SEJARAH JAWA BARAT, Jalan Sukajadi Bandung Mencatat Pembunuhan Massal di Bronbeek Akhir Tahun 1945.

17 Februari 2021, 19:58 WIB
Jalan Sukajadi Bandung bagian utara pada masa kini, dahulu bernama Bronbeekweg /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR - Daerah Jalan Sukajadi ke arah utara dikenal sebagai salah satu kawasan elite, dan sebenarnya, merupakan salah satu kawasan memiliki catatan sejarah di Kota Bandung, Jawa Barat. 

Dahulu semasa zaman kolonial Belanda, Jalan Sukajadi bernama Bronbeekweg. Dari peta dan foto lama lansiran KITLV Leiden sebelum tahun 1940, tampak bahwa jalur Bronbeekweg dahulunya sawah dimana pada daerah ke utara terdapat sebuah kompleks, yang disebut Indisch Bronbeek. 

Namun keberadaan Indisch Bronbeek kemudian menjadi heboh peristiwa pembunuhan massal semasa zaman pergolakan di Indonesia, pada sebuah periode singkat yang disebut Masa Bersiap pada akhir tahun 1945.

Diantara masyarakat senior yang kini masih hidup kawasan Sukajadi Bandung, masih sangat mengingat bahwa di utara Jalan Sukajadi pernah ada pemukiman para pensiunan militer Belanda, yaitu Indisch Bronbeek.

Bahkan, masyarakat senior di daerah Jalan Cipedes Tengah pun masih banyak mengingat peristiwa pembunuhan massal di Indisch Bronbeek semasa akhir tahun 1945 tersebut.  

Namun kini, bekas lokasi Indisch Bronbeek di ujung utara Jalan Sukajadi tersebut sudah tak ada lagi. Bekas lokasinya kini sudah menjadi tempat perbelanjaan.

Baca Juga: [CEK FAKTA]: Beredar Keputusan Tahap Finalisasi CPNS Jalur Khusus Tahun Aggaran 2013-2014 Kementrian PAN RB

Terakhir, sekitar tahun awal tahun 1990-an, bekas lokasi Indisch Bronbeek tersebut masih asli bangunan peninggalan masa kolonial Belanda dan menjadi Komplek Brimob.

Namun, Komplek Brimob kemudian pindah ke Desa Sayang, sekitaran Cileunyi, Bandung.

Deretan makam para korban pembunuhan massal di Indisch Bronbeek (kini Jalan Sukajadi) Bandung dahulu, yang dimakamkan di Ereveld Pandu Bandung.

Berdasarkan catatan dikumpulkan DeskJabar dari sejumlah suratkabar yang tersimpan di Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda, disebutkan, bahwa Indisch Bronbeek merupakan semacam kompleks penampungan bagi para pensiunan militer saat itu.

Namun keberadaan Indisch Bronbeek kemudian menjadi heboh peristiwa pembunuhan massal semasa zaman pergolakan di Indonesia, pada sebuah periode singkat yang disebut Masa Bersiap pada akhir tahun 1945 dan awal tahun 1946.

Baca Juga: Pemerintah Mewajibkan Fintech Wajib Lapor Mulai 1 April 2021

Pada pertengahan Februari 1946, terjadi kegemparan dimana pasukan Inggris mengumpulkan banyak jenazah para korban pembunuhan pada lokasi yang dahulu bernama Indisch Bronbeek tersebut.

Makam para jenazah korban pembunuhan di Indisch Bronbeek tersebut, berada di Ereveld Pandu Bandung. 

Saat DeskJabar berkunjung Ereveld Pandu, Selasa, 16 Februari 2021, ditunjukan Kepala Ereveld Pandu, Dicky Purwadi serta stafnya, A Dermawan, ada 110 nisan makam para korban peristiwa Indisch Bronbeek akhir tahun 1945 tersebut. Ada pula delapan nisan makam, yang dalam masing-masing berisi 5 sampai 6 jenazah.

Baca Juga: Ridwan Kamil Serahkan Kunci Rumah untuk Guru, Cek Syarat Ikut Program Rumah Bataru di Sini

Peta Bandung masing-masing tahun 1930 dan 1935, tampak letak Indisch Bronbeek.

Kisahnya

Beberapa warga senior di Jalan Cipedes Tengah Bandung yang berusia lanjut, kepada DeskJabar, Rabu, 17 Februari 2021, mengatakan, masih mengingat benar peristiwa pembunuhan orang-orang Eropa pada lokasi utara Jalan Sukajadi tersebut pada zaman pergolakan lalu.

Diberitakan, Het Dagblad terbitan 19 Desember 1945 sudah memberitakan, di kawasan Indisch Bronbeek atau disebut pula Bandoeng Nieuw-Bronbeek (nama yang sama ada di Belanda)  dikosongkan.

Pengosongan tersebut, kata berita itu, untuk dilakukan evakuasi 234 orang sisa-sisa orang Eropa yang masih ada di lokasi itu.  

Baca Juga: Sandiaga Uno: Indonesia-Hungaria Jalin Kerjasama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Peristiwa tersebut merupakan rangkaian pertikaian pihak pro-kemerdekaan Indonesia dengan NICA maupun para pendukungnya, yang berupaya mengembalikan pemerintahan Belanda.

Komplek Indisch Bronbeek tahun 1942 Dok BeeldbankWO2 Amsterdam-Museon Belanda

Peristiwa di Bronbeek Bandung itu, diantaranya diberitakan Het Dagblad terbitan 13 Februari 1946,  dengan mengutip kantor berita Aneta, pembunuhan di Indisch Bronbeek, Desa Sukajadi itu dilakukan beberapa kali pada pekan terakhir November dan Desember 1945.  Dalam peristiwa Bronbeek itu terjadi 70 pembunuhan,  sejumlah orang dikenali sebagai pelakunya.

Het Dagblad juga memberitakan, pada 6 Februari 1946,  pencarian para korban terakhir dilakukan oleh gabungan unit infanteri Mahratta, Punjabi, dan Ghurka (pasukan Inggris), juga oleh kelompok Belanda yang terdiri atas polisi, warga Kampung Bojonagara, Lamping, dan Sukajadi.

Kantor Berita Aneta mengabarkan, sebanyak  487 orang Indonesia ditangkap, namun  270 orang dilepaskan lagi, sisanya diperiksa lebih lanjut.  

Pada tahun 1948, sidang yang dilakukan pihak pendudukan Belanda di Bandung, diberitakan Het nieuwsblad voor Sumatra terbitan 23 Juli 1948, memvonis lima orang Indonesia yang didakwa terlibat pembunuhan di Indisch Bronbeek November-Desember 1945 itu. Tiga orang dihukum mati, seorang dihukum seumur hidup, serta seorang lagi dihukum penjara 25 tahun, seorang lagi hanya harus wajib lapor. (Kodar Solihat/DeskJabar) ***

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler