Kenangan 1980-an di SUMEDANG, Berburu Nomor Undian, MENJADI GILA, Tewas Sebagai Pencari Kodok

7 Januari 2022, 07:47 WIB
Sebuah pemakaman di Tanjungsari, Sumedang, diceritakan pernah menjadi tempat perburuan nomor undian tahun 1980-an. /Google Maps

DESKJABAR – Memburu nomor undian jitu, sering membuat orang menjadi mengganggu daya nalar, bahkan menjadi gila.

Ada kenangan tahun 1980-an di Sumedang, sejumlah orang berlaku tak rasional bahkan menjadi gila, karena berburu petunjuk jitu nomor undian.

Saat itu, judi kelas kecil-kecilan masih cukup banyak, seperti togel, SDSB, Porkas, dll, termasuk di Sumedang.

Ada kenangan diingat, di Kecamatan Tanjungsari, Sumedang, beberapa pemburu nomor undian berubah menjadi orang gila.

Baca Juga: Adakah Orang Pesugihan Memancing Ikan di Waduk Cirata ? Cianjur, Purwakarta, dan Bandung Barat

Penyebabnya macam-macam, mulai terlalu ketagihan membeli nomor undian, sampai akibat melakukan praktek mistis demi memperoleh petunjuk jitu nomor undian.

Salah satu cerita menyeramkan yang muncul, adalah kejadian pada sebuah pemakaman umum di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, sekitar tahun 1988-1989.

Entah apakah kejadian gaib itu sebenarnya benar-benar terjadi atau sekedar cerita berkembang pada desa bersangkutan di Tanjungsari, Sumedang.

Namun kejadian langsung membuat orang-orang menjadi kapok melakukan hal-hal mistis demi memperoleh petunjuk jitu nomor undian.

Baca Juga: Inilah Wanita Cantik Penjual Dawet di Purworejo, Jawa Tengah, Idaman Para Pria

Cerita ini diantaranya dilontarkan salah seorang warga salah satu dusun di desa bersangkutan, sebut saja, Deden (56), kepada DeskJabar, Selasa, 20 Juli 2021.

Deden masih mengingat kejadian saat dirinya berupaya memperoleh petunjuk jitu nomor undian semacam togel pada tahun 1989.

Diceritakan, ia saat itu bersama sahabat karibnya, sebus saja Unus, termasuk orang-orang yang sedang “poekeun” mencari rejeki.

Kebetulan, saat itu yang namanya judi dengan aneka istilah penyebutan, masih beredar cukup banyak dengan harga undian yang relatif menyasar orang kecil.

Baca Juga: SUMEDANG, Banyak Jenazah dari Kuburan di Jatinangor Tergusur Tol Cisumdawu Dipindahkan

Menurut Deden, setiap ada uang diperoleh, walau kecil, sebagian disisihkan untuk membeli nomor undian.

“Sebenarnya sayang juga, apalagi semuanya belum ada hasil, tapi rasa penasaran yang membuat ketagihan membeli undian,” kenang Deden.

Diceritakan, Deden bersama sahabatnya, Unus kemudian mendatangi “orang pintar” alias dukun untuk meminta petunjuk bagaimana mendapat nomor undian.

Oleh sang dukun, kemudian diberi “petunjuk” agar mendatangi sebuah pemakaman tua masyarakat di sekitar desa itu, di Tanjungsari, Sumedang.

Baca Juga: Gadis Cantik Ini Tinggal di Kuburan di Bandung, Usaha Warung Laris Tapi Sering Disangka Hantu

Diberitahukan pula ada sejumlah cara mengundang makhluk halus, yang akan memberikan nomor undian.

Ternyata, kata Dede, di rumah dukun tersebut, ada pula seorang wanita yang juga berminat sama.

Oleh sang dukun, ketiga orang tersebut diberi petunjuk, agar makhluk halusnya cepat muncul, mereka harus memanggilnya sambil telanjang bulat.

Singkat cerita, pada suatu malam Jumat, ketiga orang tersebut mendatangi pemakaman tersebut menjelang tengah malam.

Baca Juga: Sumedang, Kisah Supir Ambulance yang Tertidur di Warung Gaib di Cadas Pangeran

Mereka kemudian melakukan ritual sesuai petunjuk sang dukun, mengundang makhluk halus.

Tak lama kemudian, kenang Deden, suasana pada sudut pemakaman menjadi ada angin hanya bergerak di sekitar tempat itu.

Disebutkan, tiba-tiba muncul keranda mayat berjalan sendiri. Ketiga orang itu langsung terbelalak melihatnya, karena merasa kaget melihat apa yang dilihat.

“Karena langsung ketakutan kami dalam keadaan telanjang langsung berlarian pontang-pontang panting,” kata Deden, sambil wajahnya seolah ketakutan mengingatnya.

Deden menyebutkan, ia bersama seorang pria dan seorang wanita, semuanya berlarian dalam keadaan telanjang bulat.

 Baca Juga: Es Campur Sehat Tanpa Es, Resep dr Zaidul Akbar untuk Peluang Usaha Baru Masyarakat

Diceritakan Deden, esok harinya, sang sahabatnya itu, Unus, menceritakan, bahwa saat berlari pontang-panting, seakan melihat dari peti mati itu muncul seekor kodok besar yang dari mulutnya terlihat angka-angka.

Menurut Deden, dirinya langsung kapok melakukan ritual memanggil makhluk halus.

Namun temannya itu, Unus, menjadi terus penasaran mencari kodok lalu kemudian dikenal sering bicara sendiri.

Oleh warga kampung, Unus kemudian dikenal sebagai orang gila pencari kodok.

“Bahkan, saat mayatnya ditemukan pada sebuah parit, ia didapati sedang menggondol sejumlah kodok,” kenang Deden, dengan nada sedih. ***

Editor: Sanny Abraham

Tags

Terkini

Terpopuler