Sering Mimpi Buruk Soal Virus Corona, Inilah Hasil Penelitian Guru Besar Psikologi Harvard Medical School

- 10 Oktober 2020, 16:08 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay.com/PIRO4D /
DESKJABAR - Mimpi adalah bunga tidur. Akan tetapi, ternyata, pandemi Covid-19 yang belum juga mereda membuat semakin banyak orang di dunia mengalami mimpi buruk.

Studi yang dikutip laman livescience.com melaporkan sejumlah responden di Amerika Serikat, Finlandia, Italia, Kanada, dan beberapa negara lain mengalami hal serupa. Ada yang bermimpi berada di kerumunan tanpa masker, ada yang bermimpi tertular virus corona, dan sebagainya.

Profesor Psikologi Harvard Medical School yang memimpin studi tersebut, Deirde Barrett mengatakan, mimpi tertular virus di masa pandemi sangatlah unik dibandingkan dengan pengalaman stres akibat peristiwa besar lainnya.

"Saya tak pernah menyaksikan yang seperti ini setelah peristiwa Perang Dunia II atau peristiwa 11 September," ujar Barrett.

Baca Juga: Pandemi Virus Corona, Orang Miskin Bertambah 115 Juta Orang, Orang Kaya Diuntungkan

Hasil studi Barrett tersebut dipublikasikan dalam jurnal Dreaming pada 25 September 2020. Ia menyurvei 2.888 responden pria dan wanita yang mengalami mimpi antara 23 Maret hingga 15 Juli 2020. Sebanyak 2.000 responden warga Amerika Serikat, sisanya berasal dari 85 negara.

Mimpi adalah bidang studi yang menarik, kata Barrett kepada Live Science, karena mimpi mencerminkan kekhawatiran dan kecemasan batin, tetapi dengan cara yang sangat dramatis.

Mimpi buruk juga terkadang memicu empati. Misalnya, pemimpi yang disurvei oleh Barrett mengalami mimpi buruk ketika dia mengetahui seluruh siswa kelasnya yang berusia 10 tahun datang ke rumahnya, dan dia bertanggung jawab untuk mendidik mereka di rumah selama sisa tahun itu. Orang-orang yang mendengar mimpi itu segera memahami wanita mengalami kecemasan di kehidupan nyata akan penutupan sekolah selama pandemi.

Baca Juga: Budidaya Gurame, Peternak Ikan Ciamis Bisa Raup Jutaan Rupiah

Untuk penelitian Barrett, yang diterbitkan di bagian khusus mimpi Covid-19 pada 25 September 2020 di jurnal Dreaming, ia mensurvei 2.888 pria dan wanita tentang mimpi mereka antara 23 Maret dan 15 Juli 2020. Sekitar 2.000 responden adalah orang Amerika, sisanya berasal dari 85 negara lain.

Konsisten dengan penelitian sebelumnya tentang situasi krisis, Barrett menemukan bahwa orang mengingat lebih banyak mimpi selama pandemi dibandingkan dengan pra-pandemi.

Stres cenderung membuat mimpi lebih intens, kata Barrett. Dengan kerja dari rumah dan penutupan tempat kerja, orang-orang juga melaporkan tidur lebih lama begitu pandemi dimulai. Mereka yang tidur lebih lama melaporkan mengingat lebih banyak mimpi.

"Itu karena lamanya siklus mimpi memanjang semakin lama sesi tidur berlangsung," ujar Barrett.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Pupuk Bersubsidi Tanpa Kartu Tani, Dinas Pertanian Beri Penjelasan

Namun, jika mimpi buruk terus hadir di malam hari dan menyebabkan stres, imsomnia, hingga aktivitas Anda terganggu, Anda disarankan untuk memeriksakannya ke dokter secara langsung.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Halodoc LiveScience Alodokter.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x