Horror Hutan Pinus di Wanayasa, Purwakarta, Sejarah Pembantaian dan Pengalaman Gaib Mendadak Lenyap

19 Januari 2022, 09:33 WIB
Suasana hutan pinus di Wanayasa, Purwakarta, Blon Nagara Cina yang menyimpan catatan sejarah maupun suasana horror. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR – Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat juga terdapat hutan pinus yang menjadi obyek wisata alam maupun sejarah.

Ada pengalaman horror dan gaib ketika di hutan pinus di Wanayasa, Purwakarta, sejarah pembantaian dan mendadak lenyap dari pandangan mata.

Di hutan pinus di Wanayasa itu bernama Pasir Langlang Panyawangan, ada lokasi bernama Blok Nagara Cina dan Blok Rancadarah.

Baca Juga: GIBRAN Nyaris Menjadi RAJA JIN Dikawinkan Wanita Tua, Tersesat di Gunung Guntur Garut

Ketika itu, penulis pada tahun 2016 bersama sekitar 9-10 orang personel Perum Perhutani sedang berjalan-jalan pada hutan pinus di Wanayasa, Purwakarta, yang dikenal sebagai Pasir Langlang Panyawangan.

Sekedar diketahui, bahwa di hutan Pasir Langlang Panyawangan, terdapat bekas-bekas tempat ritual orang-orang Cina di masa lalu.

Kabarnya, hutan Pasir Langlang Panyawangan, hutan Wanayasa ini dahulunya adalah tempat pengungsian orang-orang Cina pendukung Portugis pada tahun 1622 ketika zaman Perang Macao.

Baca Juga: SERAM ! Menyerobot Makan Sesajen untuk Nyi Roro Kidul, Apa yang Terjadi ?

Namun, orang-orang Cina di hutan Pasir Langlang Panyawangan Wanayasa kemudian mereka habis dibantai pasukan Belanda yang dikirimkan oleh VOC.

Suasana hutan pinus di Wanayasa, Pasir Langlang Panyawangan, Purwakarta Kodar Solihat/DeskJabar.com

Ada pun lokasi yang disebut-sebut bekas pembantaian orang-orang Cina itu, dikenal dengan Blok Rancadarah (rawa darah). Ini merupakan catatan sejarah yang melatarbelakangi mengapa nama lokasi dimaksud seperti itu.

Nah, di Blok Rancadarah ini ada dua aspek sejarah sekaligus yang berbeda masa, antara bekas lokasi pembantaian orang-orang Cina tahun 1622, serta sejarah Perang Dunia II tahun 1945.

Sebab, di Blok Rancadarah hutan Wanayasa ada juga sebuah lubang pertahanan bekas pasukan Jepang pada Perang Dunia II tahun 1945.

Baca Juga: Kesaksian Orang Tersesat 2 tahun di Gunung Salak Bogor Nyasar ke Talaga Bodas Garut, Ada Apa di Sana ?

Kembali kepada kisah pengalaman gaib di hutan Pasir Langlang Panyawangan hutan Wanayasa itu, DeskJabar bersama rombongan personel Perhutani berjalan-jalan berbaris dalam hutan, sampai kemudian memasuki Blok Rancadarah.

Ketika sedang melintasi bekas lubang pertahanan pasukan Jepang di Blok Rancadarah itu, tidak ada satu pun yang terpencar dari rombongan.

Namun, rombongan berhenti di mulut bekas lupang bertahanan Jepang itu, sambil melihat-lihat dan belum ada yang masuk.

Baca Juga: PENASARAN Menyelam ke Laut Diyakini Istana Nyi Roro Kidul di Sukabumi, Tim Penyelam Temukan Sesuatu

Namun sekitar 5-10 menit kemudian, ada sekitar 5 orang, termasuk DeskJabar dan empat orang personel Perhutani, dipanggil-panggil oleh empat atau lima orang lainnya dari sesama personel Perhutani.

Tak lama kemudian mereka berkata, salah seorang diantaranya Reni Sureni, saat itu Humas KPH Bandung Utara, “Duh dari mana saja ? kami jadi bingung, mengapa tiba-tiba lima orang ini tidak ada ?”

Kemudian lima orang dimaksud senada menjawab, “Dari tadi di sini, tidak ke mana-mana, dan kalian semua terlihat,” seperti dilontarkan salah seorang diantaranya, yaitu Aep, yang merupakan staf Humas Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara.

Baca Juga: INFO GEMPA di Banten dan Sukabumi, Bagaimana Nasib Nyi Roro Kidul di Dasar Laut Kidul ?

Namun empat personel Perhutani lainnya mengatakan, mereka panik, karena lima orang di depan mendadak lenyap dari pandangan mata. Padahal, rombongan tidak ada yang terpencar dari masih berkumpul di tempat sama.

Sejumlah personel Perhutani mengatakan, kelima orang dimaksud, hilang tidak terlihat selama sekitar 5-10 menit tepat di depan mereka.

Awalnya, kata mereka, tiba-tiba kelima orang dimaksud lenyap, namun 5-10 menit kemudian kemudian tampak lagi di tempatnya.

Baca Juga: Gunung Cikuray, Cilawu, Garut, Sejarah Kejadian Mistis di Zaman Perang Tahun 1948

Aspek sejarah

Kembali kepada aspek sejarah, pada tahun 2016 masih ada saksi hidup dua mantan romusha (tenaga kerja paksa) yang masih hidup, yaitu Abah Somad (90) dan Abah Anim (90).

Ketua LMDH Giri Pusaka, Adi Paryono, menyebutkan bekas lubang pertahanan pasukan Jepang tersebut ditemukan tahun 2001 saat sejumlah warga  berburu hewan landak di lokasi itu.

Saat diperiksa, bekas lubang pertahanan Jepang itu memiliki panjang 207 meter dengan arah ruangan seperti huruf L yang di dalamnya ada sembilan kamar yang ruangannya berbentuk T.

Baca Juga: Arteria Dahlan dari Partai Apa? Inilah Profil Arteria Dahlan yang Minta Kajati Bicara Bahasa Sunda Dicopot

Abah Somad merupakan salah seorang yang dahulu ikut bekerja membuat lubang pertahanan Jepang itu pada tahun 1942, tetapi kemudian ditinggalkan pasukan Jepang tahun 1945 karena kalah Perang Dunia II.

Ia mengingat, saat itu jumlah romusha yang pernah dipekerjakan di lokasi itu, termasuk membuat bunker, jumlahnya lebih dari 1.000 orang yang berasal dari 17 desa sekitarnya.

”Semula, lubang pertahanan itu hanya berupa lubang perlindungan  terbuat dari kayu. Namun kemudian tanahnya terus digali sehingga kemudian menjadi gua,” kenang Abah Somad.

Semula, katanya, pihak Jepang akan membuat empat lubang pertahanan serupa, tetapi baru selesai satu sampai kemudian meninggalkan kawasan ini.

Baca Juga: PERSIB TERKINI, Ini Kunci Sukses Robert Alberts Bawa Persib ke Peringkat Tiga Besar Liga 1 Musim Ini

Menurut Abah Somad, hutan Wanayasa  juga memiliki catatan sejarah lain.

Sewaktu ayahnya dahulu masih hidup pernah bercerita, lokasi yang pernah dikenal Blok Nagara Cina, pernah menjadi tempat persembunyian orang-orang Cina asal Macao (salah satu daerah di Cina) sekitar hampir 400 tahun lalu.

Mereka melarikan diri ke lokasi tersebut dari Batavia (kini Jakarta) sebagai efek berantai terjadinya Perang Makau di negeri asalnya.

Namun, katanya, orang-orang Cina tu banyak  tewas dibantai pihak Belanda (jika melihat sejarah tahun-tahun tersebut, kemungkinan besar pelakunya adalah VOC atau dalam bahasa umum dijuluki kompeni-red.).

Baca Juga: TERKUAK Kasus SUBANG, Jin di Rumah Kejadian Mengenal Wajah Pelaku Pembunuhan di Jalancagak

“Lokasi pembantaian, pada kawasan yang kini  disebut Rancadarah yang artinya rawa darah, lokasinya sekitaran bunker eks Jepang tersebut,” kata Abah Somad.

Abah Somad dan sejumlah personel Perhutani menunjukkan sejumlah titik di bekas lokasi Blok Nagara Cina yang dahulunya pernah terdapat beberapa semacam tempat ritus orang-orang Cina asal Makau tersebut. Salah satunya,  sebuah bekas-bekas tembok di dekat gerbang masuk ke lokasi wanawisata Pasir Langlang Panyawangan.

Dalam catatan sejarah yang dikumpulkan DeskJabar, memang pernah terjadi Perang Makau atau dalam sejarah dunia disebut Battle of Macau yang terjadi tahun 1622. Peristiwa itu  merupakan konflik antara dua kekuatan kolonialis asal Eropa, Portugis dengan Belanda di Makau, yang kemudian Belanda terusir.

Baca Juga: Kode Redeem FF Terbaru 19 Januari 2022, Begini Cara Dapat Uzi Phoenix Knight atau AUG Phoenix Knight

Ian Burnett dalam bukunya, East Indies terbitan tahun 2013 me­nyebutkan, dalam perang tersebut yang bertikai dengan Portugis adalah Perusahaan Dagang Hindia Timur atau disebut VOC. Pada tahun 1622,  armada VOC terdiri  delapan kapal membawa 1.024 serdadu, meninggalkan Batavia menuju Macao. Saat memasuki pantai Indocina, tiga kapal VOC lainnya  membawa 300 personel, bergabung kedelapan kapal dari Batavia untuk menyerang Macao.

Armada VOC tersebut mencapai Makau lalu segera terlibat pertempuran artileri dengan  Portugis, memperebutkan Makau yang merupakan salah satu wilayah perdagangan makmur di Asia Timur.

Konflik di Macao, merupakan rangkaian persaingan antara Portugis, Belanda (VOC), dan Inggris, untuk untuk menguasai Goa, Malaka, Ambon, Makau, Canton, Nagasaki, Batavia, Makassar, dan Johor sebagai jalur pasokan serta bisnis rempah-rempah (orang Indonesia masa kini umumnya mengenal sebagai bahan-bahan baku bumbu masak, obat-obatan, dan kosmetik). ***

Editor: Dendi Sundayana

Tags

Terkini

Terpopuler