Berekat, Tradisi Hidangan Hajatan Khas Jawa Barat yang Hampir Punah

4 Desember 2020, 19:45 WIB
Hidangan "berekat" /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Diantara masyarakat Jawa Barat yang mengalami masa era sampai tahun 1980-an, biasanya mengingat tradisi hidangan makanan yang disebut “berekat”.

Walau kini sudah sangat jarang, namun segelintir orang di Jawa Barat masih suka membuat hidangan “berekat” ini. Suguhannya, berupa “paket” masakan campur terdiri nasi dengan lauk-pauk semur daging, tumis kentang, oseng cabe hijau, ikan pepetek, bihun, tahu, rebus telur, dan kerupuk mie.

“Berekat” lebih umum dikenal sebagai hidangan disebutkan, yang disimpan dalam kemasan “besek” atau disebut pula “pipiti”.

Berdasarkan catatan DeskJabar, hidangan “berekat” ini sampai tahun 1980-an lalu, sering dijadikan suguhan saat selamatan. Walau menu ini rata-rata sama, namun selalu menjadi buruan masyarakat, apalagi anak-anak.

Sampai awal tahun 1990, besek dan pipiti masih merupakan kemasan terbaik untuk makanan, karena tak membuat makanan menjadi basi dan merupakan kemasan jenis ramah lingkungan.

 “Pada zaman itu, hidangan berekat ini terasa mewah. Namun hidangan berekat ini merupakan kultur penduduk di Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda,” kenang warga Jalan Cipedes Tengah Bandung, Ikah.

Ada pula Marie Fozha, tenaga kerja migran di Hongkong asal Banjaran, Kabupaten Bandung, yang menyebutkan, bahwa ikan asin pepetek, menjadi kesukaan masyarakat dari hidangan “berekat” ini.

Begitu pula karyawati Bank BCA Cabang Matraman Jakarta asal Majalaya, Yani Heryani, yang mengatakan sangat menyukai ikan asin pepetek dari hidangan “berekat” ini.

Pemimpin Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, Noe Firman, juga mengenang zaman keemasan hidangan “berekat” ini di Jawa Barat, yang secara umum menjadi suguhan pada berbagai kabupaten/kota.

“Saya mah paling suka oseng-oseng cabe hijaunya,” ujarnya.

Berdasarkan catatan DeskJabar pula, tradisi hidangan “berekat”, yang dimaksud dengan kemasan besek atau pipiti ini, perlahan mulai “menghilang” sejak tahun 1990-an.

Ini terutama terjadi setelah berkembangnya kemasan hidangan dengan menggunakan dus atau plastik cetakan. Maka penjualan kemasan makanan berupa “besek” atau “pipiti” pun terus berkurang di pasar, walau kini masih tetap ada yang menjual.

Kerinduan sejumlah kalangan terhadap kenangan tradisi semasa tahun 1980-an kembali muncul di Bandung. Beberapa warga sengaja kembali membuat hidangan berupa “berekat” ini untuk suguhan saat selamatan kecil-kecilan.

Tentu saja, bagi masyarakat kekinian, hidangan masakan “berekat” ini banyak yang baru melihatnya. ***

hidangan "berekat" Kodar Solihat

 

 Baca Juga: Sate Jebred, Jajanan Khas Stasiun Kereta Api Cicalengka

Baca Juga: Sate Jebred, Jajanan Khas Orang Sunda

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler