UPDATE Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana: Mohon Doa Restunya

3 Desember 2021, 08:21 WIB
Kapolda Jabar, Irjen Suntana saat memberikan keterangan pada wartawan di cirebon, Rabu 1 Desember 2021. //andik cr prmn/

DESKJABAR - Update perkembangan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang berasal dari pernyataan Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana saat menghadiri acara Hari Jadi Pol Airud di Cirebon, Rabu 1 Desember 2021.

Irjen Pol Suntana menyebutkan bahwa penyelidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang terus berjalan. Bahkan, penyelidikannya semakin diintensifkan.

"Penyidik Polda Jabar telah mem-backup pengungkapan kasus ini. Kita mengulang pemeriksaan beberapa saksi. Mohon doa restunya agar kasus ini bisa segera terungkap," katanya kepada wartawan di Cirebon, Rabu, 1 Desember 2021.

Pada kesempatan itu, Irjen Pol Suntana mengonfirmasi bahwa penyidik memang belum menentukan tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.

Baca Juga: PEMBUNUH DI SUBANG Siksa Amel, Analisa Anjas: Kesannya Pelaku Menikmati Sekali Melihat Amel Kesakitan

Irjen Pol Suntana menyampaikan perkembangan terbaru soal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang itu tatkala wartawan menanyakan siapa algojo alias eksekutor Amalia Mustika Ratu alias Amel (23) dan Tuti Suhartini (55).

Ketika wartawan menyinggung soal saksi kunci, Jendral Bintang Dua ini menyebutkan tidak ada saksi kunci. Semua keterangan saksi sama-sama diperlukan untuk bahan penyelidikan.

"Kami tidak menyebutkan adanya saksi kunci. Semuanya diperlakukan sama diperiksa dengan kapasitas sebagai saksi," kata Irjen Pol Suntana.

Selama ini, publik menganggap saksi kunci adalah Yosef Hidayah (suami Tuti Suhartini dan ayah Amel), Yoris Raja Amarullah (anak Yosef sekaligus kakak Amel), dan Muhammad Ramdanu alias Danu (keponakan Tuti Suhartini).

Istilah saksi kunci tersebut muncul lantaran mereka bertiga paling sering dipanggil penyidik untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Pelaku berusaha hilangkan jejak

Seperti diberitakan, pembunuh ibu dan anak di Subang yang meminta korban jiwa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) itu cukup menggegerkan masyarakat.

Jasad Tuti dan Amel ditemukan penuh darah bertumpuk di dalam bagasi mobil Toyota Alphard milik korban yang diparkir di halaman rumahnya di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: TERSANGKA Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Terungkap, Analisa Anjas: Eksekutor Bukan Orang Dekat

Seperti diberitakan DeskJabar.com, setelah terjadi pembunuhan ibu dan anak di Subang pada 18 Agustus 2021, polisi yang masuk TKP mendapati lantai rumah dalam keadaan basah.

Pelaku diduga berusaha membersihkan sidik jari termasuk di tubuh korban Tuti Suhartini dan Amel sebelum ditumpuk di bagasi mobil Alpard.

Pelaku juga diduga membersihkan bodi mobil Alphard untuk menghilangkan jejak sidik jari.

Meskipun mobil sudah dibersihkan, menurut pakar forensik Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti, karena dibersihkan secara terburu-buru sehingga di beberapa bagian mobil masih ditemukan sidik jari.

Sumy Hastry menilai pelaku kejahatan semakin pintar dalam menghilangkan jejak-jejak karena semua orang mudah mengakses forensik di internet, untuk mempelajari cara menghilangkan alat bukti.

Sumy Hastry juga menyebutkan adanya puluhan DNA di lokasi. "Kita petakan. Matching nggak dengan DNA yang kita dapat di properti atau barang bukti di lokasi itu. Makanya butuh waktu lama," tutur dr Sumy Hastry.

Ia menjelaskan, pemeriksaan darah cepat, yaitu tiga hari selesai. Akan tetapi, untuk memeriksa sidik jari di rokok, atau di kursi, pintu, atau mobil, prosesnya lama.

Baca Juga: Pembelajaran dari Kasus Pembunuhan di Subang, Sumy Hastry: Pentingnya Menjaga dan Melindungi TKP

Baca Juga: UPDATE Analisis Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Sumy Hastry: Mungkin 1 Korban Jadi Target Pembunuh

Baca Juga: UPDATE Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Sumy Hastry: Inafis Dapat Sidik Jari di Tembok, Pintu, dan Mobil

"Tambah lama lagi karena pemeriksaan berulang dan diambil beberapa kali. Apalagi TKP Subang kacau sudah terkontaminasi karena ada banyak orang yang masuk," ujar Sumy Hastry.

Meski demikian, dr Sumy Hastry yakin kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang bakal terungkap. Alasannya, tes DNA tidak bisa dibohongi dan tidak ada kejahatan yang sempurna.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler