SUMEDANG Produksi dan Bisnis Komoditas Singkong Potensial Kembali Dikembangkan ?

6 Desember 2021, 08:34 WIB
Komoditas singkong dimana Kabupaten Sumedang pernah menjadi sentra produksi di Jawa Barat /Dok Kementerian Pertanian

DESKJABAR – Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pernah dikenal merupakan salah satu sentra produksi singkong di Indonesia, kabarnya potensial kembali dikembangkan.

Belakangan ini, produksi komoditas singkong disebut-sebut potensial kembali dikembangkan, termasuk di Sumedang, bahkan ada sejarah sampai tahun 1990-an pernah sangat banyak diusahakan.

Khusus di Kabupaten Sumedang, dikenal pula sentra makanan peuyeum di daerah Tanjungsari, yang sebenarnya merupakan pemasok utama ke Bandung.

Sebagai salah satu bahan baku pangan, apalagi kini berkembang untuk usaha olahan makanan dan bisnis kuliner, diam-diam sejak tiga tahun lalu kembali banyak dicari.

Baca Juga: Sumedang, Kisah Supir Ambulance yang Tertidur di Warung Gaib di Cadas Pangeran

Karena bahan baku menjadi tak sebanyak dahulu, kemudian muncul isu adanya singkong impor asal Vietnam, dan kemudian muncul pertanyaan ke mana produk dalam negeri Indonesia ?

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, Amim, ketika Rapat Koordinasi Temu Usaha Peluang Ekspor dan Substitusi Impor Produk Tanaman Pangan, di Hotel Giri Gahana, Jatinangor, Sumedang, September 2021, menyebutkan, bahwa di Sumedang sedang dijajaki pembangunan pabrik tepung singkong atau tapioka untuk merespon besarnya kembali permintaan pasar.

Sementara itu, berdasarkan catatan DeskJabar.com, usaha budidaya singkong di Sumedang menyurut pada awal tahun 2000, karena berbagai sebab.

Berdasarkan catatan DeskJabar, dalam ilmu pertanian, ada sejumlah teori dan praktek yang berkaitan keuntungan maupun kerugian usaha budidaya singkong.

Baca Juga: SUMEDANG, Kesurupan Sampai 10 Tahun Setelah Memetik Bunga di Pemakaman Marongge

Pertama, budidaya singkong termasuk pengusahaan yang menghasilkan lama, sekitar enam bulan.

Kedua, tanpa melakukan cara khusus, budidaya singkong yang terus menerus, disebut-sebut sering beresiko menguras unsur hara dan kesuburan tanah.

Ketiga, tanpa ada jaminan harga baik, usaha budidaya singkong hanya akan menjadi “sedekah” petani bagi bisnis pedagang dan industri, karena keuntungan tidak begitu dirasakan.

Namun pada sisi lain, diketahui bahwa kebutuhan pangan olahan berbahan baku singkong terus berkembang pasarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail, mengatakan, bahwa konsumsi singkong merupakan salah satu ketahanan pangan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras.

Baca Juga: SUMEDANG, Tol Cisumdawu, Inilah Kenangan Sebelum ada Gerbang Tol di Depan Sekolah Pertanian Tanjungsari

Yang jelas, kata Jafar Ismail, bahwa makanan singkong rasanya enak dan bergizi, dan sangat mudah dibuat aneka makanan olahan.

Apalagi, katanya, makanan-makanan olahan singkong dikenal rasanya enak dan disukai kalangan milenial.

Berdasarkan catatan DeskJabar pula, bahwa di Sumedang pada zaman dahulu pernah terdapat cukup banyak usaha produksi tepung tapioca pada zaman kolonial Belanda dan pernah ada yang terbesar.

Namun satu per satu, pabrik tapioka tersebut berguguran pada tahun 1990-an dan kini hanya tersisa sedikit pada tahun 2021.

Itu pun, adalah pabrik-pabrik lama yang masih bertahan diusahakan oleh pemiliknya. ***

Editor: Sanny Abraham

Tags

Terkini

Terpopuler