Sate Jebred, Jajanan Khas Orang Sunda

- 19 Oktober 2020, 22:36 WIB
Makanan sate jebred, kiri dan kanan atas buatan Cicalengka, kiri bawah buatan Banjaran serta kanan bawah buatan Tanjungsari. *
Makanan sate jebred, kiri dan kanan atas buatan Cicalengka, kiri bawah buatan Banjaran serta kanan bawah buatan Tanjungsari. * /DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR – Makanan khas jajanan lokal beragam banyaknya pada setiap daerah, termasuk di Jawa Barat. Salah satunya, adalah sate jebred, yang dikenal sebagai jajanan lokal masyarakat Sunda di daerah Bandung dan Sumedang, serta Majalengka dan Cirebon.

Sate jebred adalah sate yang dibuat dari kulit sapi, yang umumnya dibumbui serbuk kelapa. Produksi dan perdagangannya, dilakukan perajin di Kabupaten Bandung, yaitu di Cicalengka dan Banjaran, di Sumedang (Tanjungsari), serta sekitaran jalur Jalan Raya Majalengka-Cirebon.

Para penyuka sate jebred, biasanya dengan menemukan jajanan ini di warung-warung. Namun untuk yang buatan Cicalengka biasanya banyak penjualnya di stasiun kereta api setempat, yang produksi Banjaran di Bandung dijual di Pasar Sederhana (daerah Sukajadi), yang buatan Banjaran dijual di Banjaran dan Dayeuhkolot, serta di Bandung.

Ada pula yang buatan Majalengka diantaranya di Pasar Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi. Namun orang setempat lebih sering menyebutnya dengan sate cek-cek.

Ada perbedaan tampilan dan rasa antara masing-masing sate jebred tersebut, tergantung selera dan kebiasaan masing-masing daerah yang membuat. Biasanya, orang yang ingin membeli sate jebred yang masih baru dari dapurnya, membeli saat subuh pada pasar-pasar tradisional di Bandung, Sumedang, dan Majalengka, sedangkan yang di Cicalengka biasanya tersedia sejak pagi sampai maghrib.

Sate yang buatan Cicalengka umumnya lebih lembut namun rasanya ada yang kemanis-manisan dan ada yang keasin-asinan. Sate jebred buatan Cicalengka warna tampilannya kuning kecokelatan, dimana diantara penjualnya mudah ditemui, biasanya dekat penjual tahu, di depan Stasiun Kereta Api Cicalengka.

Menurut salah seorang penjual sate jebred di Cicalengka, Asep, dan beberapa perajin produksi di Kampung Balong, Desa Waluya, kepada Desk Jabar, Senin, 19 Oktober 2020, produksi sate jebred sudah dilakukan secara turun temurun. Bahan baku kulit sapinya, dibeli dari Garut dan diproduksi di Kampung Balong.  

Di Untuk sate jebred buatan Banjaran, sosok umumnya lebih kering. Namun sama pula ditaburi serbuk kelapa.  

Sedangkan yang buatan Tanjungsari, Sumedang, sosok sate jebred umumnya lebih basah. Kebanyakan sate jebred buatan Tanjungsari ditaburi bumbu basah, namun ada pula yang ditaburi kelapa, dengan warna cokelat pekat.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x