Kisah Pilu Anak - Anak Panti Asuhan di Ukraina Selatan, Trauma Fisik dan Psikis Bisa Dirasakan Seumur Hidup

- 9 Maret 2022, 18:11 WIB
Anak di Ukraina menjadi korban konflik, bisa trauma fisik dan psikis.
Anak di Ukraina menjadi korban konflik, bisa trauma fisik dan psikis. /: who.int/

 

 

DESKJABAR - Konflik Rusia - Ukraina menyisakan kisah pilu anak - anak di Panti Asuhan Kherson Ukraina Selatan.

Perang memang selalu menyisakan kesengsaraan bagi penduduk, terutama anak -anak. Begitu juga di Ukraina.

Anak yang notabene harapan masa depan sebuah bangsa selalu jadi korban dalam sebuah peperangan.

Demikian juga konflik Rusia - Ukraina, menjadikan anak rentan terhadap serangan.

Baca Juga: Bolehkah Wanita Hamil dan Ibu Menyusui tak Puasa Ramadhan? Ini Bahasan Ustadz Adi Hidayat

Ujung - ujungnya trauma fisik dan psikis bisa saja menimpa anak - anak Ukraina tersebut, yang entah kapan bisa pulih.

Disarikan dari laman who.int, 5 Maret 2022, anak - anak di Ukraina, tepatnya di sebuah panti asuhan bernama Kherson, paling rentan.

Padahal di panti Ukraina tersebut, sedianya merupakan rumah aman dan nyaman untuk para anak yang terpisah dari orangtua mereka.

Irina, seorang psikolog anak yang bekerja di panti asuhan di Kherson, Ukraina selatan menyebutkan, sebetulnya rumah itu adalah tempat perlindungan bagi anak - anak yang orangtuanya berada dalam situasi kehidupan yang sulit.

Baca Juga: PERSIB TERKINI, Misi Balas Dendam Diusung Beckham Putra Saat Persib Bentrok dengan Arema

Para orang tua itu tidak mampu berperan dan bertanggung jawab sebagai orangtua.

Anak -anak itu ada yang telah ditinggalkan orangtuanya. Atau terpaksa terpisah dari orangtuanya karena hak orang tuanya dirampas karena alasan hukum.

“Saat ini kami memiliki 58 anak dalam pengasuhan kami, mulai dari bayi kecil berusia beberapa bulan hingga usia 4 tahun,” kata Irina.

“Kami juga memiliki kelompok anak-anak cacat. Peran saya biasanya adalah membantu mengembangkan kemampuan bicara, perhatian, dan ingatan anak - anak," lanjutnya.

Baca Juga: Anak Selalu Dijaga Allah, Segala Penyakit Sembuh, Bacakan 1 Surat Ini Berkali-kali, Kata Syekh Ali Jaber

Namun, akhir-akhir ini ia dan semua rekan kerjanya melakukan semua yang mereka bisa untuk membantu memberi makan, membersihkan, dan melindungi anak - anak.

“Ketika penembakan dimulai, kami membawa anak-anak ke ruang bawah tanah, tetapi di bawah sana sangat mengerikan,” kata Irina.

“Kami telah membawa mereka ke salah satu gereja, kini mereka di sana.”

Kemarin, 1 Maret 2022, lanjut Irina adalah hari yang mengerikan bagi mereka.

"Penembakan semakin intensif dan kami mendengar suara tembakan. Kami meminta semua orang, agar menolong dan membiarkan kami meninggalkan kota dan membawa anak-anak ke tempat yang aman," ungkapnya.

Baca Juga: Setan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan, Begini Kata Ustadz Abdul Somad

Perang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik anak - anak, dengan konsekuensi yang berpotensi trauma seumur hidup.

"Itulah sebabnya anak-anak harus dilindungi dari bahaya selama situasi konflik dan tidak pernah menjadi sasaran," tulis laman who.int.

Sejak dimulainya serangan militer di Ukraina, WHO telah menyerukan untuk melindungi hak atas kesehatan dengan cara apa pun.

Kekerasan yang meningkat ini, mengakibatkan kematian dan cedera warga sipil dan telah memakan korban kesehatan mental yang tinggi, termasuk bagi anak-anak. Hal itu tidak dapat diterima.

Perlindungan warga sipil harus menjadi prioritas nomor satu dan kewajiban di bawah hukum humaniter dan hak asasi manusia internasional.***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x