11.00 WIB, hal itu dirasakan karena saking panasnya, matahari terasa terik.

Baca Juga: Profil dan Biodata Maura Magnalia, Anak Sulung Artis dan Politisi Nurul Arifin yang Meninggal Dunia

"Jam 9 pagi saja sudah gerah, matahari terik jadi males keluar rumah," kata Titin Supriatin warga Kopo Bandung, Selasa 25 Januari 2022.

Kondisi tersebut dibenarkan BMKG Bandung, memang dalam beberapa hari terakhir ini temperatur di Bandung Raya diatas rata rata.

Begini penjelasan BMKG

Menurut Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, memantau adanya anomali kejadian hujan dan juga panasnya cuaca terutama pada siang hingga sore hari. Bulan Januari, berdasarkan analisis dan prediksi yang telah di diseminasikan oleh BMKG, merupakan puncak musim hujan bagi wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat pada umumnya.

Hingga tanggal 25 bulan Januari 2022 ini, curah hujan tercatat di BMKG Bandung adalah 51,9 mm. Berikut adalah data curah hujan bulan Januari tanggal 1 hingga 25 untuk tahun 2019 hingga saat ini:

2019: 221,7 mm
2020: 132,7 mm
2021: 112,8 mm
2022: 51,9 mm

Keterangan: curah hujan normal Januari adalah 221,7 mm.

Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terlihat pada tahun 2022 ini curah hujan mengalami defisit hingga 50%.

Atau dapat dikatakan dalam wilayah pengamatan BMKG Bandung, curah hujan mengalami anomali negatif pada Bulan Januari ini.

Baca Juga: 5 Pesan Malaikat Jibril Untuk Nabi Muhammad dan Umatnya, Nomor 4 Wajib Diketahui

Kondisi anomali negatif curah hujan di wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat pada umumnya disebabkan oleh adanya angin kencang yang terjadi di wilayah Jawa Barat pada umumnya.

Hal ini terjadi oleh karena tumbuhnya beberapa pusat tekanan rendah di Perairan Maluku hingga Banda. Pada bulan Januari ini, Monsoon Asia juga sedang pada puncaknya, sehingga keberadaan beberapa pusat tekanan rendah tersebut menguatkan angin Monsun Asia di atas laut Jawa dan kemudian meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Jawa Barat dan Bandung Raya.

Selain itu, pada 24 Januari 2022, terpantau tumbuhnya bibit siklon 96S di Barat Daya Sumatera yang juga berpotensi untuk meningkatkan kecepatan angin di wilayah Jawa Barat bagian Barat.

Berikut data kecepatan angin maksimum yang tercatat di BMKG Bandung:

23 Jan: 24 km/jam
24 Jan: 26 km/jam
25 Jan: 24 km/jam
Keterangan: kecepatan angin maksimum normal Januari adalah 18 km/jam

Kejadian angin kencang di level permukaan hingga level 850 mb (1,5 km) menyebabkan awan-awan hujan (Cu dan Cb) yang tumbuh di sekitar Bandung Raya kembali pecah atau tergeser ke arah timur hingga tenggara, sehingga hujan terjadi di wilayah Tasik, Ciamis, dan Banjar hingga ke Jawa Tengah, terutama Jawa Tengah bagian Selatan.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Paling Hebat Menyembunyikan Kesedihan: Salah satunya Pisces

Terpecahnya awan hujan di sekitar Bandung Raya, selain menyebabkan kejadian hujan terganggu, juga mengakibatkan meningkatnya temperatur maksimum di wilayah tersebut.

Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu: terpecahnya awan menyebabkan kondisi langit menjadi clear, sehingga sinar matahari langsung masuk hingga level permukaan tanah.

Selain itu, terganggunya proses hujan, menyebabkan tingkat kelembapan udara relatif (RH) tetap tinggi di atmosfer wilayah Bandung Raya. Kondisi temperatur tinggi dan RH tinggi akan terasa panas dan lembap secara bersamaan atau dalam bahasa sunda disebut "ngelekeb".

Berikut data Temperatur Maksimum yang tercatat di BMKG Bandung:

23 Jan: 31 derajat Celcius
24 Jan: 30,6 derajat Celcius
25 Jan: 30,8 derajat Celcius
Keterangan: Temperatur maksimum normal Januari adalah 27,7 derajat Celcius.

Kondisi dinamika atmosfer seperti terbentuknya pusat-pusat tekanan rendah di wilayah Timur Indonesia dan sekitar pulau Jawa secara silih berganti sejak November 2021 lalu hingga saat ini menjadi penyebab utama terjadinya anomali negatif curah hujan, angin kencang, dan cuaca panas dan lembap di wilayah Bandung Raya.

Baca Juga: MERINDING, Jelajahi Kerajaan Gaib di Mall Mangkrak Bandung, Om Hao Bertemu Sosok Pria Bertanduk Bermata Satu!

Himbauan

Masyarakat diharap tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi seperti saat ini, karena peluang untuk terjadinya hujan lebat tetap tinggi di bulan Februari dan akan semakin tinggi di bulan Maret (secara empiris).***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler