Ratusan Kuburan Pribumi yang Tak Bertanda Ditemukan di Kanada, Sebagai Penemuan Mengerikan

- 24 Juni 2021, 11:02 WIB
Lokasi ratusan kuburan tak bertanda ditemukan di Kanada
Lokasi ratusan kuburan tak bertanda ditemukan di Kanada /Antara

DESKJABAR - Sebuah kelompok pribumi Kanada mengumumkan "penemuan mengerikan dan mengejutkan" ratusan kuburan tak bertanda di lokasi bekas sekolah asrama, hanya beberapa minggu setelah penemuan jasad anak-anak lain mengguncang negara itu.

Kelompok masyarakat pribumi tersebut, tampaknya sedang mencari jejak-jejak bangsa mereka yang tewas pada masa lalu. Diduga, mereka tewas karena dihabisi orang-orang pendatang yang kemudian ingin menguasai Kanada.

Federasi Bangsa-Bangsa Pribumi Berdaulat mengatakan dalam sebuah pernyataan diumumkan, pada Rabu, 23 Juni 2011, menyebutkan, bahwa jumlah kuburan tak bertanda yang baru ditemukan itu adalah "yang paling signifikan hingga saat ini di Kanada." dikutip Antara dari Reuters.

Namun, pernyataan tersebut dari mereka tidak menyebutkan angka jumlahnya.

Baca Juga: Pengadilan China Hentikan Lelang Kartu Yu-Gi-Oh Milik Koruptor karena Tidak Wajar

Kelompok itu mengatakan akan mengumumkan pada konferensi pers pada Kamis, 24 Juni 2021, pagi "penemuan yang mengerikan dan mengejutkan dari ratusan kuburan tak bertanda di lokasi bekas Sekolah Asrama Indian Marieval" di Saskatchewan.


Penemuan beberapa pekan yang lalu jasad 215 anak-anak pribumi di lokasi sekolah asrama lain untuk anak-anak pribumi di Kamloops, British Columbia, memaksa Kanada untuk menghadapi warisan sistem yang buruk dan melenyapkan kultur pribumi.

Antara 1831 dan 1996, sistem sekolah asrama Kanada secara paksa memisahkan sekitar 150.000 anak pribumi dari keluarga mereka. Mereka kekurangan gizi dan dilecehkan secara fisik dan seksual dalam apa yang disebut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi negara itu sebagai "pemusnahan budaya" pada 2015.

Baca Juga: Cikadu, Cianjur, Melihat Pemandangan Eksotis dari Mess Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar

Para penyintas yang berbicara dengan Reuters mengingat kelaparan terus-menerus dan kesepian yang menghantui, dan sekolah-sekolah dijalankan dengan ancaman dan acap menggunakan paksaan.

Pemerintah federal Kanada meminta maaf atas sistem tersebut pada 2008. Gereja Katolik Roma, yang mengelola sebagian besar sekolah-sekolah itu, belum meminta maaf. Awal bulan ini, Paus Fransiskus mengatakan dia sedih, sebuah pernyataan yang dibantah oleh para penyintas. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: REUTERS ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x