AS Minta Jepang, China, dan Korea Selatan Lepas Minyak Mentah Cadangan, Berikut Tanggapan 3 Negara Tersebut

19 November 2021, 14:00 WIB
Harga minyak yang melambung dorong Biden untuk mengajak negara lain melepaskan cadangan minyak mereka ke pasar /Pixabay/Gordon Johnson/

DESKJABAR - Laporan Reuters mengatakan pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden telah meminta Jepang dan negara-negara besar lainnya untuk mempertimbangkan melepaskan cadangan minyak mentah mereka dalam upaya terkoordinasi untuk menurunkan harga energi global.

Pada hari Rabu, 17 November 2021, artikel Reuters melaporkan bahwa administrasi Biden membahas kemungkinan pelaksanaan rencana pelepasan terkoordinasi dari persediaan minyak cadangan milik Jepang, Korea Selatan, India dan China.

Pada hari sama, Presiden Biden meminta Komisi Perdagangan Federal untuk melihat kemungkinan "perilaku ilegal" oleh perusahaan minyak dan gas yang menyebabkan lonjakan harga gas.

Baca Juga: VIRAL Yana Sumedang Prank Se-Indonesia, Hilang di Cadas Pangeran Ketemu di Cirebon, Jadi Olok-olok Netizen

Harga minyak mentah global diperkirakan akan tetap tinggi setelah sekelompok negara penghasil minyak utama memutuskan untuk tidak menaikkan produksinya pada Desember di luar rencana mereka saat ini. 

Organisasi Negara Pengekspor Minyak, atau  Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), yang dipimpin oleh Arab Saudi, dan negara-negara non-OPEC, termasuk Rusia, membuat keputusan tersebut awal bulan ini.

Di AS, harga bensin berada pada level tertinggi dalam tujuh tahun dan harga konsumen di bulan Oktober melonjak pada laju tercepat dalam lebih dari 30 tahun.

AS dan sekutunya telah mengoordinasikan pelepasan cadangan minyak strategis sebelumnya, misalnya pada tahun 2011 selama perang di anggota OPEC Libya.

Namun proposal saat ini merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi OPEC karena melibatkan China, importir minyak mentah terbesar di dunia.

Seorang pejabat kementerian industri Jepang yang dikutip Reuters mengatakan Amerika Serikat telah meminta kerja sama Tokyo dalam menangani harga minyak yang lebih tinggi.

Namun pejabat tersebut tidak dapat mengonfirmasi apakah permintaan itu termasuk pelepasan stok yang terkoordinasi. 

Secara hukum, Jepang tidak dapat menggunakan rilis cadangan untuk menurunkan harga, ujar pejabat itu.

Baca Juga: Tampil Gahar dengan More Practice Emote, Catat Kode Redeem FF Spesial Emote 19 November 2021

Biro cadangan negara China mengatakan sedang mengerjakan pelepasan cadangan minyak mentah meskipun menolak untuk mengomentari permintaan AS.

Sementara itu seorang pejabat Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa Amerika Serikat telah meminta Seoul untuk melepaskan beberapa cadangan minyak.

"Kami meninjau permintaan AS secara menyeluruh, namun kami tidak melepaskan cadangan minyak karena kenaikan harga minyak.” ujar pejabat dari Korea Selatan seperti yang dikutip Reuters.

“Kami dapat melepaskan cadangan minyak jika terjadi ketidakseimbangan pasokan, tetapi tidak untuk menanggapi kenaikan harga minyak," ujar pejabat tersebut menambahkan.

Menurut sumber AS yang berpartisipasi dalam diskusi, pelepasan cadangan bahan bakar yang dibutuhkan AS sebelum berpotensi memiliki pengaruh terhadap harga pasar perlu mencapai 20 juta hingga 30 juta barrel. 

Pelepasan semacam itu bisa dalam bentuk penjualan atau pinjaman dari Cadangan Minyak Strategis AS (Strategic Petroleum Reserve atau SPR), atau dari keduanya.

SPR ini adalah cadangan minyak bahan bakar pada 1970-an setelah Embargo Minyak Arab untuk memastikan Amerika Serikat memiliki pasokan cukup untuk menghadapi keadaan darurat.

Baca Juga: KODE REDEEM FF Edisi 18 November 2021, Gratis Skin SG Panjang, Emote, Diamond & Weapon Royale Voucher, Dll

OPEC dan produsen lain termasuk Rusia, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, telah menambahkan sekitar 400.000 barel per hari ke pasar setiap bulan. 

Tetapi mereka menolak seruan Biden untuk meningkatkan pasokan lebih cepat, dengan alasan rebound permintaan yang kemungkinan bisa rapuh.

Mohammad Barkindo, Sekretaris Jenderal OPEC, mengatakan pada hari Selasa 16 November bahwa dia memperkirakan surplus pasokan global akan muncul segera setelah Desember.

"Ini adalah sinyal bahwa kita harus sangat, sangat berhati-hati," ujar Barkindo kepada wartawan. ***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: NHK World Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler