Network
DESKJABAR – Presiden Jokowi bersama ibu negara terbang ke Rusia dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GIA-1, dan tiba sekitar pukul 11.00 waktu setempat di Bandara Vnukovo II.
Rombongan presiden disambut para pejabat Federasi Rusia dan KBRI. Lawatannya itu sama dengan ke Ukraina yakni melanjutkan lawatan dengan misi perdamaian ke Moskow, Rusia.
Akun instagram @Joko Widodo menyatakan, cuaca cerah menyambut kedatangan rombongan di Bandara Vnukovo II, Moskow.
Presiden Indonesia, Jokowi mengatakan, ia menyampaikan pesan dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Kamis (30 Juni). Putin menjamu Jokowi.
Seperti diketahui, Indonesia memegang pimpinan G20 tahun ini dan sedang bersiap untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak di Bali pada bulan November.
"Saya menyampaikan pesan Presiden Ukraina, Zelensky kepada Presiden Rusia Putin," kata Jokowi setelah berbicara dengan kepala Kremlin dalam komentar yang diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.
Baca Juga: Masyarakat Diimbau Tak Membungkus Daging Qurban dengan Kresek Hitam, Simak Penjelasannya
Jokowi mengambil sikap siap membantu komunikasi antara kedua pemimpin, kendati tidak memberikan rincian tentang sikapnya itu.
"Meskipun situasi eksternal masih sulit, namun tetap penting untuk bergerak menuju penyelesaian dan dialog terbuka," harap Presiden Jokowi di Moskow. Dia mengatakan bahwa negaranya ingin perang segera berakhir.
"Saya menyerukan kepada semua pemimpin dunia untuk menghidupkan kembali semangat kerja sama," lanjutnya.
Baca Juga: KODE REDEEM FF TERBARU di Hari Bhayangkara 1 Juli 2022, yuk Klaim, Tukarkan Segera, Ambil Hadiahnya!
Seperti dikutip DeskJabar.com dari straitstimes.com, Zelensky dari Ukraina mengatakan kepada Presiden Jokowi, dia akan menghadiri KTT G20 mendatang di Bali tergantung pada siapa lagi yang hadir.
Sedangkan Putin pada hari Kamis memuji pembicaraannya dengan Jokowi sebagai cukup produktif.
"Saya yakin kesepakatan yang dicapai hari ini akan semakin memperkuat kemitraan Rusia-Indonesia," ujar Putin.
Presiden Indonesia mengatakan bahwa tanpa ketersediaan pupuk Rusia dan gandum Ukraina, masalah pasokan pangan dunia tidak akan segera membaik. Dan Presiden mengatakan bahwa sanksi terhadap Rusia tidak akan berdampak pada pangan, stok pupuk.
Putin membantah bahwa Moskow memblokir ekspor gandum Ukraina dan mempertanyakan dampak kerugian pertanian Ukraina di pasar pangan global.
"Kami tidak mencegah barang ekspor Ukraina. Militer Ukraina telah menambang di dekat pelabuhan mereka, dan tidak ada yang mencegah untuk membersihkan ranjau, dan kami menjamin keamanan pengiriman biji-bijian dari sana," kata Putin, kepada Presiden Indonesia.
Putin menegaskan kembali bahwa sanksi Barat terhadap Rusia harus diubah karena masalah pasar pangan global dan kenaikan harga.
Presiden Putin juga mengatakan dia berharap Rusia akan mempertahankan posisinya sebagai pengekspor gandum terbesar di dunia. Sampai saat ini, itu menyumbang sekitar seperlima dari penjualan global.***
