ISRAEL Menggunakan Cara Licik dan Biadab di Gaza, Menggunakan Air Bersih Sebagai Senjata Perang

- 18 November 2023, 08:54 WIB
PBB memperingatkan Israel menghambat pasokan air bersih di Gaza sebagai senjata perang adalah sebuah kejahatan kemanusiaan.
PBB memperingatkan Israel menghambat pasokan air bersih di Gaza sebagai senjata perang adalah sebuah kejahatan kemanusiaan. /news.un.org/

DESKJABAR – Tentara zionis Israel menggunakan cara licik dan biadab dalam penyerangan di Gaza. Bahkan pengamat PBB menyatakan Israel menggunakan air bersih sebagai senjata perang yang mengancam ribuan warga sipil, khususnya anak-anak terancam kematian akibat penyakit.

Sikap iblis Israel dengan menutup akses berbagai bantuan ke Gaza membuat pasokan bahan bakar dan pasokan listrik minim. Hal ini berdampak pada minimnya pengelolaan untuk pasokan air bersih bagi warga Gaza.

Baca Juga: SATU Anak Palestina Terbunuh Setiap 10 Menit Akibat Pemboman Tentara Zionis Israel yang Dibantu Anteknya, AS

“Dampaknya terhadap kesehatan dan kebersihan masyarakat tidak dapat dibayangkan dan dapat mengakibatkan lebih banyak kematian warga sipil dibandingkan dengan jumlah kematian yang sudah sangat besar akibat pemboman di Gaza,” tutur pengamat PBB, Pedro Arrojo-Aguido.

Pedro mengatakan bahwa perampasan air, ditambah dengan pengungsian massal ribuan warga Palestina, adalah skenario sempurna untuk terciptanya epidemi yang sekali lagi hanya akan menghukum orang yang tidak bersalah.

Menurutnya, upaya Israel dengan sengaja merampas kondisi yang dibutuhkan penduduk untuk mempertahankan kehidupan adalah sebuah tindakan pemusnahan dan kejahatan perang.

Untuk itu, Pada Jumat 17 November 2023, dia meminta Israel mengizinkan pasokan air bersih dan bahan bakar masuk ke Gaza sebelum terlambat. Dia memperingatkan Israel untuk tidak menggunakan air sebagai senjata perang yang dinilai sebagai sebuah kejahatan perang.

Berdasarkan hukum internasional, dengan sengaja merampas kondisi yang diperlukan penduduk sipil untuk mempertahankan kehidupan dengan tujuan menghancurkan mereka diklasifikasikan sebagai tindakan pemusnahan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Setiap jam yang berlalu ketika Israel menghalangi penyediaan air minum yang aman di Jalur Gaza, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, membuat warga Gaza berisiko mati kehausan dan penyakit yang berkaitan dengan kurangnya air minum yang aman,” katanya.

Anak-Anak Paling Rentan Akibat Darurat Air

Sementara itu, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)  mengatakan bahwa habisnya pasokan bahan bakar di Gaza, dan kurangnya pasokan listrik, mempunyai dampak buruk, termasuk terhentinya pasokan air, sistem pengelolaan limbah, layanan sanitasi, jaringan komunikasi dan fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Pemkab Tasikmalaya Yakin Tambahan Exit Tol Gataci Bakal Disetujui Pihak PUPR

“Dampaknya terhadap kesehatan dan kebersihan masyarakat tidak dapat dibayangkan dan dapat mengakibatkan lebih banyak kematian warga sipil dibandingkan dengan jumlah kematian yang sudah sangat besar akibat pemboman di Gaza.”

Ia memperingatkan bahwa anak-anak, terutama mereka yang berusia di bawah lima tahun, dan perempuan adalah pihak yang paling menderita akibat darurat air dan sanitasi.

“Korban perang yang sering kali tidak terlihat ini dapat dicegah dan Israel harus mencegahnya,” katanya. “Israel harus berhenti menggunakan air sebagai senjata perang.”

Menurut laporan UNRWA, sekitar 70 persen warga Gaza harus meminum air yang terkontaminasi atau air asin untuk bertahan hidup.

Banyak fasilitas yang berhubungan dengan air di seluruh wilayah yang terkepung telah berhenti beroperasi, termasuk dua stasiun pemompaan limbah umum utama di selatan, dan beberapa lainnya; 60 sumur di Gaza selatan; dua pabrik desalinasi utama, di Rafah dan Jalur tengah; dan instalasi pengolahan air limbah Rafah.

“Masyarakat sudah menderita dehidrasi dan penyakit yang ditularkan melalui air karena konsumsi air yang mengandung garam dan polusi dari sumber yang tidak aman,” kata Arrojo-Agudo.

“Ditambah dengan perpindahan besar-besaran ribuan orang dalam beberapa hari terakhir, ini adalah skenario sempurna untuk epidemi yang sekali lagi hanya akan menghukum orang yang tidak bersalah.”

Baca Juga: Kasus Subang 2021, Misteri Mr Kupluk dan Wanita Buang Sesuatu, Ada Kaitan Denah Ditemukan ?

UNRWA telah memperingatkan bahwa operasi kemanusiaan akan mulai terhenti pada minggu ini karena kekurangan bahan bakar. Hal ini diperlukan untuk menggerakkan berbagai aspek upaya bantuan, termasuk proses desalinasi, pembangkit listrik, peralatan kesehatan, dan truk yang digunakan untuk mengirimkan bantuan penting yang tiba di perbatasan Rafah untuk masyarakat Gaza.

“Kematian anak-anak karena kehausan dan penyakit tidak terlalu kasat mata dibandingkan kematian yang disebabkan oleh bom, namun sama-sama, atau bahkan lebih mematikan,” kata Arrojo-Agudo, seraya mendesak komunitas internasional untuk memastikan bahwa Israel memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian internasional. hukum. ***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Arab News news.un.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x