Kaleng Khong Guan, Saat Lebaran Sering Menjadi Tebak-tebakan Isinya, Asli atau Raginang ?

9 Mei 2021, 10:03 WIB
Ssalah satu suguhan saat Lebaran 2018 di Majalengka, kaleng biskuit Khong Guan isinya raginang. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Hari Raya Idul Fitri atau disebut pula Lebaran selalu menjadi ajang silaturahmi antar keluarga, handai taulan, dan tetangga.

Pada setiap ruang tamu tersedia aneka kue dan minum.

Adalah suguhan kue-kue untuk para tamu yang masih sebagian bertahan di daerah, terutama Majalengka, Kuningan, Sumedang, dll, dengan menggunakan bekas kaleng biskuit merek Khong Guan, Monde, dan Regal.

Saat Lebaran, kaleng biskuit Khong Guan, Monde, dan Regal, menjadi sering menjadi bahan tebak-tebakan isinya oleh sejumlah tamu.  

Baca Juga: NGANTEURAN: Tradisi Lebaran Idul Fitri yang Terkikis Habis Tergerus Waktu dan Tergilas Zaman

Tentu saja, yang menjadi bahan tebak-tebakan, apakah isinya benar-benar biskuit atau isinya adalah raginang, kue kembang, dan opak.

Raginang adalah salah satu makanan khas orang Sunda, atau orang non-Sunda biasanya mengikuti penyebutan di kamus ala orang Jawa menjadi rengginang.

Sebenarnya, penggunaan kaleng biskuit untuk diisi makanan kue-kue lokal, bukan hanya untuk bekas Khong Guan. Juga ada bekas kaleng biskuit lainnya, yaitu bekas Monde, dan Regal.

Namun untuk bekas kaleng biskuit Monde, biasanya diisi untuk kue kembang. Serta bekas biskuit Regal biasanya untuk diisi makanan opak.

Baca Juga: Waspada, Ada Pihak Meminta Sumbangan Wakaf Lailatul Qadar Mengatasnamakan KPK

Ada kebiasaan masyarakat sejak tahun 1980-an sampai kini, adalah memanfaatkan bekas kaleng biskuit Khong Guan, untuk diisi makanan raginang.

Penggunaan kaleng eks biskuit Khong Guan berisi raginang, sebenarnya merupakan keseharian. Namun biasanya menjadi banyak terlihat adalah saat Lebaran, karena digunakan sebagai suguhan “wajib”.

Bahan candaan

Karena itu, kaleng biskuit Khong Guan isinya raginang kemudian menjadi bahan candaan saat Lebaran. Namun yang punya rumah pun tak marah dan ikut tertawa-tawa, karena ini sudah menjadi kebiasaan umum.

Walau demikian, ada fenomena beberapa tahun terakhir di daerah, terutama di kalangan keluarga muda dalam penyuguhan kue-kue untuk Lebaran.

Baca Juga: Kapan Lebaran 2021? BMKG Pantau Hilal di 29 Titik, Resminya Tunggu Keputusan Menag

Kini suguhan kue-kue lebih mengarah “kue modern”, seperti kue bolu, kue keju, manisan, dll.

Namun tetap pula masih ada keluarga yang masih bertahan menyuguhkan kue-kue tradisional seperti opak, raginang, dodol, wajit, keripik, dll.

Karena memerlukan wadah yang cukup besar untuk menyimpan secara awet, kaleng-kaleng bekas kue sejauh ini dinilai yang paling cocok.

Salah seorang warga Majalengka, Yayat, menunjukan, bahwa menyimpan makanan raginang dan opak, paling bagus disimpan dalam bekas kaleng biskuit.

Baca Juga: Video Jokowi Promosikan Kuliner Bikin Riuh: Temanya Lebaran Kenapa ada Babi Panggang Pak?

Yang paling praktis, biasanya pada kaleng bekas kue Khong Guan, Monde, dan Regal. Namun untuk berkirim dalam jumlah besar dalam tradisi “nganteuran”, mengemas raginang dan opak, menggunakan kaleng blek (kaleng ukuran besar).

Ada pun tradisi “nganteuran” berupa mengirim opak dan raginang, sebenarnya masih ada walau tak sebanyak dahulu di Kabupaten Majalengka. ***

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler