DESKJABAR – Sudah memasuki bulan ke-4 pengungkapan tersangka kasus pembunuhan Subang belum juga terjawab. Padahal banyak pihak polisi segera mengumumkannya sebelum tahun berganti.
Jika Kabid Humas Kombes Pol Erdi Chaniago dan pakar Forensik Mabes Polri dr. Sumy Hastry sebelumnya mengatakan bahwa calon tersangka dan alat bukti sudah ditangan polisi, namun mengapa sampat saat ini tersangka kasus pembunuhan Subang belum juga diumumkan.
Apa yang membuat pihak kepolisian belum juga mengumumkan tersangkanya, kesulitan apa yang dihadapi mereka. Karena seperti yang dikemukakan pakar hukum Heri Gunawa sebelumnya, menduga penyidik mengalami kesulitan dalam pengungkapan kasus tersebut.
Baca Juga: INILAH PERAN 3 Tamu yang Datang ke TKP Sebelum Eksekusi Pembunuh Ibu dan Anak di Subang
Dalam analisa terbaru di kanal Youtube Anjas di Thailand yang tayang pada Jumat 3 Desember 2021, Anjas menduga ada 4 alasan mengapa pihak kepolisian kesulitan untuk mengungkap tersangka kasus pembunuhan Subang tersebut.
Kasus pembunuhan Subang terjadi pada 18 Agustus 2021, dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustikaratu alias Amel. Untuk mengungkap kasus yang cukup mendapat perhatian masyarakat itu, tim penyidik telah memeriksa sebanyak 55 saksi.
Dari ke-55 saksi yang dipanggil itu, di antaranya orang-orang yang dekat dengan korban yakni suami dan ayah korban, Yosef, anak dan kakak korban yakni Yoris, serta sepupu korban yakni Danu.
Bahkan, dalam perkembangan pengungkapan kasus pembunuhan Subang tersebut, juga melibatkan Polda Jabar hingga Mabes Polri, termask menurunkan tim forensik Mabes polri yang dipimpin dr. Sumy Hastry.
4 Alasan kasus berlarut-larut
Anjas juga tidak habis pikir kendala apa saja yang dihadapi tim penyidik yang juga belum mengumumkan tersangka kasus pembunuhan Subang tersebut. “Apakah pelakunya sebegitu professional kah?” tutur Anjas.
Sebab, faktanya sudah lebih dari 3 bulan tersangka kasus pembunuhan Subang tersebut, belum juga diumumkan oleh pihak kepolisian.
Anjas berpendapat bahwa ada 4 alasan mengapa pengungkapan kasus Subang ini berlarut-larut:
1.Ada pemeriksan saksi sampai belasan kali. Dalam pemeriksan berkali-kali itu bisa saja ada saksi yang saling tuduh dan memberikan keterangan yang berubah-ubah, sehingga BAP dianulir.
Adanya keterangan sakis yang berubah-ubah itulah yang membuat pemeriksaan lama, karena tim penyidik harus melakukan kroscek.
Baca Juga: Jangan Makan Ini, Kalau Tidak Mau Sakit, Kata dr Zaidul Akbar
“Itu baru dari satu saksi dan satu hal saja. Ini salah satu alasan juga mengapa akhirnya kasus diambilalih Polda Jabar, dengan SDM jauh lebih banyak,” papar Anjas.
2.Ada keterangan saksi tidak masuk akal atau ada dugaankebohongan. Ada beberapa saksi yang saat berbicara di media masa kemudian diralat.
“Di media massa saja diralat, apaakabar denga di BA. Pasti tim penyidik pusing tiba-tiba BAP berubah, dan melakukan kroscek makan waktu panjang untuk mengentahui mana benar dan mana framing,” paparnya.
3.Tidak menutup kemungkinan tersangka, dalam hal ini dalangnya cukup punya pengetahuan cara menghilangkan jejak di jasad, jejak digital, dan CCTV.
“Dia bukan ahli forensik, namun punya perencanaan yang baik. Ini jelas-jelas pembunuhan berencana,” kata Anjas.
4.Ada dugaan juga, mengapa tim penyidik kesulitan melakukan krocek jejak HP atau digital spt BTS, labotarorium, BAP karena kemungkinan dalangnya hadir saat eksekusi korban pada tanggal 18 Agustus 2021, namun tidak membawa HP.
Sebab, kalau membawa HP, posisi dan titik-titik kordinatnya bisa diketahui dengan melacak menggunakan BTS. ***