Perang Rusia Ukraina, Rusia Minta Kompensasi Pembayaran Listrik dari Ukraina

- 20 Mei 2022, 07:32 WIB
Ilustrasi Perang Rusia Ukraina, Rusia minta kompensasi pembayaran listrik dari Ukraina.
Ilustrasi Perang Rusia Ukraina, Rusia minta kompensasi pembayaran listrik dari Ukraina. /Pixabay/metaliza01/

 

DESKJABAR – Setelah dilakukan gencatan senjata pada perang Rusia Ukraina, dan mengevakuasi ribuan warga sipil dari lokasi pabrik baja di Mariupol, kini muncul masalah baru mengenai listrik tenaga nuklir.

Sebelumnya, warga Ukraina dihadapkan kepada masalah kelangkaan obat, jaringan listrik terbakar, banjir air melalui kuburan massal, yang telah menimbulkan ketakutan akan penyakit seperti kolera, dll.

Bahkan masalah jaringan listrik terbakar pada perang Rusia Ukraina yang dihadapi belum selesai, kini muncul masalah baru yaitu pihak Rusia minta kompensasi mengenai listrik.

Seperti dilansir DeskJabar.com dari laman straitstimes.com, Rusia telah mengisyaratkan untuk memutuskan Ukraina dari pembangkit nuklir terbesar di Eropa, kecuali Kyiv karena sanggup membayar listrik kepada Moskow.

Baca Juga: Rusia Ukraina, Kekhawatiran Baru di Mariupol karena Sanitasi Memburuk dan Kekurangan Tenaga Medis

"Jika sistem energi Ukraina siap menerima dan membayar, maka (pembangkit) akan bekerja untuk Ukraina. Jika tidak, maka (pembangkit) akan bekerja untuk Rusia," kata Wakil Perdana Menteri Rusia, Marat Khusnullin selama perjalanan ke wilayah setempat pada Rabu (18 Mei), demikian kantor berita Rusia melaporkan.

Pernyataannya muncul setelah pejabat Rusia mengindikasikan bahwa Moskow bermaksud untuk tetap berada di wilayah yang dikontrolnya di Ukraina selatan, seperti wilayah Kherson dan sebagian besar Zaporizhzhia.

"Kami memiliki banyak pengalaman bekerja dengan pembangkit listrik tenaga nuklir, kami memiliki perusahaan di Rusia yang memiliki pengalaman ini," kata Khusnullin.

Dia mengatakan, tidak ada keraguan bahwa pabrik Zaporizhzhia akan tetap beroperasi. Badan nuklir Ukraina Energoatom mengatakan pada hari Kamis bahwa pembangkit tersebut terus memasok jaringan listrik nasional.

Baca Juga: Rusia Kirim Teror Udara Ke Inggris, Sinyal Perang Eropa Bisa Terjadi, Amerika Naikkan Anggaran Perang

Sementara itu, "Rusia tidak memiliki kapasitas teknis untuk memasok energi dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia ke Rusia atau Krimea," kata juru bicara Energoatom Leonid Oliynyk kepada AFP.

"Ini membutuhkan biaya dan waktu. Dan dalam satu atau dua bulan kami akan memiliki segalanya di bawah kendali Ukraina lagi," tambahnya.

Mr Oliynyk mengatakan, Rusia tidak memiliki hak dan kemampuan untuk memutuskan pasokan listrik ke Ukraina, karena Ukraina mengontrol semua peralatan.

Pada tahun 2021, sebelum pecahnya konflik, pembangkit listrik tersebut menyumbang seperlima dari produksi listrik tahunan Ukraina, dan hampir setengah dari listrik yang dihasilkan di pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu.

Tentara Rusia pada awal Maret mengambil alih pabrik di kota Enerhodar, yang dipisahkan oleh sungai Dnipro dari ibukota regional Zaporizhzhia yang masih di bawah kendali Kyiv.

Kemudian setelah bentrokan meletus di pabrik pada hari-hari pertama konflik, meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan bencana nuklir di negara tempat reaktor nuklir meledak di pabrik Chernobyl pada 1986.

Baca Juga: Perang Rusia Ukraina, Pasukan Ukraina Mengungsi dari Mariupol, Menyerahkan Kendali Kekuasaan kepada Rusia

Mr Khusnullin lebih lanjut mengisyaratkan bahwa Rusia ada di sana untuk tinggal.

"Saya menganggap bahwa masa depan wilayah ini adalah bekerja di dalam keluarga Rusia yang ramah. Itu sebabnya saya datang ke sini, untuk membantu integrasi sebanyak mungkin," katanya.

Pejabat Rusia dan pihak berwenang yang ditunjuk Moskow mengatakan pekan lalu bahwa wilayah Ukraina Kherson, di semenanjung Krimea yang dicaplok, kemungkinan akan menjadi bagian dari Rusia.

Saat meluncurkan kampanye Ukraina, Putin telah meyakinkan bahwa Rusia tidak berusaha untuk menduduki wilayah Ukraina.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x