Sejak menjabat sebagai CEO pada 27 Oktober 2022, Elon Musk telah memberhentikan sekitar setengah dari 7.500 staf, dan menuntut pekerja yang tersisa untuk bekerja lebih keras dan bekerja berjam-jam.
Dia mengawasi pengembangan cepat fitur-fitur baru, seperti pembaruan langganan Twitter Blue yang mencakup verifikasi akun, yang menyebabkan banyak peniruan identitas , termasuk Musk sendiri.
Berita mundurnya ratusan pekerja twitter membuat para pengguna media sosial tersebut khawatir dan menilai platform tersebut sudah berada pada tahap akhir menjelang kematian.
Awal tahapan kematian Twitter sudah diprediksi oleh banyak kalangan sejak Elon Musk membeli perusahaan tersebut seharga 44 miliar dolar AS.
Peristiwa mundurnya ratusan pekerja Twitter telah memunculkan tagar #RIPTwitter, Damn Twitter, dan Twitter HQ dan menjadi trending topic.
Merespon kejadian menggegerkan dunia teknologi digital di AS terebut, seorang anggota Kongres Demokrat, Alexandra Ocasioa-Cortez mengkritik cara penanganan yang dilakukan Elon Musk.
"Berteriak kepada semua pekerja di Twitter," tulisnya kepada 13 juta pengikutnya. "Kalian semua membangun tempat penting untuk koneksi dan pantas mendapatkan yang lebih baik," tambahnya.
Dengan santai, Elon Musk mengakui tentang kejadian eksodus para pekerjanya, dalam cuitan yang ditulisnya.