Kelompok Muslim AS Serukan Diakhirinya Hubungan dengan Kelompok Zionis Israel

17 Mei 2021, 13:01 WIB
Warga berunjuk rasa untuk solidaritas Palestina di Washington /Middle East Eye/Umar Farooq/

DESKJABAR – Kelompok-kelompok muslim di AS menyerukan diakhirinya kerjasama dengan kelompok zionis dan pro-Israel, dan mengutuk pemerintah Jo Biden dengan bantuan 3,8 miliar dolar AS per tahun kepada Israel yang dinilai digunakan untuk mendukung kebiadaban zionis Israel.

Bantuan tersebut dikhawatirkan digunakan untuk mendukung kebijakan biadab zionis Israel untuk menggusur rakyat Palestina dari tanahnya sendiri.

Di saat Joe Biden menggelar acara makan bersama untuk perayaan Idulfitri di Gedung Putih pada Minggu 16 Mei 2021, kelompok-kelompok Muslim melakukan boikot acara tersebut.

Baca Juga: PLN Berhasil Pulihkan 100 Persen Kelistrikan di NTT yang Rusak Akibat Tropis Seroja

Pada saat bersamaan mereka menggelar pertemuan virtual dengan sejumlah kelompok solidaritas Palestina.

Dalam pertemuan tersebut, mereka mengutuk pemerintahan Biden karena terus memberikan persetujuan diam-diam terhadap kebijakan Israel, termasuk perang di Gaza, penyerbuan Masjid al-Aqsa, dan upaya untuk menggusur warga Palestina di Yerusalem.

Setidaknya 181 warga Palestina telah terbunuh oleh serangan udara Israel di Gaza, termasuk 52 anak-anak pada hari Minggu. Sepuluh orang telah tewas di Israel dari roket yang ditembakkan dari daerah kantong yang dikepung.

Baca Juga: Perdagangan di Garut Mulai Kembali Normal Pasca Lebaran 2021

Pertemuan virtual dihadiri oleh banyak pembicara dari berbagai latar belakang, mulai dari seniman, pengacara, insinyur, hingga penyelenggara dan pejabat terpilih.

Dalam pertemuan itu, AMP, American Muslim Bar Association, Council on American-Islamic Relations (CAIR), dan Jetpac Resource Center, mendesak Muslim di AS agar tidak bekerja dengan kelompok pro-Israel yang menyerang aktivis hak asasi Palestina, seperti dengan Anti-Defamation League (ADL).

ADL menampilkan dirinya sebagai kelompok hak-hak sipil terkemuka, tetapi lebih dari seratus organisasi hak asasi manusia  menyerukan boikot terhadap organisasi ini mengingat pemahaman yang berkembang tentang praktik-praktik berbahaya yang  dilakukan ADL.

Baca Juga: Ternyata Biji Semangka Manfaatnya Luar Biasa, Ketelan pun Tak Masalah

ADL memiliki sejarah panjang dalam menggambarkan gerakan hak-hak Palestina sebagai antisemit, dan secara historis bekerja sama dengan lembaga penegakan hukum AS untuk memata - matai  kelompok Arab-Amerika.

Raja Abdulhaq, seorang pemimpin di Majlis Ash-Shura: Dewan Kepemimpinan Islam New York, meminta komunitas Muslim di AS untuk mengantarkan era baru mobilisasi politik yang mengakhiri pekerjaan atau keterlibatan apa pun dengan kelompok-kelompok semacam itu.

Linda Sarsour, seorang aktivis Palestina-Amerika terkemuka, mengatakan sudah waktunya untuk mulai memanggil orang-orang yang bekerja dengan organisasi semacam itu.

Baca Juga: Geopark Ciletuh, Palabuhanratu, dan Objek Wisata Lain di Sukabumi Ditutup Sementara, Simak Alasannya

"Jika Anda adalah organisasi Muslim yang menormalkan hubungan dengan organisasi yang secara tidak menyesal atau tegas mendukung Negara Israel, Anda bukanlah saudara laki-laki dan perempuan saya dalam Islam. Saya tidak ingin berorganisasi dengan Anda. Saya tidak ingin berbicara di konvensi Anda," tuturnya.

Kritik kebijakan AS

Seorang pimpinan kekayaan intelektual yang berbasis di AS, Anas Farra, yang saat ini berada di Gaza, mengajak masyarakat AS mengritik kebijakan AS kepada Israel.

"Kami tidak membutuhkan alat bantu pita, banyak orang telah berbicara dengan saya dan mengatakan bagaimana kami dapat membantu? Bagaimana saya dapat mengirim 100 atau 200 dolar? Tidak, saya tidak membutuhkan itu," kata Anas Farra.

Baca Juga: Timnas Indonesia Dini Hari Tadi Terbang Menuju UEA, Lima Pemain Berangkat Terpisah

"Saya ingin Anda melepaskan peluru dari punggung saya, dan berhenti mengaktifkan penindas itu dengan uang pajak Anda sendiri," katanya.

Sebaliknya, mereka meminta individu untuk menekan pejabat terpilih mereka untuk menyerukan diakhirinya bantuan tahunan 3,8 miliar dolar AS yang diberikan AS kepada Israel, dan untuk menekan anggota parlemen mereka untuk berbicara atas hak-hak rakyat Palestina.

Beberapa anggota parlemen AS, termasuk Rashida Tlaib, Ilhan Omar, dan Cori Bush, telah berbicara menentang bantuan militer AS ke Israel, dan RUU baru dari anggota Kongres Betty McCollum berusaha untuk melarang bantuan militer Amerika ke Israel dari mendanai aneksasi atau pembongkaran rumah warga Palestina.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Middle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler