RUSIA UKRAINA, Ujian Berat Warga Mykolaiv Ukraina Pasca Perang Kesulitan Air Bersih

- 25 Mei 2022, 14:14 WIB
Ilustrasi Rusia Ukraina, ujian berat warga Mykolaiv Ukraina pasca perang kesulitan air bersih. /Pixabay/Erdenebayar/
Ilustrasi Rusia Ukraina, ujian berat warga Mykolaiv Ukraina pasca perang kesulitan air bersih. /Pixabay/Erdenebayar/ /

DESKJABAR – Rusia Ukraina masih menyisakan kenangan pahit, ketika pemerintahnya harus membangun kembali infrastruktur, sedangkan warga berjibaku mencari air bersih.

Puing bangunan dan kesedihan masih menyelimuti sebagian warga pasca perang Rusia Ukraina.

Betapa tidak, setelah mereka kehilangan bangunan pasca perang Rusia Ukraina kini dihadapkan oleh keadaan kurangnya air bersih, sanitasi, dan banjir.

Ketika sirene serangan udara dan gemuruhnya dentuman artileri terdengar di kejauhan, seorang ibu rumah tangga bernama Anna Bondar, harus berjuang bergiliran dengan tetangganya mengisi air minum di Mykolaiv, sebuah ibukota pelabuhan Ukraina selatan.

Baca Juga: Kenali 3 Jenis Khodam Leluhur, Bisa Jadi Sering Ditemui Sehari-hari, Kata Ustadz Faizar

Ia berjuang mencari air sendirian, karena suaminya (79) masih terbaring di tempat tidur karena sakit. Dua hingga tiga jam Anna bolak balik mengangkut air di tengah kota ke rumahnya. "Saya sangat lelah," akunya.

Dikutip DeskJabar.com dari laman straitstimes.com, sejak pertempuran di sepanjang front selatan, sempat memutuskan saluran pipa air pada bulan April lalu.

Sehingga air tidak sampai ke rumah di banyak daerah. Akibatnya, penduduk telah menghabiskan waktu berminggu-minggu berjalan di sekitar kota untuk menemukan truk air.

Bahkan ada di antara penduduk berkeliling kota dengan sepeda dan yang lain mengemudi kendaraan mencari air.

Baca Juga: Kenali 4 Penyebab Mengapa Manusia Memiliki Banyak Khodam Pendamping, Termasuk Leluhur Yang Menjaga Nur

Kekurangan air hanyalah masalah terbaru dari serangkaian kesulitan yang sekarang melanda dalam kehidupan sehari-hari setelah invasi Rusia.

Banyak kendaraan antri berjam-jam sekedar menunggu bahan bakar, karena beberapa fasilitas stasiun bahan bakar minyak untuk umum hancur saat invasi Rusia.

Banyak toko tetap tutup, bisnis tutup, dan sekolah melakukan daring dengan jutaan orang mengungsi dalam tiga bulan terakhir.

Tuntutan hidup selama masa perang sangat melelahkan.

"Saya punya keluarga berempat. Bisakah Anda bayangkan berapa banyak air yang kita butuhkan untuk mencuci, memasak makanan, membuat teh?" tanya Valeriy Baryshev (27), seorang tukang roti sambil mengikatkan kendi berisi air minum ke bagian belakang sepedanya.

Baca Juga: SUBANG DETIK INI: Yosep dan Danu Saling Serang Bongkar Rahasia, Pengamat Hukum Bicara Siapa Pelakunya

"Saya harus mengambil sekitar 120 liter per hari," katanya, termasuk apa yang dia butuhkan untuk toko rotinya.

Para pejabat militer mengatakan, mungkin perlu satu bulan lagi atau mungkin lebih sebelum kota itu mendapatkan kembali akses reguler melalui air keran.

"Kami sedang mencoba untuk memecahkan masalah ini," kata Kapten Letnan Dmytro Pletenchuk dari administrasi militer regional Mykolaiv kepada AFP.

"Ini adalah proses yang memakan waktu yang melibatkan penyelesaian banyak masalah teknis, pengeboran sumur, pengorganisasian pekerjaan, dan pembersihan air," katanya lagi.

Sampai saat itu, warga akan terpaksa mencari makan atau membeli air minum dalam kemasan, dengan biaya besar bagi mereka yang tidak bisa bekerja karena perang.

Baca Juga: Indonesia vs Vietnam Bertarung Lagi, Setelah di SEA Games 2022 Kali Terjadi di Kualifikasi Piala Asia, Kapan ?

"Kadang-kadang saya datang kesini dua hari sekali, kadang dua kali sehari," kata Viktor Odnutov (69).

"Ini menakutkan, baik secara moral maupun fisik. Syukurlah saya bisa membawa sekitar 20 liter. Tapi ketika punggung saya sakit, saya bahkan tidak bisa membawa botol lima liter," kata seorang pensiunan itu.

Volodymyr Pobedynskyi (82) mengatakan, dia sering pergi sendirian untuk mengambil air untuk memasak, membersihkan, dan lain-lain.

"Alhamdulillah saya tidak takut panas. Tubuh saya sudah terbiasa," katanya.

"Itu membuat saya sangat sedih," katanya kepada AFP, mengenang perjalanan yang sering dia dan istrinya gunakan untuk pulang ke rumah untuk bertemu keluarga dan teman-teman.

Baca Juga: ANALISA TERKINI KASUS SUBANG Terbongkar, Bukan Yosef, Yoris, Danu, Para Pakar Menunjuk Pelakunya Ini

"Kami akan membantu orang tua kami, menjaga kebun mereka dan membantu beberapa perbaikan," katanya.

"Sekarang kita bahkan tidak bisa pergi ke sana untuk merawat kuburan mereka," lanjutnya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x